5 Alasan Pendaki Sulit Mencapai Puncak Everest, Bukan Hanya Mental

Kamu punya impian untuk mendakinya?

Mencapai puncak Everest merupakan impian para pendaki. Ketinggian yang mencapai 29.029 kaki membuat para pendaki sulit sekali untuk sampai di puncak. Menurut Kent Clement, seorang profesor dari Colorado Mountain College, berapa faktor menjadi alasan kuat sulitnya pendakian di Everest. Bukan hanya persiapan mental, faktor cuaca buruk pun mempengaruhi pendakian ini. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan tragedi kematian di Everest terus melonjak. 

1. Perubahan iklim yang ekstrem

5 Alasan Pendaki Sulit Mencapai Puncak Everest, Bukan Hanya MentalPixabay.com/crazy777

Faktor iklim yang berubah secara ekstrem menjadi penyebab sulitnya pendakian Everest. Ia menambahkan bahwa ketika suhu meningkat, ribuan kubik es dan air es menjadi tidak stabil. Gunung itu pun menjadi lebih tidak stabil. Bongkahan es setinggi 50 hingga 100 kaki yang runtuh menjadi ancaman utama para pendaki. Bongkahan ini jatuh secara tiba-tiba dan memicu longsoran salju yang menghantam siapapun yang berada di bawahnya.

2. Faktor biologis manusia dan alam

5 Alasan Pendaki Sulit Mencapai Puncak Everest, Bukan Hanya MentalPixabay.com/Russell_Yan

Saat manusia berada pada ketinggian, asupan oksigen semakin berkurang. Oksigen tidak bisa berdifusi ke dalam darah para pendaki. Dua penyakit yang menyerang pendaki adalah edema paru dataran tinggi (HAPE) dan edema paru cerebral dataran tinggi (HACE) . Penyakit ini menyebabkan pembuluh darah yang menyempit hingga bocor yang menyebabkan masalah pada otak seperti koma dan kematian. 

3. Faktor neurologis dan psikologis

5 Alasan Pendaki Sulit Mencapai Puncak Everest, Bukan Hanya MentalPixabay.com/BJ1088

Faktor neurologis dan psikologis dapat mempengaruhi kesehatan para pendaki. Kesehatan kognitif pada saraf otak tidak menerima cukup oksigen. Gejala ini disebut hipoksia. Ini menghubungkan neurologis dan psikologis yang memicu jebakan kognitif pada otak. 

Di posisi ini, para pendaki sulit berpikir jernih dan sering kali kehilangan konsentrasi. Psikologis yang terganggu di samping kelelahan memicu masalah lain. Kesalahan fatal pada jebakan kognitif kadang menyebabkan pendaki melakukan kesalahan dalam pendakian sehingga risiko kematian terjadi. 

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Gunung Everest, Area Pendakian Paling Menantang!

4. Perlengkapan obat tidak menghilangkan risiko

5 Alasan Pendaki Sulit Mencapai Puncak Everest, Bukan Hanya MentalPixabay.com/hodgepodgepro

Obat-obatan penting yang biasanya dibawa oleh pendaki Everest berjenis acetazolamide, diuretik, dan deksametason. Jenis obat-obatan ini dapat mengobati edema ringan dan edema otak. Faktanya, perlengkapan obat tidak bisa mengurangi risiko dan bahaya yang terjadi.

Saat pendaki mencapai 19.000 kaki, ini disebut sebagai zona kematian. Risiko menjadi lebih tinggi karena perbedaan temperatur dan medan. Obat-obatan sering kali tidak mampu menahan perubahan alam yang mempengaruhi kesehatan manusia. 

5. Kurangnya pelatihan dan organisasi yang tepat

5 Alasan Pendaki Sulit Mencapai Puncak Everest, Bukan Hanya MentalPixabay.com/Eknbg

Jika hanya bermodal mental tanpa memiliki panduan yang tepat, ini akan membahayakan pendaki. Latihan fisik pun tidak bisa menahan perubahan iklim dan bencana longsor yang bisa saja terjadi. Perlu adanya kesiapan yang benar dan pemandu yang tepat agar bisa berhasil dalam mendaki Everest. 

Beberapa faktor ini menjadi alasan kuat para pendaki gagal dalam mencapai puncak Everest. Untuk melakukan pendakian, sebaiknya kamu persiapkan mental dan pelajari dengan benar risiko alam yang mungkin akan terjadi. 

Baca Juga: Mathilda Dwi Lestari, Srikandi Indonesia Penakluk Everest di Usia 24

Nurul Aulia Photo Verified Writer Nurul Aulia

Ketika dia sedang tidak menulis, kamu akan menemukan dia sedang sibuk rebahan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya