Warisan Pemikiran Kwik Kian Gie: Jangan Tergantung IMF dan Jaga BUMN

- Kwik Kian Gie menentang IMF dan utang luar negeri.
- Pemikiran Kwik tentang BUMN sebagai aset strategis bangsa.
- Prabowo dan Megawati mengirimkan karangan bunga duka cita untuk Kwik Kian Gie.
Jakarta, IDN Times - Kwik Kian Gie, ekonom kenamaan Indonesia meninggal di usia 90 tahun pada Senin (28/7/2025) malam. Ekonom senior sekaligus Pendiri Institute for Development of Economics & Finance (Indef), Didik Rachbini menyebut Kwik sebagai tokoh dan ekonom hebat yang punya peran besar untuk koreksi serta check and balances kebijakan ekonomi Indonesia.
"Kwik adalah salah satu ekonom dan tokoh publik Indonesia yang memiliki perjalanan karier dan pemikiran tajam, independen, serta kritis, baik pada masa Orde Baru dan bahkan berlanjut pada masa Reformasi. Dia dikenal sebagai figur intelektual yang berani menyuarakan kebenaran, bahkan jika itu berarti harus berseberangan dengan kekuasaan," tutur Didik dalam catatannya kepada IDN Times, Selasa (29/7/2025).
Meski begitu, Kwik juga pernah menjadi bagian dari pemerintah yang berkuasa dengan menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Pembangunan Nasional (1999-2000) pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (2001) pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.
1. Kwik Kian Gie berani lawan IMF

Kwik yang lahir di Pati, Jawa Tengah pada 11 Januari 1935 mewariskan banyak hal dari ide dan gagasannya semasa hidup. Didik pun mengatakan, pemikiran Kwik tetap relevan sampai saat ini, yakni berkaitan dengan kedaulatan ekonomi.
"Ini yang selalu disuarakan jangan tergantung kepada IMF dan utang agar tidak disubordinasi secara politik oleh kekuatan asing dan barat. Oleh karena itu harus ada kewaspadaan terhadap jebakan utang luar negeri," tutur Didik.
Selain itu, Kwik juga pernah mengkritik oligarki ekonomi-politik dan sempat heboh dengan kritikan kepada konglomerat hitam yang tergantung pada lisensi negara, tetapi merugikan rakyat.
2. Pemikiran Kwik terhadap BUMN

Selain soal makro ekonomi, Kwik juga punya pemikiran terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Didik mengatakan, Kwik menganggap BUMN adalah separuh ekonomi bangsa dan punya peran instrumental.
"Oleh karena itu, penting untuk menjaga BUMN dan aset strategis bangsa. Apa relevansinya dengan kondisi sekarang? Danantara tidak boleh gagal," ujar Didik.
3. Prabowo hingga Megawati kirim karangan bunga sampaikan duka cita

Sebelumnya diberitakan, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mengirimkan karangan bunga duka cita untuk mendiang mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Kwik Kian Gie di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).
Karangan bunga Presiden Prabowo bernuansa warna biru, warna simbolik kemenangannya pada Pilpres 2024 lalu. Karangan bunga itu bertuliskan: "Turut Berduka Cita Atas Wafatnya Bapak Kwik Kian Gie." Adapun, karangan bunga itu diletakkan di dekat pintu masuk rumah duka.
Terlihat juga kiriman karangan bunga duka cita dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dengan nuansa warna merah—warna kejayaan partai berlambang banteng itu.
Megawati terlihat mengirimkan dua karangan bunga duka cita, yakni atas nama ia sebagai Ketua Umum PDIP dan sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia. Kedua karangan bunga itu diletakkan didekat karangan bungan Kepala Negara.