Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membangun Kebiasaan Baca di Tengah Kegiatan Kuliah yang Padat

ilustrasi membaca buku (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Sisihkan 10 menit sebelum tidur setiap hariWaktu malam sebelum tidur jadi momen terbaik untuk membaca buku tanpa tekanan.
  • Bawa buku ringan ke mana-manaManfaatkan waktu luang dengan membawa buku kecil atau menggunakan aplikasi pembaca digital.
  • Jadikan membaca sebagai bagian dari me timeMembaca bisa menjadi pilihan menenangkan dan memperkaya pikiran saat me time tiba.

Di tengah padatnya jadwal kuliah, tugas yang menumpuk, dan organisasi yang menyita energi, membaca sering kali terasa seperti kemewahan yang gak sempat dilakukan. Padahal, membaca bisa jadi pelarian yang menyegarkan pikiran, menambah wawasan, bahkan mengasah kemampuan berpikir kritis yang berguna di dunia akademik. Sayangnya, banyak mahasiswa merasa kesulitan membagi waktu antara akademik dan aktivitas pribadi, termasuk membaca buku yang sebenarnya sudah lama ingin diselesaikan.

Kebiasaan membaca gak perlu langsung ekstrem seperti menyelesaikan satu buku dalam semalam. Justru, konsistensi dalam waktu singkat jauh lebih efektif untuk menumbuhkan minat baca yang tahan lama. Dengan strategi yang tepat, kegiatan membaca bisa melebur ke dalam rutinitas harian tanpa terasa membebani. Berikut beberapa cara sederhana dan realistis untuk mulai membangun kebiasaan membaca di tengah kesibukan kuliah.

1. Sisihkan 10 menit sebelum tidur setiap hari

ilustrasi membaca buku (freepik.com/freepik)

Waktu malam sebelum tidur sering kali jadi momen terbaik untuk menenangkan pikiran setelah seharian berkutat dengan jadwal kuliah. Daripada scroll media sosial sampai mata lelah, lebih baik alihkan fokus ke membaca buku selama 10 menit. Waktu yang singkat ini bisa menjadi titik awal untuk menumbuhkan kebiasaan tanpa tekanan. Otak juga akan lebih rileks karena gak dibombardir informasi yang gak perlu.

Lama-lama, membaca sebelum tidur bakal terasa seperti kebutuhan, bukan kewajiban. Apalagi kalau buku yang dibaca memang sesuai minat, seperti fiksi ringan, biografi tokoh inspiratif, atau bahkan buku motivasi. Biar pun hanya beberapa halaman, dampaknya bisa terasa dalam jangka panjang. Rutinitas kecil ini bisa jadi pondasi kuat untuk menjadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup.

2. Bawa buku ringan ke mana-mana

ilustrasi membaca buku (freepik.com/freepik)

Waktu tunggu sering kali gak disadari bisa dimanfaatkan untuk membaca. Saat menunggu kelas dimulai, antre di kantin, atau dalam perjalanan naik transportasi umum, biasanya hanya diisi dengan membuka ponsel. Padahal, momen-momen ini cukup ideal untuk menyelesaikan beberapa halaman buku. Membawa buku fisik berukuran kecil atau menggunakan aplikasi pembaca digital bisa membantu tetap terhubung dengan bacaan di sela-sela aktivitas.

Buku tipis atau kumpulan cerita pendek cocok dibawa ke mana-mana karena gak memberatkan tas dan mudah dicerna. Dengan membaca secara acak saat waktu luang muncul, otak terbiasa untuk mengasosiasikan membaca sebagai sesuatu yang fleksibel dan menyenangkan. Gak perlu waktu khusus, yang penting konsistensi. Hal kecil seperti ini bisa menumbuhkan kedekatan yang konsisten dengan dunia literasi.

3. Jadikan membaca sebagai bagian dari me time

ilustrasi membaca buku (freepik.com/freepik)

Di tengah rutinitas kuliah, semua orang butuh waktu untuk menyendiri dan mengisi ulang energi. Saat momen me time tiba, membaca bisa menjadi pilihan yang menenangkan sekaligus memperkaya pikiran. Buku memberi ruang untuk berimajinasi, berempati, dan kadang malah jadi cermin buat refleksi diri. Kalau sudah menemukan genre favorit, membaca bisa terasa seperti ngobrol dengan versi terbaik dari diri sendiri.

Menyisihkan waktu di akhir pekan, atau satu malam dalam seminggu untuk tenggelam dalam bacaan bisa memberikan kepuasan tersendiri. Menyalakan musik instrumental, menyeduh teh hangat, lalu duduk santai dengan buku bisa menjadi ritual yang menyejukkan. Kebiasaan ini bukan hanya menambah pengetahuan, tapi juga membantu menjaga kesehatan mental. Me time dengan membaca jelas bukan hal sepele.

4. Gabung komunitas baca atau book club mahasiswa

ilustrasi komunitas baca (freepik.com/freepik)

Lingkungan sangat mempengaruhi kebiasaan, termasuk dalam hal membaca. Ketika dikelilingi orang-orang yang gemar baca, semangat untuk ikut membaca pun akan lebih mudah tumbuh. Komunitas baca atau book club kampus biasanya punya agenda menarik seperti diskusi buku, tukar rekomendasi, atau membaca bareng. Aktivitas semacam ini bisa memberi motivasi sekaligus ruang untuk mengeksplorasi genre baru.

Diskusi buku juga bisa mengasah kemampuan berpikir kritis dan menyampaikan opini secara terstruktur. Apalagi kalau yang dibaca adalah buku-buku bertema sosial, filsafat, atau isu kontemporer. Ada sensasi berbeda ketika membaca bukan sekadar kegiatan pribadi, tapi juga bagian dari interaksi sosial. Gabung komunitas bisa jadi pemicu untuk lebih konsisten membaca dan berkembang bareng.

5. Buat target baca yang realistis dan terukur

ilustrasi membaca buku (freepik.com/freepik)

Menetapkan target bisa membantu menjaga konsistensi dan memberikan arah yang jelas dalam membaca. Tapi, target yang terlalu ambisius justru bisa membuat cepat lelah dan kehilangan motivasi. Sebaiknya mulai dari target yang ringan, seperti menyelesaikan satu buku per bulan atau membaca 10 halaman per hari. Target sederhana ini membuat proses membaca terasa lebih terjangkau dan menyenangkan.

Bisa juga menggunakan aplikasi pembaca atau tracker buku untuk memantau kemajuan secara visual. Saat melihat grafik atau daftar bacaan yang terus bertambah, rasa puas dan bangga akan muncul dengan sendirinya. Hal ini bisa menjadi dorongan untuk terus melanjutkan kebiasaan membaca. Target yang realistis akan membantu menjaga semangat tetap stabil, bahkan saat jadwal kuliah sedang padat-padatnya.

Membangun kebiasaan membaca di tengah padatnya aktivitas kuliah memang menantang, tapi bukan hal yang mustahil. Kuncinya ada pada konsistensi kecil yang dilakukan terus-menerus tanpa tekanan. Semakin terbiasa membaca dalam keseharian, semakin besar pula manfaat yang akan terasa. Jadikan membaca bukan sebagai beban, tapi sebagai bagian dari kehidupan yang memberi warna dan makna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us