Harga Minyak Saudi ke Asia Melonjak Setelah OPEC+ Tambah Pasokan

- Harga minyak mentah Arab Light untuk Asia naik menjadi 3,20 dolar AS per barel di atas rata-rata harga acuan Oman/Dubai untuk pengiriman September.
- OPEC+ menaikkan produksi kolektif sebesar 547 ribu barel per hari mulai September 2025, dengan Arab Saudi meningkatkan outputnya menjadi 9,97 juta barel per hari.
- Kenaikan harga minyak Saudi sejalan dengan pengetatan pasokan minyak mentah di kawasan Asia akibat tingginya permintaan dari China dan India serta berdampak pada produsen minyak utama lain di Timur Tengah.
Jakarta, IDN Times - Saudi Aramco mengumumkan kenaikan harga minyak mentah untuk kawasan Asia, menjadi yang tertinggi sejak April pada Rabu (6/8/2025). Kenaikan harga ini terjadi setelah OPEC+ memutuskan menambah pasokan minyak global, menandai sentimen positif terhadap permintaan minyak mentah Saudi di pasar internasional.
Pengumuman ini disampaikan hanya sehari setelah aliansi OPEC+ mengesahkan penambahan produksi minyak, memperkuat keyakinan Arab Saudi atas prospek pasar minyak, di tengah penguatan fundamental global.
1. Kenaikan harga Arab Light untuk Asia pada September 2025
Aramco menaikkan harga jual resmi Arab Light untuk Asia sebesar 1 dolar Amerika Serikat (AS) (Rp16,2 ribu) per barel, sehingga menjadi 3,20 dolar AS (Rp52,1 ribu) per barel di atas rata-rata harga acuan Oman/Dubai untuk pengiriman September.
Harga ini merupakan yang tertinggi sejak April 2025. Berdasarkan survei Reuters, para pelaku pasar sebelumnya memperkirakan kenaikan hanya sekitar 0,90 dolar AS (Rp14,6 ribu) per barel dari Agustus, namun ternyata realisasinya lebih tinggi.
“Permintaan yang kuat terhadap minyak mentah dan produk turunannya menopang keputusan harga Aramco,” ujar CEO Amin Nasser dalam panggilan konferensi dengan media, dilansir Bloomberg.
Sementara itu, harga untuk jenis Arab Extra Light juga naik sebesar 1,20 dolar AS (Rp19,5 ribu) per barel, dan Arab Heavy melonjak 0,70 dolar AS (Rp11,4 ribu) per barel.
2. Imbas penambahan produksi OPEC+ dan respons pasar
OPEC+ sepakat untuk menaikkan produksi kolektif sebesar 547 ribu barel per hari mulai September 2025. Keputusan ini merupakan kelanjutan dari pembalikan bertahap pemangkasan sukarela sebanyak 2,2 juta barel per hari yang diterapkan sejak 2023.
Dengan kebijakan baru ini, Arab Saudi akan meningkatkan output minyaknya menjadi 9,97 juta barel per hari mulai September.
“Aliansi OPEC+ memantau ketat pergerakan pasar dan siap melakukan penyesuaian produksi jika ada perubahan kondisi,” demikian pernyataan dalam hasil pertemuan OPEC+, dilansir Euronews.
Penyelarasan produksi tersebut bertujuan mempertahankan keseimbangan antara pasokan dan permintaan sepanjang 2025.
3. Faktor pendorong kenaikan harga dan dampak ke pasar regional
Analis dan pelaku industri minyak mencermati bahwa kenaikan harga Saudi ini sejalan dengan pengetatan pasokan minyak mentah di kawasan Asia akibat tingginya permintaan, khususnya dari China dan India.
“Antisipasi lonjakan permintaan di India dan penguatan pasar musim panas di Asia Timur menopang posisi harga Saudi,” jelas sumber dari salah satu perusahaan kilang India.
Selain itu, harga Saudi ini juga menjadi acuan penting bagi produsen minyak utama lain di Timur Tengah—seperti Iran, Kuwait, dan Irak—karena berdampak pada sekitar 9 juta barel per hari ekspor minyak ke Asia. Penetapan OSP umumnya dilakukan pada sekitar tanggal 5 setiap bulan setelah mempertimbangkan masukan dari pelanggan serta perubahan nilai minyak dari sebulan sebelumnya.