Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pendaki gunung (unsplash.com/JakeMelara)

Belakangan ini, mendaki gunung menjadi salah satu aktivitas yang disukai banyak orang. Baik pemula atau yang sudah ahli, menaklukkan gunung memberikan rasa kepuasan tersendiri. Mendaki gunung pun dirasa makin menyenangkan jika bersama teman atau rombongan.

Sayangnya, gak hanya momen manis saja yang terjadi saat mendaki. Ada banyak kasus pendaki hilang saat naik gunung. Tak jarang, pendaki yang hilang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan alasan yang misterius.

Lantas, kenapa pendaki gunung bisa hilang dalam perjalanan pendakiannya? Berikut ini beberapa faktor yang mungkin dapat menjawab rasa penasaranmu.

1. Kondisi cuaca yang buruk

ilustrasi petir (unsplash.com/lc_photography)

Tidak ada yang tahu pasti dengan kondisi cuaca di atas gunung saat proses pendakian. Meski sudah memeriksa ramalan cuaca, tetapi kondisi suhu dan cuaca saat mendaki bisa jadi berubah sewaktu-waktu.

Ketika mendaki di musim panas, bisa jadi suhu selama pendakian naik, terlebih di tengah hari dan seterusnya. Ketika matahari berada di titik teriknya, pendaki beresiko kelelahan akibat merasa kepanasan. 

Sebaliknya, apabila melakukan pendakian saat musim hujan, cuaca di atas gunung bisa jadi lebih buruk. Angin kencang, hujan, dan petir bisa menjadi penghalang pendaki untuk sampai ke puncak. 

Seperti dilansir Shorthand, kebanyakan pendaki berjalan mengikuti jalan setapak, tetapi mereka bisa tersesat ketika cuaca sedang buruk. Mereka bisa saja mengambil jalur yang tidak seharusnya dan pada akhirnya dinyatakan menghilang. Dalam kasus ini, pendaki biasanya akan ditemukan relatif dekat dengan jalan setapak, sekitar 100—200 meter.

2. Terjadi kecelakaan saat pendakian

ilustrasi pendaki menyusuri jalur pendakian (unsplash.com/jonflobrant)

Kecelakaan ketika mendaki juga sering menjadi penyebab pendaki tersesat dan hilang. Menjelajah alam terbuka memang banyak tantangannya. Tak jarang, para pendaki sering mengalami kecelakaan, sehingga membuat mereka terjebak di suatu tempat.

Para pendaki sangat dianjurkan membawa perlengkapan yang menunjang proses pendakian, seperti kotak P3K, mengenakan alas kaki yang sesuai, membawa pakaian cadangan, dan cadangan pangan. Itu semua bisa meminimalisir terjadinya kebingungan ketika suatu hal buruk terjadi.

Ketika terjadi kecelakaan, pendaki bisa jadi tidak bisa melanjutkan perjalanannya. Jikalau bisa, mereka cenderung tidak bisa fokus dan mengambil pendakian yang tidak seharusnya. Alhasil, mereka semakin menjauhi lokasi yang ramai pendaki. Pada akhirnya, mereka pun dinyatakan hilang.

3. Pendaki mengalami hipotermia

ilustrasi pendaki gunung (unsplash.com/hennadka)

Bukan hal yang mengejutkan jika banyak pendaki yang mengalami hipotermia. Pasalnya, suhu udara di atas gunung bisa jadi sangat rendah. Hipotermia juga menjadi salah satu penyebab pendaki hilang dan bahkan susah bertahan hidup.

Biasanya, hipotermia terjadi ketika suhu tubuh seseorang turun di bawah normal, yakni di bawah 35 derajat Celsius, sehingga mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan. Ketika ini terjadi pada pendaki, mereka bisa kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, merasa kebingungan, dan tidak bisa bergerak dengan baik.

Pendaki yang mengalami hipotermia akan merasa kelelahan, kehilangan koordinasi, dan merasa sangat mengantuk. Ketika ini terjadi, mereka gak akan sadar dengan bahaya yang ada di sekitar. Ini membuat mereka memaksa terus berjalan melanjutkan pendakian hingga tak jarang tersesat.

Hilangnya pendaki di gunung sebenarnya bukan hal yang baru lagi. Namun, hal tersebut bisa diminimalisir dengan berbagai persiapan yang matang. Bagi kamu yang sedang atau berencana mendaki, persiapkan dengan matang dan selalu berhati-hati, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team