Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Realitas Tak Menyenangkan yang Dihadapi ketika Memasuki Usia 30

ilustrasi perempuan membaca (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan membaca (freepik.com/freepik)

Usia 30 sering kali dianggap sebagai titik balik dalam hidup. Pada usia ini, banyak orang mulai merasa dituntut untuk berhasil dalam berbagai aspek mulai dari karier, hubungan, hingga pencapaian pribadi. Namun pada kenyataannya, usia kepala tiga tidak selalu membawa ketenangan.

Justru, banyak hal yang mulai terasa lebih berat, lebih nyata, dan kadang tak seindah bayangan masa muda ketika memasuki usia kepala tiga. Nah, berikut ini penjelasan tentang lima realita tak menyenangkan ketika memasuki usia 30 tahun. Keep scrolling!

1. Lingkar pertemanan mulai menyusut

ilustrasi bersosialisasi (freepik.com/cookie_studio)
ilustrasi bersosialisasi (freepik.com/cookie_studio)

Dulu, punya banyak teman adalah hal biasa. Namun, saat usia menginjak 30, perlahan kamu akan sadar bahwa tak semua orang tetap tinggal. Entah karena kesibukan masing-masing, prioritas yang berubah, atau memang jarak hati yang semakin jauh. Pertemanan yang dulu ramai kini berubah menjadi lingkar kecil, bahkan kadang hanya sekadar saling menyapa di media sosial.

Walau menyedihkan, memang beginilah proses yang harus dialami. Kamu juga mulai menyadari siapa yang benar-benar hadir saat dibutuhkan, bukan sekadar teman nongkrong. Tapi tetap saja, kehilangan koneksi dengan orang-orang yang dulu dekat bisa meninggalkan rasa hampa dan rindu akan masa-masa yang lebih sederhana.

2. Tekanan finansial yang meningkat

ilustrasi seorang perempuan memegang uang (freepik.com/freepik)
ilustrasi seorang perempuan memegang uang (freepik.com/freepik)

Memasuki usia 30, tanggung jawab finansial makin nyata seperti cicilan rumah, asuransi, biaya hidup, hingga persiapan masa depan seperti dana pensiun atau pendidikan anak. Sementara itu, tak semua orang memiliki penghasilan yang langsung stabil di usia ini. Akibatnya, tekanan untuk mapan jadi beban tersendiri.

Lebih rumit lagi ketika kamu mulai membandingkan diri dengan orang lain. Teman seumuran yang sudah sukses, punya rumah atau bisnis sendiri, bisa memicu rasa tertinggal. Hal ini kerap menimbulkan kecemasan dan rasa kurang, meski sebenarnya setiap orang punya jalannya masing-masing.

3. Waktu untuk diri sendiri makin langka

Ilustrasi perempuan memakai earphone (freepik.com/freepik)
Ilustrasi perempuan memakai earphone (freepik.com/freepik)

Ketika usia bertambah, prioritas pun berubah. Pekerjaan menuntut lebih banyak waktu, keluarga mulai membutuhkan perhatian, dan energi tidak lagi sekuat saat usia 20an. Akibatnya, waktu untuk diri sendiri menjadi kemewahan yang sulit untuk bisa dinikmati.

Padahal, kebutuhan untuk healing justru makin penting di usia ini. Namun sering kali, rasa bersalah muncul saat kita memilih untuk berhenti sejenak. Jadwal yang padat dan tanggung jawab yang tak kunjung selesai membuat waktu pribadi perlahan menghilang dari daftar prioritas.

4. Tekanan sosial

ilustrasi dua orang perempuan (freepik.com/karlyukav)
ilustrasi dua orang perempuan (freepik.com/karlyukav)

Di usia 30an, pertanyaan-pertanyaan pribadi pernikahan dan anak sering kali datang dari orang sekitar. Walau terdengar sepele, pertanyaan ini bisa jadi beban mental, terutama jika kamu sedang tidak ingin atau belum siap menjawabnya.

Banyak orang merasa terpojok karena standar sosial yang seakan memaksakan bahwa kebahagiaan harus datang dalam bentuk pasangan atau anak. Padahal, setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda. Tekanan ini bisa membuat seseorang merasa tidak cukup baik, meski sejatinya dia sedang menjalani hidup sesuai kemampuannya.

5. Kesehatan tak lagi bisa diabaikan

ilustrasi seorang perempuan sedang sakit (freepik.com/freepik)

Jika dulu begadang, makan sembarangan, atau jarang olahraga terasa biasa saja, kini tubuh mulai memberikan sinyal bahwa ia tak bisa terus dipaksa. Mudah lelah, sakit punggung, kolesterol naik, hingga gangguan tidur mulai menghampiri jika pola hidup tak segera diperbaiki.

Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan memang muncul, tapi sayangnya tidak selalu dibarengi dengan kemudahan untuk menjalani gaya hidup sehat. Kesibukan, stres, dan kelelahan sering menjadi alasan untuk menunda. Namun, jika terus diabaikan, tubuh yang dulu kuat bisa mulai kehilangan fungsinya satu per satu.

Memasuki usia 30 memang bukan perkara mudah. Banyak realita pahit yang harus dihadapi, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar. Tapi meski penuh tantangan, usia ini juga bisa jadi momen untuk benar-benar mengenal diri dan menentukan arah hidup. Selalu pentingkan kebahagiaanmu daripada pandangan orang lain, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us