Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tanda Kerja Remote Justru Bikin Produktivitasmu Anjlok!

ilustrasi seseorang malas bekerja (pexels.com/Ron Lach)
Intinya sih...
  • Waktu kerja yang tidak terstruktur mempengaruhi fokus dan produktivitas
  • Prokrastinasi lebih sering terjadi karena lingkungan rumah yang nyaman
  • Distraksi di sekitar rumah dan kurangnya perencanaan mengganggu efektivitas kerja

Kerja remote sering dianggap sebagai solusi ideal untuk meningkatkan keseimbangan hidup dan produktivitas. Tanpa harus menghadapi macet, suasana kantor yang bising, atau tekanan sosial dari rekan kerja, banyak yang merasa bisa bekerja lebih nyaman dan fokus dari rumah. Tapi kenyataannya, gak semua orang benar-benar produktif saat kerja remote.

Alih-alih makin fokus, justru banyak yang merasa makin mudah terdistraksi, ritme kerja berantakan, dan akhirnya makin sedikit yang bisa diselesaikan. Produktivitas jadi menurun tanpa disadari, dan yang tersisa cuma rasa capek, burnout, serta perasaan gak puas sama hasil kerja sendiri. Kalau kamu merasa udah kerja seharian tapi hasilnya gak sebanding, mungkin kamu perlu lihat apakah kamu mengalami enam tanda ini. Karena bisa jadi, kerja remote justru bikin produktivitasmu pelan-pelan anjlok!

1. Gak punya jam kerja yang jelas, kerja bisa mulai dan selesai kapan aja

ilustrasi ponsel android (pexels.com/indra projects)

Salah satu ciri paling jelas produktivitas menurun saat kerja remote adalah gak adanya struktur waktu yang tegas. Kamu mungkin mulai kerja setelah sarapan, lanjut sebentar, lalu rebahan, nyuci, atau scrolling medsos, dan tahu-tahu hari udah malam. Tanpa jam kerja yang konsisten, otakmu gak bisa masuk mode fokus penuh.

Kamu terus berada di mode multitasking yang menguras energi tanpa hasil maksimal. Hasilnya, tugas-tugas sederhana bisa jadi terasa berat dan makan waktu berhari-hari. Disiplin waktu bukan cuma soal jam kantor, tapi juga cara kamu menghargai energi dan batas produktif harianmu sendiri.

2. Tugas menumpuk karena kamu terlalu sering menunda-nunda

ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Prokrastinasi sering kali lebih parah saat kerja remote. Lingkungan rumah yang terlalu nyaman, godaan tempat tidur, suara TV, atau bahkan keinginan ngemil bisa bikin kamu menunda tugas terus-menerus. Dan semakin ditunda, semakin berat rasanya untuk mulai.

Kalau kamu sering menunda-nunda tugas kecil sampai mepet deadline, atau kerjaan baru selesai saat tekanan sudah tinggi, itu tanda kamu gak lagi kerja dalam ritme produktif yang sehat. Produktivitas sejati adalah saat kamu bisa menyelesaikan tugas tepat waktu tanpa merasa terpaksa terus-menerus.

3. Gampang terdistraksi oleh hal-hal di sekitar rumah

ilustrasi seseorang bekerja dari rumah (pexels.com/Anastasia Shuraeva

Kerja dari rumah memang bebas dari gangguan kantor, tapi bukan berarti bebas gangguan sama sekali. Anak kecil yang rewel, tetangga yang ribut, atau bahkan godaan buat beberes rumah bisa mengganggu alur kerja yang udah dibangun susah payah.

Kalau kamu merasa susah untuk duduk tenang selama satu jam penuh tanpa mengecek HP, berpindah ruangan, atau ganti aktivitas, itu tanda lingkungan kerjamu belum ideal. Distraksi kecil tapi terus-menerus bisa bikin produktivitasmu jeblok tanpa terasa. Kamu butuh ruang dan waktu khusus yang benar-benar dikhususkan buat kerja, bukan sekadar 'nyempil' di sela kegiatan rumah tangga.

4. Sering lupa apa yang harus dikerjakan karena gak punya perencanaan

ilustrasi seseorang mengikuti meeting online (pexels.com/Gustavo Fring)

Saat di kantor, kadang ritme kerja terbentuk dari jadwal meeting, tekanan rekan kerja, atau reminder dari atasan. Tapi saat kerja remote, kamu harus lebih mandiri dalam mengatur waktu dan prioritas. Sayangnya, gak semua orang terbiasa merencanakan hari secara rinci.

Kalau kamu sering bingung mulai dari mana, lupa tugas penting, atau mengandalkan 'inget-inget aja', itu tanda kamu butuh sistem kerja yang lebih rapi. Tanpa to-do list atau manajemen waktu yang jelas, hari-hari kerja bisa jadi hamburadul, dan hasil kerja pun makin gak terukur.

5. Kamu merasa lelah terus tapi hasilnya gak kelihatan

ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kerja remote kadang bikin kamu merasa sibuk seharian, bales email, ikut meeting, nyicil kerjaan, tapi di akhir hari kamu gak bisa menyebut satu hal pun yang benar-benar selesai. Ini adalah tanda klasik dari kelelahan yang gak produktif.

Kalau kamu merasa lelah secara mental tapi gak puas sama hasil kerja, berarti energimu terbuang untuk hal-hal yang gak prioritas atau kamu terlalu banyak multitasking tanpa penyelesaian nyata. Produktivitas bukan diukur dari seberapa sibuk kamu, tapi dari seberapa banyak yang benar-benar selesai dengan kualitas baik.

6. Kamu merasa makin gak termotivasi buat mulai hari kerja

ilustrasi seseorang sedang meeting online (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Produktivitas bukan cuma soal teknis, tapi juga soal mental. Kalau kamu bangun pagi dan langsung merasa berat untuk mulai kerja, bahkan untuk buka laptop pun malas, itu sinyal kalau kamu mengalami penurunan motivasi. Dan ini sering banget terjadi saat kerja remote.

Tanpa interaksi sosial, suasana kantor, atau sekadar obrolan ringan bareng teman kerja, kamu bisa merasa terisolasi dan kehilangan semangat. Ini bisa bikin kamu menunda kerja, kehilangan arah, dan akhirnya kerja cuma karena terpaksa, bukan karena niat menyelesaikan sesuatu. Kalau kamu merasa kehilangan motivasi terus-menerus, berarti waktunya untuk re-evaluasi rutinitas dan mencari cara membangun ulang semangat kerja harianmu.

Kerja remote bisa jadi berkah atau bumerang, tergantung gimana kamu menjalaninya. Fleksibilitas memang jadi keuntungan besar, tapi kalau gak diimbangi dengan disiplin, struktur, dan manajemen waktu yang baik, kamu bisa terjebak dalam ilusi produktivitas yang kosong.

Gak ada salahnya kerja sambil santai, tapi penting juga untuk memastikan bahwa kamu tetap bisa menyelesaikan tugas dengan efektif dan menjaga kesehatan mentalmu. Kalau enam tanda di atas mulai sering kamu alami, jangan buru-buru menyalahkan diri. Mulailah dari langkah kecil: atur jam kerja, bikin to-do list harian, dan ciptakan ruang kerja yang minim gangguan.

Produktivitas bukan tentang kerja lebih keras, tapi kerja lebih cerdas. Dan kerja remote, kalau dijalani dengan cara yang tepat, bisa jadi jalan untuk mencapai hal itu tanpa harus mengorbankan kenyamanan hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us