Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi porter gunung (unsplash.com/Fahrul Razi)
ilustrasi porter gunung (unsplash.com/Fahrul Razi)

Intinya sih...

  • Guide mengarahkan, sementara porter membantu membawa barang

  • Guide wajib punya skill dan sertifikasi, sedangkan porter tidak selalu

  • Guide bertanggung jawab atas keseluruhan perjalanan, sementara porter lebih fokus ke tanggung jawab fisik

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buat kamu yang baru mau mulai naik gunung, mungkin sempat bingung, “Apa bedanya guide dan porter?” Sebab, keduanya sering terlihat sama-sama mendampingi pendaki di jalur gunung. Padahal, tugas mereka beda banget, lho!

Supaya kamu gak salah kaprah dan bisa lebih menghargai kerja keras mereka, pahami perbedaan guide dan porter lewat penjelasan ringan berikut ini, ya. Kamu si pendaki wajib tahu biar gak salah nantinya!

1. Tugas utama: guide mengarahkan, sementara porter membantu membawa barang

ilustrasi mendaki menggunakan guide (unsplash.com/Shubham Dhage)

Guide merupakan pembimbing sekaligus pemimpin dalam sebuah rombongan pendakian. Mereka biasanya sudah berpengalaman dan mengenal jalur gunung dengan sangat baik.

Sementara itu, porter memegang peranan penting dalam mendukung aktivitas pendakian, terutama membantu mengangkut perlengkapan, seperti tenda, persediaan makanan, hingga ransel besar milik pendaki.

Jadi kalau kamu butuh penunjuk jalan dan penanggung jawab keselamatan, pilih guide. Kalau kamu ingin mengurangi beban bawaan, sewa porter saja, ya.

2. Skill dan sertifikasi: guide wajib punya, sedangkan porter tidak selalu

ilustrasi porter gunung (unsplash.com/Mateusz Bajdak)

Seorang guide profesional biasanya harus memiliki pelatihan atau sertifikasi, terutama jika bertugas di gunung-gunung populer, seperti Gunung Rinjani, Gunung Semeru, atau Gunung Kerinci. Mereka dibekali ilmu navigasi, P3K, hingga manajemen risiko.

Sementara itu, porter biasanya tidak diwajibkan memiliki sertifikat. Namun, banyak dari mereka tetap punya pengalaman lapangan yang tinggi, karena sudah sering mendaki sambil membawa beban berat.

3. Tanggung jawab: guide menyeluruh, porter lebih spesifik

ilustrasi porter gunung (unsplash.com/Crispin Jones)

Guide bertanggung jawab atas keseluruhan perjalanan, mulai dari briefing sebelum pendakian, mengatur ritme perjalanan, hingga membuat keputusan penting jika terjadi hal darurat. Kalau porter, ia lebih fokus ke tanggung jawab fisik, mulai dari membawa barang dengan aman sampai ke lokasi tujuan, seperti pos perkemahan. Namun, mereka tetap bisa membantu mendirikan tenda atau memasak jika disepakati sejak awal.

4. Kapasitas fisik: porter biasanya lebih tangguh

ilustrasi porter gunung (unsplash.com/Fahrul Razi)

Bukan bermaksud membandingkan, tapi porter memang dikenal punya kekuatan fisik luar biasa. Mereka bisa membawa beban hingga puluhan kilogram sambil menyesuaikan ritme jalan para pendaki. Hal ini menjadikan porter sebagai salah satu profesi paling tangguh di dunia pendakian. Guide juga kuat, tentu saja, hanya saja fokus mereka lebih ke aspek navigasi, koordinasi tim, dan tanggung jawab keselamatan.

5. Biaya sewa: guide lebih mahal dari porter

ilustrasi mendaki bersama Guide (unsplash.com/Creative Dummy llc)

Soal tarif, guide biasanya memiliki biaya jasa yang lebih tinggi dibanding porter. Alasannya jelas, karena tanggung jawab yang diemban lebih besar, serta keharusan punya sertifikasi dan pengalaman tertentu.

Biaya jasa porter biasanya lebih variatif, menyesuaikan dengan seberapa berat barang yang harus dibawa serta seberapa jauh atau lama jalur pendakian yang akan ditempuh.

6. Interaksi sosial: guide lebih banyak komunikasi

ilustrasi mendaki bersama Guide (unsplash.com/Giancarlo Haeffener)

Selama pendakian, kamu akan lebih sering mengobrol dan berdiskusi dengan guide. Mereka biasanya menjelaskan soal medan, waktu tempuh, hingga kondisi cuaca. Guide biasanya memang lebih sering menjadi teman curhat pendaki.

Sementara itu, porter cenderung fokus bekerja secara fisik dan tidak banyak bicara, meskipun banyak juga porter yang asyik diajak berbicara santai, apalagi saat istirahat.

7. Peran kombinasi: kadang guide sekaligus porter

Ilustrasi mendaki gunung (pixabay.com/ali_kizildag)

Dalam beberapa kasus, terutama di gunung-gunung dengan jalur ringan, satu orang bisa berperan ganda, yakni sebagai guide sekaligus porter. Biasanya ini terjadi di trip low budget atau pendakian privat dengan peserta sedikit. Namun, kalau pendakian kamu tergolong panjang atau sulit, sebaiknya pisahkan dua peran ini supaya kerja mereka lebih optimal.

8. Sama-sama pahlawan di balik layar pendakian!

Ilustrasi rombongan pendaki (pexels.com/Lucas Minniti)

Meskipun peran mereka berbeda, baik guide maupun porter punya kontribusi besar dalam memastikan pendakian berjalan lancar. Kehadiran mereka sangat membantu, karena tanpa bantuan dari keduanya, tak sedikit pendaki yang bisa saja mengalami kesulitan saat mencoba menaklukkan puncak dengan aman dan nyaman.

Mereka juga sering kali jadi penjaga alam, menjaga etika pendakian, dan jadi garda terdepan jika terjadi kondisi darurat di gunung.

Guide dan porter bukan profesi yang bisa disamakan. Guide fokus pada arah dan keselamatan, sementara porter andalan dalam soal tenaga dan logistik. Keduanya adalah tim yang tak terpisahkan dalam dunia pendakian. Jadi, saat kamu naik gunung nanti, jangan lupa hargai keduanya ya! Mereka bukan cuma "orang bayaran," tapi partner penting dalam petualanganmu ke alam bebas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team