Sarat Makna, Ini 6 Oleh-oleh Tradisional Wajib Saat ke Jepang

Oleh-oleh satu ini wajib banget kamu bawa pulang selepas berkunjung ke Jepang, yakni Furin atau Japanese wind chime. 

Sesuai dengan namanya, benda tradisional yang juga dikenal dengan nama Edo Furin ini adalah sebuah lonceng angin berbentuk bulat dengan gantungan kertas di bawahnya. Kertas ini yang nantinya menjadi penggerak bola, sehingga lonceng berbunyi ketika tertiup angin.

Di Jepang, lonceng ini memang sangat identik dengan musim panas. Uniknya, tak cuma bersuara merdu dan berbentuk lucu, budaya menggantung furin bagi orang Jepang ini memiliki makna sebagai pengusir roh jahat, dan juga sebagai penangkal penyakit.

Untuk kamu yang ingin memborong furin sebagai oleh-oleh, benda ini mudah sekali dicari di hampir semua toko suvenir dengan kisaran harga 1.000 Yen Jepang saja, lho!

Lebih dari sekadar mainan zaman dulu, boneka Kokeshi yang identik tak memiliki kaki dan tangan ini juga menyimpan cerita sejarah, yakni mengenai perkembangan sejarah seni yang dilakukan para pengrajin di daerah Tohoku.

Atau dengan kata lain, boneka berbentuk gadis Jepang cantik dengan kimono ini merupakan simbol sejarah apresiasi masyarakat Jepang terhadap seni dan estetika minimalis.

Nah, boneka Kokeshi ini menjadi item yang wajib banget kamu beli, terutama ketika berkunjung ke onsen atau tempat wisata mata air panas di Jepang.

Berkeliling Jepang mungkin membuatmu sering menjumpai lampion, yang memang merupakan barang dekorasi di jalanan di Jepang.

Namun berbeda dengan lampion tradisional satu ini, chochin yang pertama kali dibuat berabad-abad lalu, tak hanya digunakan sebagai penghias kuil-kuil atau rumah makan, namun juga sebagai lentera yang digunakan pada sejumlah festival pengusir roh-roh jahat.

Selain sebagai oleh-oleh, lampion kertas asli Jepang ini juga bisa kamu gunakan sebagai hiasan rumah, lho!

Kalau benda satu ini kamu mungkin juga sering menemuinya di Indonesia, terutama di toko-toko milik orang Tionghoa. Sebagian besar dari kalian pasti juga sudah tahu bukan, apa esensi dari dipajangnya patung kucing ini di depan ruangan atau toko?

Begitu juga di Jepang, maneki-neko ini juga digunakan sebagai simbol keberuntungan. Maneki-neko Jepang sendiri memiliki makna berbeda untuk setiap warnanya. Seperti putih untuk mengundang kebahagiaan, atau warna hitam untuk menangkal roh jahat.

Mulai muncul pada tahun 1550, payung tradisional asli Jepang ini sebenarnya dulu dianggap sebagai barang mewah. Namun kini wagasa menjadi barang populer yang bisa dipakai oleh siapa saja dan dalam keadaan apa saja, bahkan dijadikan sebagai cendera mata.

Saking populernya, payung yang terbuat dari bambu dan kertas khusus ini konon memiliki "roh" nya sendiri. Maksudnya, orang Jepang percaya bahwa suatu benda yang berusia lebih dari 100 tahun pasti menyimpan roh hidup di dalamnya.  Nah, kagasa sendiri memiliki roh bernama Karakasa Obake, hantu payung yang berwujud seperti wagasa terlipat dengan satu mata.

Selain recommended sebagai oleh-oleh, kagasa juga bisa menjadi kenang-kenangan yang akan mengingatkanmu pada uniknya kepercayaan dan kebudayaan masyarakat Jepang.

Kipas lipat khas Jepang ini biasanya terbuat dari bambu, kemudian dilapisi washi paper, atau kertas tradisional Jepang. Selain kertas washi, sensu juga kadang dibuat dari sutra.

Bentuk kipas Sensu sendiri memiliki makna seperti hidup, yang dimulai dari satu starting point atau kelahiran, kemudian bercabang menggambarkan berbagai kisah perjalanan hidup seseorang.

Untuk memilih oleh-oleh satu ini, setiap gambar pada kipas memiliki arti dan harapan tersendiri. Seperti dua kupu-kupu yang berarti pernikahan yang bahagia, atau ikan koi yang berarti harapan untuk umur panjang serta keberuntungan.

Gimana nih, dari keenam oleh-oleh di atas, mana yang pengen kamu bawa pulang sebagai souvenir?