Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Penyebab Tubuh Cepat Mengalami Kedinginan saat Mendaki Gunung

ilustrasi berkemah (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Mendaki gunung memang menjadi aktivitas yang penuh dengan tantangan, serta memerlukan kesiapan fisik dan juga mental yang mumpuni. Alasannya karena tubuh manusia sangat rentan terhadap berbagai perubahan suhu yang cukup ekstrem, termasuk bisa cepat mengalami kedinginan yang bisa membawa potensi berbahaya untuk keselamatan diri.

Kedinginan pada saat mendaki bukan hanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan, namun juga bisa mengarah pada kondisi serius seperti hipotermia, khususnya dalam periode waktu yang lama tanpa memeroleh penanganan yang tepat. Oleh sebab itu, penting bagi para pendaki untuk memahami beberapa faktor penyebab mengapa tubuh bisa cepat mengalami kedinginan pada saat mendaki gunung.

1. Kurangnya lapisan pakaian yang tepat

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)

Pemilihan pakaian yang tidak sesuai untuk kondisi gunung, seperti bahan yang tidak bisa menahan panas atau mudah basah justru akan rentan menyebabkan tubuh kehilangan suhu inti dengan cepat. Pada saat pendaki hanya mengenakan pakaian tipis atau tidak berlapis-lapis, maka udara dingin bisa saja langsung menyentuh kulit dan pada akhirnya mempercepat proses pendinginan tubuh.

Sebaiknya kamu dapat mengenakan pakaian berlapis yang memang terbuat dari bahan yang mampu menahan panas, namun tetap kering agar tidak lembab seperti bahan fleece atau jaket tahan angin. Lapisan pertama sebaiknya dapat menyerap keringat. Sementara lapisan kedua dapat menghangatkan tubuh dan lapisan ketiga bisa melindungi dari terpaan angin dan air.

2. Tubuh kehilangan energi karena asupan makanan yang kurang

ilustrasi mendaki (unsplash.com/Curated Lifestyle)

Pada saat mendaki biasanya tubuh akan membakar energi dalam jumlah yang besar dan apabila tidak diimbangi dengan asupan kalori yang memadai, maka proses pembentukan panas pun bisa terganggu. Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh mengalami penurunan metabolisme, sehingga tidak mampu menghasilkan panas untuk melawan suhu dingin yang ada di sekitarnya.

Tidak heran apabila pendaki disarankan untuk selalu membawa makanan tinggi kalori dan juga mudah dicerna, seperti kacang-kacangan, coklat, atau makanan siap saji yang bisa dikonsumsi dengan cepat. Asupan makanan serat teratur justru bisa menjaga kestabilan energi, serta memastikan suhu tubuh tetap normal selama perjalanan berlangsung.

3. Keringat yang tidak terkelola dengan baik

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Yevhen Sukhenko)

Pada saat mendaki biasanya tubuh akan rentan berkeringat, meski suhu yang ada di sekitarnya mungkin sangat dingin dan jika keringat tersebut tidak segera diserap, maka dapat menimbulkan rasa dingin berlebih. Pakaian yang basah oleh keringat juga bisa menempel pada kulit dan pada akhirnya mempercepat penguapan, sehingga menurunkan suhu tubuh secara drastis.

Penting sekali untuk tetap mengenakan pakaian yang memang mampu menyerap keringat dengan cepat, sehingga kondisi tubuh pun tetap kering dan hangat. Jangan sampai membiarkan pakaian basah terlalu lama menempel dan segera gantilah apabila sudah mulai terasa lembab untuk menghindari potensi tubuh kehilangan panas.

4. Cuaca ekstrem yang tidak diantisipasi

ilustrasi pendaki (pexels.com/Sanket Barik)
ilustrasi pendaki (pexels.com/Sanket Barik)

Cuaca di gunung memang bisa berubah-ubah secara tiba-tiba dan bisa jadi sangat ekstrem, seperti kabut yang turun tebal, hujan deras, hingga angin kencang, sehingga bisa menyebabkan penurunan suhu tubuh. Ada banyak pendaki yang mungkin kurang memperhatikan soal perubahan suhu ini, sehingga tidak membawa perlengkapan perlindungan yang memadai.

Membekali diri dengan sarung tangan, jas hujan ringan, penutup kepala, hingga sleeping bag tahan dingin sebetulnya bisa menjadi cara efektif yang kerap diabaikan oleh banyak orang. Memprediksi cuaca dan bersiap dengan perlengkapan yang sesuai tentu bisa menghindari potensi tubuh mengalami kedinginan ekstrem pada saat berada di alam terbuka.

Menjaga suhu tubuh agar tetap stabil selama mendaki gunung bukan hanya soal kenyamanan, namun menyangkut keselamatan dan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, dengan mengenali penyebab utama tumbuh cepat mengalami kedinginan, maka pendaki bisa merencanakan perlengkapan dan juga strategi pendakian yang memadai. Jangan sampai mengalami hipotermia selama pendakian berlangsung!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marcel Arumi
EditorMarcel Arumi
Follow Us