Kenapa Gunung Raung Tidak Cocok untuk Pendaki Pemula?

- Trek Gunung Raung terlalu ekstrem dan menguras fisik
- Membutuhkan keahlian teknik panjat tebing
- Harus didampingi guide dan pendaki berpengalaman
Gunung Raung menjadi salah satu gunung paling ekstrem di Pulau Jawa. Terletak di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, gunung ini menawarkan pemandangan kawah megah yang luar biasa.
Jangan sampai kamu salah memilih trek, karena Gunung Raung memang terkenal punya jurang yang dalam. Buat kamu yang baru mulai dunia pendakian, Gunung Raung bukan pilihan tepat. Kira-kira, kenapa Gunung Raung tidak cocok untuk pendaki pemula? Ini beberapa alasan logisnya!
1. Trek menuju puncak terlampau ekstrem dan menguras fisik

Trek Gunung Raung dikenal sangat terjal dan panjang. Untuk mencapai Puncak Sejati, pendaki harus melalui rute yang penuh tanjakan curam, jalur sempit di punggungan, hingga jalur bebatuan yang mudah longsor. Kondisi ini jelas sangat menguras tenaga, bahkan untuk pendaki yang sudah berpengalaman sekalipun.
Pendaki pemula yang belum terbiasa dengan medan berat akan cepat kelelahan dan rentan mengalami cedera. Kalau belum punya stamina yang benar-benar siap tempur, sebaiknya pertimbangkan gunung lain yang lebih ramah.
2. Wajib punya keahlian teknik panjat tebing

Salah satu bagian paling menantang dari Gunung Raung adalah jalur summit attack menuju Puncak Sejati. Di sinilah kamu butuh kemampuan teknikal, seperti rock climbing, rappelling, dan pemahaman tentang peralatan mountaineering, seperti harness dan carabiner.
Buat pemula yang belum pernah latihan panjat tebing atau belum tahu teknik pengamanan dasar, kondisi ini bisa sangat berbahaya. Salah langkah sedikit saja bisa berujung fatal, lho!
3. Harus didampingi guide dan pendaki berpengalaman

Dengan tingkat kesulitan yang cukup ekstrem, Gunung Raung bukanlah gunung yang bisa kamu daki sembarangan. Pendakian di jalur ini mengharuskan kehadiran pemandu lokal dan akan jauh lebih aman jika kamu juga ditemani pendaki yang sudah berpengalaman. Biaya yang dikeluarkan pun jadi lebih besar dibanding pendakian biasa.
Bagi pendaki pemula, keterbatasan pengetahuan navigasi dan minimnya pengalaman membuat perjalanan terasa jauh lebih berat. Belum lagi kalau kamu gak terbiasa kerja sama tim saat kondisi kritis.
4. Faktor cuaca sangat mempengaruhi keselamatan

Gunung Raung terkenal dengan cuacanya yang cepat berubah. Kabut tebal, angin kencang, dan hujan deras bisa datang kapan saja. Jalur sempit di atas punggungan akan menjadi sangat berbahaya ketika licin atau minim visibilitas.
Pendaki pemula mungkin belum terbiasa membaca kondisi cuaca di gunung dan bisa jadi tidak tahu kapan waktu terbaik untuk lanjut atau berhenti. Ini bisa meningkatkan risiko tersesat atau kecelakaan.
5. Risiko nyata menyatakan banyak kasus kecelakaan serius di Gunung Raung

Sejumlah pendaki dilaporkan mengalami kecelakaan ketika berusaha mencapai puncak Gunung Raung. Gunung ini memang dikenal memiliki jalur yang ekstrem dan menantang, sehingga tidak sedikit yang akhirnya mengalami insiden berbahaya dalam proses pendakian. Mulai dari tersesat, cedera karena jatuh, hingga kematian akibat salah perhitungan atau minimnya pengalaman.
Risiko ini bukan untuk ditakuti, tapi untuk dipahami. Pendaki pemula yang belum mengenali batasan fisik dan mentalnya sendiri bisa berada dalam situasi berbahaya tanpa sadar. Gunung Raung memang menantang dan memesona, tapi bukan untuk semua orang, terutama pemula.
Sebelum kamu mencoba mendaki gunung ini, pastikan sudah punya pengalaman mendaki beberapa gunung dengan medan menengah, latihan fisik yang cukup, dan kemampuan teknis yang mumpuni. Pendakian bukan sekadar soal pamer foto di puncak, tapi soal keselamatan dan kesiapan diri. Jadi, bijaklah memilih gunung pertama kamu, ya!