Prinsip Ultralight Hiking yang Wajib Dipahami Pendaki Pemula

- Fokus pada mengurangi berat bawaan tanpa mengorbankan keselamatan
- Pilih perlengkapan multifungsi dan ringan untuk mengurangi jumlah barang bawaan
- Perhatikan berat base weight carrier dan sesuaikan logistik dengan durasi dan medan pendakian
Pernah merasa cepat lelah saat mendaki, padahal jaraknya belum terlalu jauh? Bisa jadi beban carrier yang terlalu berat jadi penyebab utamanya. Di sinilah konsep ultralight hiking hadir sebagai solusi yang bikin aktivitas mendaki terasa lebih ringan dan menyenangkan.
Buat kamu yang baru mulai hobi naik gunung, memahami prinsip ultralight hiking bisa jadi game changer. Pendakian jadi lebih efisien, tubuh tidak cepat drop, dan kamu bisa lebih menikmati setiap langkah di jalur pendakian. Yuk, kenali lima prinsip ultralight hiking yang wajib dipahami pendaki pemula sebelum naik gunung berikutnya.
1. Fokus mengurangi berat, bukan mengorbankan keamanan

Prinsip utama ultralight hiking adalah mengurangi berat bawaan tanpa mengorbankan keselamatan. Artinya, kamu tetap membawa perlengkapan esensial, tapi dengan versi yang lebih ringan dan multifungsi. Pendaki pemula perlu memahami batas aman agar tidak asal memangkas perlengkapan.
Mulailah dengan mengevaluasi barang bawaan satu per satu sebelum mendaki. Tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya untuk berjaga-jaga. Dengan cara ini, beban carrier bisa berkurang signifikan tanpa membuat pendakian jadi berisiko.
2. Pilih perlengkapan multifungsi dan ringan

Dalam ultralight hiking, satu barang idealnya punya lebih dari satu fungsi. Misalnya, trekking pole yang bisa difungsikan sebagai penyangga tenda atau buff yang bisa jadi penutup kepala sekaligus masker debu. Konsep ini sangat membantu mengurangi jumlah barang bawaan.
Pendaki pemula disarankan mulai berinvestasi pada perlengkapan ringan berbahan khusus. Meski harganya terkadang lebih mahal, manfaat jangka panjangnya sangat terasa. Carrier jadi lebih ringan dan energi pun bisa dihemat sepanjang jalur pendakian.
3. Perhatikan berat base weight carrier

Base weight adalah total berat carrier tanpa air, makanan, dan bahan bakar. Dalam prinsip ultralight hiking, base weight biasanya ditargetkan serendah mungkin agar tubuh tidak cepat lelah. Pendaki pemula perlu mulai membiasakan diri menghitung base weight ini.
Dengan mengetahui base weight, kamu bisa lebih bijak menambah logistik sesuai durasi pendakian. Carrier yang ringan sejak awal membuat distribusi beban jadi lebih nyaman. Alhasil, risiko cedera dan kelelahan berlebih bisa ditekan.
4. Sesuaikan logistik dengan durasi dan medan pendakian

Ultralight hiking mengajarkan pendaki untuk membawa logistik secukupnya, bukan sebanyak-banyaknya. Membawa makanan berlebih justru menambah beban dan sering kali tidak habis. Pendaki pemula perlu belajar memperkirakan kebutuhan kalori dengan realistis.
Pilih makanan tinggi energi, ringan, dan mudah diolah. Selain itu, pahami medan dan sumber air di jalur pendakian agar tidak membawa air berlebihan. Perencanaan yang matang adalah kunci sukses menerapkan prinsip ultralight hiking.
5. Biasakan diri dengan gaya mendaki yang lebih minimalis

Ultralight hiking bukan sekadar tentang perlengkapan, tapi juga mindset. Pendaki pemula perlu membiasakan diri dengan gaya mendaki yang lebih sederhana dan efisien. Semakin sering mencoba, tubuh dan mental akan semakin adaptif.
Latihan fisik dan pengalaman lapangan sangat membantu dalam menerapkan prinsip ini. Mulailah dari pendakian pendek sebelum mencoba jalur yang lebih panjang. Dengan begitu, kamu bisa memahami batas diri sekaligus menikmati proses belajar ultralight hiking.
Mendaki gunung tak selalu tentang seberapa banyak barang yang kamu bawa, tapi seberapa cerdas kamu memilihnya. Siap mencoba sensasi mendaki lebih ringan dan bebas ribet di perjalanan berikutnya?

















