Kenapa Firma Hukum Hyungmin Tutup di Ending Law and the City?

Episode awal drama Korea Law and the City dibuka dengan bergabungnya empat firma hukum menjadi satu dalam sebuah merger. Keempatnya kemudian menyandang nama Firma Hukum Hyungmin. Namun, di ending drakor ini, Firma Hukum Hyungmin ternyata tutup.
Alasan penutupan Firma Hukum Hyungmin bukan berkaitan dengan defisit pendapatan maupun karena terjadi masalah hukum terkait proses merger. Lantas apa alasan firma hukum ini berakhir ditutup di episode terakhir drakor Law and the City? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.
1. Kim Hyung Min tidak lagi menjadi penasihat hukum Firma Hukum Hyungmin

Sebelumnya, orang yang memiliki inisiasi penggabungan empat firma hukum di Gedung Hyungmin menjadi satu melalui merger adalah Kim Hyung Min (Yeom Hye Ran). Ia merupakan pemilik Gedung Hyungmin. Alasan utama di balik merger ini karena salah satu impian Kim Hyung Min ialah mendirikan firma hukum dengan namanya sendiri. Setelah merger, ia menjabat sebagai penasihat di Firma Hukum Hyungmin.
Sebagai penasihat, Kim Hyung Min menjadi penengah bagi keempat direktur yang firmanya kini melebur menjadi satu. Selain itu, ia memberi berbagai solusi atas berbagai masalah. Ia juga memberi faslitas lebih berupa pengubahan fungsi lantai 4 gedung menjadi ruang santai dan istirahat pegawai.
Di ending Law and the City, Kim Hyung Min memutuskan untuk resign dari posisinya sebagai penasihat Firma Hukum Hyungmin. Ia melakukannya karena ingin kembali mengejar mimpinya jadi pengacara dengan kembali kuliah. Ia dulu memang lulusan fakultas hukum, tapi ia gagal mengikuti ujian pengacara. Impiannya untuk menjadi pengacara pun saat itu dikuburnya lalu ia fokus pada bisnisnya.
2. Empat firma yang tergabung memutuskan membatalkan merger

Meski dari luar mengadopsi nama Firma Hukum Hyungmin, di dalamnya sebetulnya ada empat firma berbeda. Masing-masing mempertahankan pegawai, atasan, dan sistem yang sudah ada sebelum merger. Pemilik dari tiap firma ini adalah pengacara senior dan mitra pengelola yang punya cara kerja berbeda.
Seperti saat tawaran merger diajukan, Kim Hyung Min juga memberi penawaran pada keempat pemimpin firma tersebut. Mereka boleh mempertahankan merger dan tetap memakai nama Firma Hukum Hyungmin. Namun, keempatnya sepakat untuk membatalkan merger. Mereka pun kembali memakai nama firma masing-masing sebelum merger dilakukan. Karena itu, Firma Hukum Hyungmin pun dinyatakan ditutup dan nama tiap lantai Gedung Hyungmin kembali diubah.
3. Ada berbagai masalah dan rintangan sejak awal merger

Keempat pemilik firma di Gedung Hyungmin sepakat untuk merger di episode awal drakor ini. Namun, mereka juga sering berselisih pendapat. Masing-masing ingin mendapat keuntungan terbesar dan tak mau dirugikan. Karena itu, beberapa kali terjadi konflik di awal penggabungan dan pendirian Firma Hukum Hyungmin.
Salah satu masalah yang terjadi adalah kurang terintegrasinya sistem internal sebab masing-masing kantor bekerja dengan data mereka sendiri. Akibatnya, sempat terjadi masalah saat dua mitra pengelola dari dua kantor berbeda di Firma Hukum Hyungmin bertemu sebagai perwakilan penggugat dan tergugat dalam satu kasus yang sama. Tidak ada di antara mereka yang mau mengalah sehingga kedua klien memutuskan mencari firma hukum lain.
Masalah juga terjadi dalam hal lain. Misalnya, terkait pembagian pajak. Meski memakai satu nama perusahaan, sebetulnya di dalam Firma Hukum Hyungmin ada empat kantor berbeda dengan pendapatan dan pengeluaran berbeda. Mereka pun berdebat soal pembagian persentase pajak.
Mengingat berbagai masalah terjadi selama merger ditambah absennya Kim Hyung Min sebagai penasihat, Firma Hukum Hyungmin pun tidak bisa dipertahankan. Keempat direktur sekaligus mitra pengelola memutuskan untuk membatalkan merger dan kembali menjadi firma hukum yang terpisah di ending Law and the City.