Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potala Palace, Lhasa
Potala Palace, Lhasa (unsplash.com/raimondklavins)

Lhasa, ibu kota Tibet yang dijuluki sebagai Tempat Para Dewa. Kota ini menarik wisatawan yang ingin bertualang, menikmati keindahan alam, budaya, sekaligus spiritual. Dulunya pernah disebut sebagai Kota Terlarang, karena sulit diakses orang asing. Namun, kini telah menjadi wisata budaya dan sejarah Tibet.

Bagi kamu yang berencana liburan ke Lhasa, sebaiknya pilih waktu terbaik sesuai dengan preferensi pribadi. Pasalnya, setiap musim di Lhasa akan memberikan nuansa berbeda. Lantas, kapan waktu terbaik mengunjungi Lhasa? Baca artikel ini sampai selesai, ya!

1. Musim semi (April–Mei)

Musim semi menjadi salah satu waktu terbaik untuk mengunjungi Lhasa, karena suhunya mulai hangat dan cuaca relatif cerah. Suhu rata-rata pada musim ini antara 12–20 derajat Celsius pada siang hari. Pemandangannya semakin indah dengan vegetasi yang mulai menghijau, bunga persik dan plum yang bermekaran.

Tujuan wisata yang sering dikunjungi saat musim semi, yakni Pabonka, biara kuno di pegunungan utara Lhasa. Tempat ini menawarkan harmoni situs bersejarah dengan bunga persik yang bermekaran. Selain itu, kamu juga bisa mengunjungi Alun-alun Istana Potala untuk menikmati hangatnya sinar matahari dan puncak Gunung Sera Utse saat senja.

Kalau kamu ingin menyaksikan kemeriahan budaya, bisa berkunjung pada akhir Mei hingga awal Juni. Pada waktu ini akan bertepatan dengan Festival Saga Dawa, seluruh kota akan dipenuhi pernak-pernik keagamaan. Warga Tibet akan mengenakan pakaian adat, melantunkan mantra, dan memberikan persembahan.

2. Musim panas (Juni–Agustus)

Potala Palace, Lhasa saat musim panas (unsplash.com/xela9998)

Kalau kamu baru pertama kali ke Lhasa, musim panas bisa menjadi waktu terbaiknya. Pada musim ini, suhunya cukup hangat dan lembap yang lebih bersahabat untuk orang tropis. Suhu pada siang hari antara 20–23 derajat Celsius, tetapi saat malam hari bisa turun signifikan menjadi 10 derajat Celsius.

Musim panas di Lhasa juga sering disebut musim hujan. Namun, seringkali hujan hanya terjadi saat malam hari, setelah itu kembali cerah ketika siang hari. Kondisi ini membuat padang rumput subur dan hijau, udara segar, dan kadar oksigen tinggi. 

Kamu akan disuguhi sapi dan domba yang merumput dengan santai. Selain itu, musim panas juga menjadi waktu yang sempurna untuk hiking dan mengunjungi wisata alam. Berbagai festival juga berlangsung selama musim panas, seperti Festival Shoton dan pertunjukan opera Tibet di Norbulingka.

Layaknya di negara empat musim lainnya, musim panas juga menjadi peak season di Lhasa. Wisatawan domestik meningkat, karena bersamaan dengan liburan sekolah. Jika kamu ingin ke Lhasa saat musim panas, sebaiknya memesan akomodasi maupun paket tur 1–2 bulan sebelumnya.

3. Musim gugur (September–November)

Ingin melihat Lhasa dengan pemandangan paling menakjubkan? Berkunjunglah saat musim gugur, waktu terbaik selain musim semi. Saat musim gugur, suhu siang hari berkisar antara 17–20 derajat Celsius dan malam hari yang lebih sejuk.

Perubahan warna dedaunan ketika musim gugur membuat hutan dan pegunungan menjadi keemasan. Kamu bahkan bisa melihat keindahan musim gugur di sepanjang jalan raya dari bandara ke pusat Kota Lhasa. Sinar matahari juga melimpah, membuat kota ini hangat dan curah hujan rendah.

Danau-danau seperti Namtso dan Tamdroktso semakin memukau dengan airnya yang sebening kristal serta kebiruan. Musim gugur menjadi waktu favorit para fotografer yang ingin mengabadikan momen tidak terlupakan, terutama keindahan alamnya. Selain itu, menjadi waktu yang ideal untuk hiking.

4. Musim dingin (Desember–Maret)

Potret persiapan perayaan Losar, Tahun Baru Tibet (commons.wikimedia.org/Ailiajam)

Jika kamu menginginkan suasana yang lebih tenang dan gak masalah dengan suhu dingin, maka berkunjunglah saat musim dingin. Suhu rata-rata di Lhasa pada musim dingin hanya 8–15 derajat Celsius saat siang hari. Kemudian, akan turun signifikan hingga -7 derajat Celcius pada malam hari. 

Udaranya kering dan radiasi ultraviolet lebih intens. Namun, tempat wisata lebih sepi dan harga akomodasi lebih terjangkau dibandingkan musim lainnya. Pada musim dingin juga menjadi musim ziarah tradisional di Tibet.

Kamu akan melihat para peziarah dari seluruh penjuru beribadah dengan khusyuk. Selain itu, kamu masih bisa menikmati berendam di sumber air panas sambil melihat pemandangan pegunungan yang tertutup salju. Tempat-tempat yang bisa dikunjungi antara lain Taman Zongjiao Lukang, Cagar Alam Bangu Leher Hitam Linzhou, Barkhor Street, dan Kuil Jokhang saat Festival Butter Lamp maupun Losar.

Kesimpulannya, kamu bisa mengunjungi Lhasa sepanjang tahun sesuai dengan itinerary dan suasana yang diinginkan. Musim semi dan musim gugur adalah waktu terbaik untuk menikmati panorama alamnya. Sementara itu, musim panas ideal untuk yang pertama kali ke Lhasa dan musim dingin untuk yang suka ketenangan serta nuansa religius lebih kental.

Musim mana yang kamu banget, nih?

Editorial Team