Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pendaki (pexels.com/Merve Akkuş)
ilustrasi pendaki (pexels.com/Merve Akkuş)

Intinya sih...

  • Mendaki gunung membantu penyembuhan mental dan menghilangkan stres
  • Udara segar dan pemandangan alami menurunkan hormon stres, menciptakan efek psikologis positif
  • Mendaki gunung memicu pelepasan endorfin, memberikan kepuasan emosional, dan menciptakan ruang mental yang jernih
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah tekanan hidup modern, ternyata banyak orang yang mencari pelarian untuk menjernihkan pikiran dengan cara mendaki gunung. Aktivitas ini bukan hanya sekadar tantangan fisik, tetapi juga berkaitan dengan sarana penyembuhan mental yang terbukti cukup efektif bagi banyak pendaki.

Pada saat tubuh bergerak di alam terbuka dan jauh dari kebisingan kota, maka pikiran pun memiliki ruang tersendiri untuk bisa bernapas dengan lega. Mendaki gunung seolah dapat membawa seseorang kembali terhubung dengan alam dan dirinya, sehingga ini yang membantu proses refleksi dan juga pemulihan batin yang mendalam.

Lantas, kenapa mendaki gunung bisa hilangkan stres, ya? Beberapa penjelasan ini mungkin akan menjawab rasa penasaranmu.

1. Udara segar dan pemandangan alam yang memberikan ketenangan

ilustrasi mendaki (unsplash.com/Dmytro Matsiuk)

Berada di tengah hutan atau lereng pegunungan yang jauh dari polusi seolah memberikan asupan oksigen yang lebih bersih ke dalam tubuh. Hal ini efektif untuk menurunkan kadar hormon stres, seperti kortisol. Selain itu, adanya panorama alami, seperti pepohonan yang hijau kabut pagi dan langit terbuka, memberikan rangsangan visual yang menenangkan.

Kombinasi antara udara segar dan pemandangan alami seolah bisa menciptakan efek psikologis yang positif, sehingga membuat seseorang jadi merasa lebih damai dan terhubung dengan alam. Hal ini seolah berbeda dengan suasana kota yang kerap dipenuhi tekanan dan kebisingan, sehingga justru semakin memperparah stres dan lelah mental.

2. Aktivitas fisik membantu tubuh melepas hormon bahagia

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Miroslav Staševskij)

Pada saat mendaki gunung, ternyata tubuh bekerja lebih keras untuk menyesuaikan diri dengan medan yang menanjak. Aktivitas itu secara alami memicu pelepasan endorfin, yaitu hormon yang dikenal sebagai penghilang rasa sakit alami. Endorfin tersebut cukup efektif untuk memperbaiki suasana hati dan juga menciptakan perasaan bahagia selayaknya efek positif yang akan muncul setelah melakukan olahraga berat.

Berbeda halnya dengan olahraga yang mungkin dilakukan di gym, justru aktivitas fisik ketika mendaki kerap disertai dengan eksplorasi alam dan juga pencapaian tujuan, sehingga dapat memberikan kepuasan tersendiri secara emosional. Kombinasi fisik dan mental selalu menjadikan aktivitas pendakian sebagai salah satu cara yang cukup efektif untuk mengurangi tekanan hidup.

3. Detoks digital dan jeda dari rutinitas yang menyesakkan

ilustrasi perlengkapan kemah (pexels.com/juan mendez)

Di ketinggian biasanya sinyal telepon sering kali menghilang, sehingga membuat pendaki jadi harus beristirahat sejenak dari layar ponsel dan juga berbagai notifikasi yang mungkin menumpuk. Hal ini seolah menciptakan ruang mental tersendiri yang lebih jernih, serta memberikan waktu yang lebih berkualitas untuk benar-benar hadir di momen saat itu.

Tanpa adanya distraksi digital, maka pendaki dapat memusatkan perhatiannya pada setiap langkah kaki, suara dedaunan, hingga napas sendiri, sehingga dapat memberikan efek meditasi alami pada setiap gerakannya. Detoks pendakian bukan hanya sebagai pereda stres, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran diri dan juga kejernihan berpikir.

4. Rasa pencapaian meningkatkan kepercayaan diri

ilustrasi pendaki (pexels.com/Gabriela Palai)

Berhasil mencapai puncak gunung meski dipenuhi tantangan fisik dan mental justru seolah memberikan rasa pencapaian yang kuat dan mendorong semangat yang positif. Momen ini kerap menjadi titik balik bagi banyak orang untuk melihat hidup dari perspektif yang lebih luas dan juga penuh dengan rasa optimis.

Setelah melewati berbagai tanjakan terjal, rasa lelah yang dirasakan seolah terganti dengan kebanggaan akan perjuangan diri. Inilah yang membuat seseorang jadi merasa lebih tangguh dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan kepala tegak, serta hati yang lapang.

Mendaki gunung bukan hanya sekadar soal mencapai puncak, tetapi juga bagaimana menemukan ketenangan yang mungkin hilang di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Dengan berbagai pemandangan yang indah dan aktivitas fisik yang menyehatkan, tidak heran apabila pengalaman mendaki seolah bisa menyembuhkan batin. Tertarik untuk mendaki gunung agar bisa menghilangkan stres?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team