Dampak Tarif Trump Terlihat, Harga Produk China di Amazon Naik Tajam

- Kenaikan harga terbesar pada barang rumah dan elektronik.
- Konsumen dan penjual sama-sama terpukul.
- Strategi bertahan penjual dan Amazon.
Jakarta, IDN Times - Harga produk buatan China di Amazon naik lebih cepat dibandingkan inflasi Amerika Serikat (AS), menurut analisis eksklusif firma data DataWeave. Kenaikan ini menunjukkan tarif dari Presiden AS Donald Trump mulai membebani konsumen.
Analisis terhadap 1.400 produk mencatat harga median barang buatan China meningkat 2,6 persen dari Januari hingga pertengahan Juni. Angka ini melampaui inflasi barang inti AS yang hanya 1 persen hingga Mei, setara dengan 2 persen per tahun. Lonjakan harga makin terlihat sejak Mei, menandakan dampak tarif mulai terasa di ritel.
1. Kenaikan harga terbesar pada barang rumah dan elektronik
DataWeave mencatat lonjakan harga signifikan pada kategori seperti perabot rumah tangga (naik 3,5 persen) dan elektronik (naik 3,1 persen). Barang sekolah, perlengkapan kantor, serta media kosong seperti CD dan DVD juga mengalami kenaikan pesat. Namun, sebagian produk tetap turun harga.
“Dinamika musiman bisa berpengaruh, tapi waktu dan laju kenaikannya menunjukkan adanya guncangan biaya di rantai pasok,” ujar Karthik Bettadapura, CEO DataWeave.
Ia memprediksi tekanan harga akan terus meningkat, terutama pada peralatan dapur dan rumah tangga kecil, menyusul tarif baja tambahan yang berlaku mulai 23 Juni.
2. Konsumen dan penjual sama-sama terpukul
Tarif saat ini meliputi 10 persen tarif umum, 50 persen untuk produk baja dan aluminium, serta 25 persen untuk kendaraan dan suku cadangnya. Dari 1.407 produk yang diteliti, 475 mengalami kenaikan harga, 633 tetap, dan 299 justru turun.
“Tarif ini bukan sekadar pajak, tapi merusak struktur biaya secara keseluruhan,” kata Wang Xin, Kepala Asosiasi E-Commerce Lintas Batas Shenzhen.
Ia memperingatkan bahwa tarif 125 persen yang mulai berlaku bisa membuat banyak penjual China menaikkan harga atau bahkan keluar dari pasar AS.
3. Strategi bertahan penjual dan Amazon
Penjual pihak ketiga, yang menyumbang 62 persen dari total produk di Amazon, mulai menyesuaikan harga demi menutupi biaya impor. “Kami terpaksa menaikkan harga beberapa produk, dan itu mungkin mengejutkan konsumen,” ujar Joe Stefani dari Desert Cactus, dikutip dari CNBC.
CEO Amazon, Andy Jassy, pada April 2025 mengatakan perusahaan berusaha menjaga harga tetap terjangkau dengan merenegosiasi kontrak dan membeli stok sebelum tarif diberlakukan. Namun, ia mengakui beberapa penjual tetap harus menaikkan harga demi menutup biaya tambahan.