Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Amarah sang Waktu

ilustrasi waktu (unsplash.com/Pierre Bamin)
ilustrasi waktu (unsplash.com/Pierre Bamin)

Ia tak pernah berteriak, tapi semua tunduk
Langkahnya tak terlihat, tapi selalu memburu
Tak peduli siapa yang merintih atau jatuh tersungkur
Sang waktu tetap mengejar, dengan wajah tanpa ragu

Di balik detik, ada cemas yang disembunyikan
Menit demi menit, membakar tanpa nyala
Ia menagih janji, menuntut impian
Tanpa jeda, tanpa pernah bertanya

Amarahnya sunyi namun menggerus
Mengikis harap yang lamban menyala
Ia murka pada ragu yang terus menumpuk
Pada diam yang tak jua menjelma usaha

Maka bangkitlah sebelum ia lewat
Sebelum amarahnya jadi penyesalan
Karena waktu, tak benar-benar jahat
Ia hanya tegas pada sang pemalas

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us