5 Alasan Park Seong A di Head Over Heels Layak Dapat Akhir Bahagia

Di balik senyumnya yang tenang, Park Seong A (Cho Yi Hyun) sebenarnya menyimpan luka yang besar. Sebagai seorang indigo dan shaman muda, hidupnya bukan hanya penuh panggilan spiritual, tapi juga bisikan jahat dari teman-teman sekolah yang tak mengerti dirinya.
Demi menolong crush-nya, Seong A rela mempertaruhkan segalanya, bahkan nyawanya sendiri. Drama Korea Head Over Heels membuat kita bertanya tentang mengapa seseorang yang begitu banyak memberi, justru sering diabaikan? Inilah lima alasan Seong A layak mendapatkan kebahagiaan.
1. Tidak pendendam meski hidupnya banyak disakiti orang

Seong A memilih diam dan tersenyum meski teman-temannya mengejek dan membicarakan dirinya. Bahkan, ini mereka lakukan bukan hanya di belakangnya, tapi secara terang-terangan di depan teman lainnya. Namun, Seong A tahu, banyak orang tak mengerti dunia yang kini ia jalani.
Namun bukannya menjauh, ia tetap berusaha menjadi teman yang baik bagi siapa pun. Kesabarannya bukan karena dirinya lemah, tapi ia tak ingin menambah luka untuk orang lain. Padahal, sebagai indigo, ia bisa saja mengetahui banyak hal menyakitkan tentang orang lain. Tapi Seong A memilih untuk menjaga, bukan membocorkan.
Ia tahu bagaimana rasanya kehilangan, sehingga tak ingin menjadi penyebab kehilangan bagi orang lain. Sifat ini membuatnya tampak rapuh, tapi sangat tegar. Seong A belajar menahan diri sejak kecil karena ia merasa berbeda. Maka saat dia tersenyum saat disakiti, itu bukan kelemahan, melainkan bentuk kasih sayang.
2. Suka menolong tanpa pamrih

Sebagai dukun muda, Seong A diam-diam mengetahui bahaya yang mengintai orang sekitar. Mulai dari teman sekolah yang ketakutan karena mimpi buruk, sampai orang dewasa yang merasa diganggu energi tak kasatmata. Ia membantu dan tidak sekalipun meminta bayaran.
Bagi Seong A, membantu orang lain adalah caranya mengisi energi baik. Ia juga menyadari bahwa kekuatannya bukan untuk dimanfaatkan, tapi untuk digunakan dengan niat baik. Bahkan kepada Bae Gyeon U (Choo Young Woo), yang awalnya tidak percaya padanya, Seong A tetap sabar membantu.
Ia hanya ingin Gyeon U bisa hidup normal, punya teman, dan tidak merasa kesepian di tengah keramaian, seperti yang ia rasakan. Saat ia tahu bahwa membantu Gyeon U berarti berhadapan langsung dengan roh-roh berbahaya, ia tak mundur. Padahal, taruhannya bukan lagi tenaga saja, tapi nyawa. Heroik!
3. Bertahan adalah kekuatan terbesarnya

Seong A adalah tipe orang yang tetap hadir, walau tidak diundang. Ia ada untuk Gyeon U, bahkan ketika perasaannya tak sepenuhnya dibalas. Cintanya bukan menuntut, melainkan menyembuhkan. Saat Gyeon U dalam titik terendah, Seong A tetap berdiri di sisinya tanpa menuntut apa pun setelahnya.
Ia tahu, kasih sayang sejati adalah tentang hadir, bukan tentang dimiliki seutuhnya. Rasa cintanya adalah bentuk penerimaan, bukan lagi perihal kepemilikan. Dalam dunia yang penuh tantangan, sikap Seong A rasanya langka. Ia tahu bahwa menjadi tempat pulang tak harus berarti menjadi tujuan akhir.
Kekuatannya yang besar adalah bertahan. Itu sebabnya ia bisa melewati banyak rintangan untuk anak seusianya. Selain itu, kita semua tahu bahwa orang seperti Seong A, cepat atau lambat, layak dicintai. Dengan semua hal yang telah dilewatinya, kebaikan dan ketulusan hati memang layak dihargai.
4. Menanggung luka, tapi menerima takdirnya

Pada episode kedua, Seong A mengaku dirinya adalah anak adopsi. Ia tumbuh dengan banyak pertanyaan tentang siapa dirinya, mulai dari kenapa ia berbeda, kenapa orangtuanya pergi, hingga layak atau tidak mendapat kebahagiaan. Tapi tak sekalipun ia menyalahkan orang tua atau masa lalunya.
Ia hanya diam, lalu belajar menerima, dan memilih menjadi seseorang yang bermanfaat. Luka itu tetap ia simpan, lalu ia gunakan sebagai bahan bakar untuk mengerti orang lain. Itulah kenapa ia bisa begitu sabar kepada Gyeon U, yang juga punya kisah kehilangan serupa.
Ia mengerti bahwa semua orang punya rahasia yang tak mudah untuk diceritakan. Itulah mengapa trauma tidak menjadikannya sosok yang keras pada diri sendiri, justru membuatnya lebih lembut. Ketika orang lain butuh sandaran, Seong A dengan senang hati memberikan pundak. Tapi saat dia yang rapuh, siapa yang ada untuknya?
5. Tidak ragu untuk mengorbankan diri demi orang lain

Bagian paling menyayat dari kisah Seong A adalah kesiapannya untuk terluka. Saat kondisi Gyeon U benar-benar di ujung tanduk karena gangguan makhluk halus yang mengintainya, Seong A bersedia mengambil alih rasa sakit itu dengan mengawasi dan membantunya.
Ia melakukan ritual berisiko tinggi, berkonsultasi dengan shaman senior, bahkan berinteraksi langsung dengan roh yang tidak semua orang bisa tangani. Saat semua orang menjauh karena takut, dia justru mendekat. Tak ada jaminan ia akan selamat, tapi ia tetap melangkah.
Demi membantu Gyeon U, ia berhasil membujuk hati ibunya yang menentang keras keputusan sebelumnya. Bagi Seong A, menyelamatkan seseorang yang dia sayang jauh lebih penting dari pada keselamatannya sendiri. Keteguhan seperti ini tak bisa diajarkan. Itu lahir dari hati yang tulus, dari hati yang pernah merasa ditinggalkan.
Dari aksi kecil sampai keputusan besarnya untuk menolong orang lain, Park Seong A layak untuk mendapatkan kebahagiaan. Selama ini, ia sudah hidup dengan luka dan disalahpahami, tapi memilih diam tanpa dendam. Dalam drama Korea Head Over Heels, Seong A menjadi salah satu karakter yang dinantikan happy ending-nya. Setuju?