Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Buruk saat Kuliah yang Harus Segera Diperbaiki

ilustrasi burnout (unsplash.com/Rendy Novantino)
Intinya sih...
  • Menunda tugas sampai melewati deadline membawa beban mental dan mengurangi kualitas belajar.
  • Bergantung pada teman untuk materi membuat pasif dan kehilangan rasa ingin tahu.
  • Absen kuliah tanpa alasan jelas dapat merusak reputasi di mata dosen dan berdampak pada rekomendasi akademik.

Masa kuliah seharusnya jadi momen penuh eksplorasi dan pertumbuhan, tapi realitanya banyak mahasiswa justru terjebak dalam kebiasaan buruk yang menghambat kemajuan. Gaya hidup yang terlihat santai sering kali menipu, sampai tanpa sadar waktu dan kesempatan terbuang begitu saja. Kebiasaan-kebiasaan ini bisa terlihat sepele di awal, tapi dampaknya terasa besar di semester-semester berikutnya.

Kalau terus dibiarkan, kebiasaan buruk ini gak cuma merusak nilai akademis, tapi juga mengganggu relasi sosial dan bahkan masa depan karier. Sayangnya, gak semua mahasiswa sadar sejak awal soal hal ini. Momen kuliah gak datang dua kali, jadi lebih baik cepat refleksi dan mulai berubah. Berikut ini daftar kebiasaan buruk yang harus segera ditinggal sebelum semuanya terlambat.

1. Menunda tugas sampai melewati deadline

ilustrasi menunda tugas (freepik.com/jcomp)

Menunda tugas sampai detik terakhir memang terasa menyenangkan di awal, apalagi kalau masih merasa bisa mengejar semuanya. Tapi kenyataannya, kebiasaan ini membawa beban mental yang gak kecil. Begitu tenggat makin dekat, tekanan makin besar dan hasil tugas biasanya juga jauh dari maksimal. Kualitas belajar pun jadi asal-asalan karena semuanya dikerjakan tergesa-gesa.

Parahnya lagi, kebiasaan ini bisa terbawa sampai ke dunia kerja nanti. Kalau sudah terbiasa mengulur waktu, produktivitas akan terus terganggu dan performa menurun. Belajar disiplin dari tugas-tugas kecil bisa jadi pondasi untuk kepercayaan diri dalam tanggung jawab yang lebih besar. Meninggalkan kebiasaan menunda adalah langkah awal menuju kehidupan yang lebih tertata dan profesional.

2. Terlalu bergantung pada teman untuk materi

ilustrasi bergantung pada teman (freepik.com/drobotdean)

Memang menyenangkan punya teman yang rajin dan mau berbagi catatan. Tapi kalau terus-menerus menggantungkan diri tanpa usaha sendiri, yang rugi justru diri sendiri. Materi yang hanya dibaca sepintas dari ringkasan orang lain gak akan membentuk pemahaman yang kuat. Nilai mungkin bisa selamat sesekali, tapi pemahaman jangka panjang akan kosong.

Kebiasaan ini bisa membuat jadi pasif dan kehilangan rasa ingin tahu. Waktu ujian datang, baru terasa betapa pentingnya belajar secara aktif dan mandiri. Lebih baik mulai membangun kebiasaan membaca dan memahami sendiri meski pelan-pelan. Gak ada salahnya bertanya dan berdiskusi, tapi pastikan usaha pribadi tetap jadi prioritas utama.

3. Absen kuliah tanpa alasan yang jelas

ilustrasi bolos mata kuliah (freepik.com/pvproductions)

Sekali dua kali bolos kelas karena alasan penting mungkin bisa dimaklumi, tapi kalau jadi kebiasaan, itu masalah serius. Banyak mahasiswa yang merasa bisa belajar sendiri tanpa perlu datang ke kelas, padahal interaksi langsung dengan dosen dan teman sekelas punya nilai yang gak tergantikan. Informasi penting, pembahasan mendalam, dan kesempatan bertanya langsung sering kali hanya ada di ruang kelas.

Kalau absen terus-menerus, bukan cuma materi yang ketinggalan, tapi juga reputasi di mata dosen bisa memburuk. Ini bisa berdampak pada rekomendasi akademik dan kesempatan magang atau beasiswa. Disiplin hadir di kelas menunjukkan tanggung jawab dan komitmen yang sangat penting dalam dunia akademik maupun profesional.

4. Mengabaikan kesehatan fisik dan mental

ilustrasi burnout (unsplash.com/Rendy Novantino)

Banyak mahasiswa yang merasa kuat begadang setiap malam, melewatkan makan, atau bahkan terus-terusan stres demi mengejar tugas. Padahal, tubuh dan pikiran punya batas. Mengabaikan kesehatan fisik dan mental akan berdampak langsung pada konsentrasi, mood, dan performa belajar. Kesehatan bukan cuma soal gak sakit, tapi juga soal keseimbangan dan ketenangan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Kebiasaan buruk seperti tidur larut, makan sembarangan, atau gak pernah olahraga harus segera diubah. Sama pentingnya, menjaga mental tetap stabil juga wajib jadi prioritas. Ambil waktu untuk istirahat, ngobrol dengan orang terdekat, atau sekadar menikmati waktu luang. Mahasiswa yang sehat jauh lebih siap menghadapi tekanan kuliah dan tantangan hidup lainnya.

5. Terlalu sibuk organisasi sampai lupa akademik

ilustrasi organisasi kampus (freepik.com/peoplecreations)

Aktif di organisasi kampus bisa sangat bermanfaat, tapi kalau sampai menyita seluruh waktu dan perhatian, akademik bisa terbengkalai. Banyak mahasiswa yang awalnya cuma ingin cari pengalaman, tapi lama-lama terjebak dalam rutinitas organisasi yang gak berhenti. Akibatnya, tugas numpuk, jadwal berantakan, dan nilai mulai anjlok.

Padahal, kuliah tetap harus jadi prioritas utama. Organisasi seharusnya jadi pelengkap, bukan pengganti. Mengatur waktu dengan bijak antara kegiatan organisasi dan belajar bisa melatih manajemen diri yang baik. Fokus utama tetap pada menyelesaikan studi dengan hasil memuaskan, tanpa mengorbankan pengembangan diri di luar kelas.

Meninggalkan kebiasaan buruk selama kuliah bukan hal mudah, tapi sangat mungkin dilakukan. Kuncinya adalah kesadaran dan komitmen untuk terus memperbaiki diri. Hidup mahasiswa itu gak selamanya bebas, tapi bisa sangat bermakna kalau dijalani dengan cara yang tepat. Mulai dari sekarang, ubah pola yang merugikan jadi kebiasaan yang mendukung masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us