Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gak Ada Waktu Belajar Saham? Ikuti 6 Tips Investasi Warren Buffett Ini

Warren Buffett (instagram.com/officialwarrenbuffett)
Warren Buffett (instagram.com/officialwarrenbuffett)
Intinya sih...
  • Pilih dana indeks yang sederhana, seperti S&P 500
  • Jangan mencoba menebak waktu pasar, fokus pada konsistensi
  • Perhatikan biaya investasi, karena efeknya signifikan dalam jangka panjang
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi banyak orang, berinvestasi di pasar saham sering kali terlihat rumit dan membingungkan. Ketidakpastian ekonomi global, mulai dari tarif perdagangan, isu resesi yang terus bergulir, hingga pengeluaran pemerintah yang tidak menentu, membuat sebagian investor enggan mendalami dunia saham. Tak sedikit yang merasa waktu dan energi mereka akan terbuang sia-sia jika mencoba mengikuti dinamika pasar yang cepat berubah.

Untungnya, memulai investasi tidak harus membutuhkan keahlian khusus atau gelar ekonomi. Salah satu tokoh legendaris yang bisa dijadikan panduan adalah Warren Buffett. Dengan prinsip investasi yang sederhana namun efektif, Buffett menawarkan tips bagi orang sibuk yang ingin menumbuhkan kekayaan melalui pasar saham tanpa harus menjadi ahli finansial.

Dilansir GOBankingrates, berikut enam strategi utama dari Buffett yang dapat langsung diterapkan untuk memulai perjalanan investasimu.

1. Pilih dana indeks yang sederhana

Ilustrasi pasar saham (freepik.com)
Ilustrasi pasar saham (freepik.com)

Buffett menyarankan untukkonsisten membeli dana indeks S&P 500 berbiaya rendah. Sebagai salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan sekitar 152 miliar dolar AS, ia membuktikan prinsip ini melalui investasinya sendiri. Bahkan, 90 persen warisan istrinya disarankan Buffett untuk diinvestasikan pada dana indeks ini.

Thomas J. Brock, analis keuangan bersertifikat (CFA) dan akuntan publik (CPA), menekankan, “Filosofi Buffett bertumpu pada kesederhanaan, kesabaran, dan investasi jangka panjang melalui aset berbiaya rendah yang terdiversifikasi.”

2. Jangan mencoba menebak waktu pasar

Ilustrasi mengamati pasar saham (freepik.com)
Ilustrasi mengamati pasar saham (freepik.com)

Pasar saham selalu bergerak naik-turun dan penuh ketidakpastian. Buffett menyarankan agar investor tetap fokus membeli dana S&P 500 berbiaya rendah tanpa mempedulikan kondisi pasar saat ini.

“Beli terus, terutama saat pasar sedang turun,” ujarnya.

Menurut Buffett, kunci keberhasilan investasi bukan pada upaya memprediksi fluktuasi jangka pendek, melainkan pada konsistensi dan pendekatan yang rasional. Mengambil keputusan secara logis dan menghindari pengaruh emosi jauh lebih penting untuk membangun kekayaan jangka panjang dibandingkan mencoba menebak arah pasar.

3. Perhatikan biaya investasi

Ilustrasi investasi (freepik.com)
Ilustrasi investasi (freepik.com)

Membayar biaya 1 persen mungkin terdengar kecil, tetapi efeknya bisa sangat signifikan dalam jangka panjang. Buffett menekankan pentingnya memperhatikan biaya investasi, karena bahkan selisih kecil dapat memengaruhi hasil akhir secara drastis.

“Biaya benar-benar penting. Jika imbal hasil investasi mencapai 7–8 persen dan kamu membayar 1 persen untuk biaya, hal itu akan sangat mempengaruhi akumulasi kekayaanmu di masa pensiun,” jelasnya.

Dengan kata lain, pengeluaran yang tampak sepele saat ini bisa menurunkan potensi pertumbuhan portofolio secara signifikan seiring waktu.

4. Mulai sesegera mungkin

Ilustrasi seorang wanita memerhatikan pergerakan pasar saham (freepik.com)
Ilustrasi seorang wanita memerhatikan pergerakan pasar saham (freepik.com)

Di pertemuan tahunan Berkshire Hathaway, Buffett memberikan nasihat penting bagi calon investor, “Mulailah sejak muda… membangun bola salju di bukit panjang. Kuncinya adalah memulai lebih awal atau hidup lebih lama.”

Dengan kata lain, waktu adalah faktor utama dalam mengembangkan kekayaan melalui investasi. Brock menambahkan, bagi investor pemula, sebaiknya memulai sedini mungkin dengan menggunakan dana indeks berbiaya rendah. Strategi ini tidak hanya memudahkan investasi, tetapi juga memberikan eksposur luas ke berbagai pasar, baik domestik maupun internasional, sehingga portofolio bisa tumbuh secara stabil dalam jangka panjang.

5. Lupakan strategi pemilihan saham individu

Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)
Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)

Buffett menegaskan, “Kuncinya bukan memilih perusahaan terbaik, tapi membeli seluruh perusahaan besar melalui S&P 500 secara konsisten".

Menurutnya, strategi ini jauh lebih efektif dibandingkan mencoba mengalahkan pasar dengan memilih saham tunggal, yang cenderung berisiko tinggi dan membutuhkan analisis mendalam.

Dengan berinvestasi pada indeks secara konsisten, investor tidak hanya memperoleh diversifikasi otomatis yang mengurangi risiko, tetapi juga memanfaatkan pertumbuhan keseluruhan pasar. Pendekatan ini memungkinkan kekayaan bertumbuh secara stabil dari waktu ke waktu, tanpa harus mengikuti pergerakan saham individu secara intensif.

6. Tetap tenang saat krisis

Ilustrasi penurunan nilai saham (freepik.com)
Ilustrasi penurunan nilai saham (freepik.com)

“Takutlah saat orang lain serakah, dan bersikap serakah saat orang lain takut,” ujar Buffett dalam suratnya kepada pemegang saham.

Prinsip sederhana ini telah membimbingnya melewati berbagai siklus pasar selama puluhan tahun, dari krisis ekonomi hingga ledakan pasar saham. Filosofi ini menekankan pentingnya ketenangan, disiplin, dan pengambilan keputusan rasional, bahkan saat investor lain panik atau terbawa euforia, sehingga menjadi kunci keberhasilan investasi jangka panjang.

Dengan mengikuti prinsip Buffett, siapapun dapat membangun kekayaan jangka panjang tanpa harus menjadi ahli pasar saham, termasuk investor pemula. Strategi sederhana ini terbukti efektif untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi sekaligus memaksimalkan potensi pertumbuhan investasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us