Libur Telah Tiba, 7 Aktivitas Bermain Anak yang Harus Ekstra Diawasi

Libur sekolah sudah tiba. Ini menjadi waktu yang amat menyenangkan bagi anak. Ia bisa beristirahat dari rutinitas sekolah. Tidak ada keharusan untuknya bangun sepagi biasanya, belajar, mengerjakan PR, ulangan, dan sebagainya.
Libur sekolah merupakan kesempatan buat anak memuaskan diri bermain. Rasanya santai. Bermain sendirian maupun bersama teman sebaya sama menyenangkannya. Namun, di momen libur sekolah ini orangtua harus tetap mencurahkan perhatian.
Anak perlu diawasi ketika bermain. Cegah bahaya menimpanya lantaran kurangnya kehati-hatian. Bahkan aktivitas bermain anak juga dapat membahayakan orang lain. Jangan orang lain yang selalu diminta memaklumi ulah anak. Tujuh kegiatan pengisi liburan ini punya potensi bahaya yang cukup besar.
1. Bermain layang-layang

Libur sekolah yang bertepatan dengan musim kemarau memang cocok sekali untuk bermain layang-layang. Anginnya bagus. Layang-layang pasti dapat terbang tinggi. Akan tetapi, di mana anak sebaiknya menerbangkannya?
Berbahaya sekali kalau layangan dimainkan di kawasan permukiman atau tepi jalan raya. Banyak orang dan kendaraan yang melintas. Benang layangan dapat mencelakakan orang-orang. Seperti pengendara motor yang terjatuh karena terkena benang layangan.
Layang-layang juga kerap menyangkut di atap rumah warga. Bahkan layangan mengenai kabel-kabel di tiang listrik. Anak harus diarahkan bermain layang-layang di tempat yang tepat yaitu lapangan.
2. Bersepeda atau menaiki kendaraan lainnya

Naik sepeda tidak hanya seru bagi anak. Bersepeda juga menjadi aktivitas fisik yang menyehatkan daripada ia rebahan terus di rumah. Hanya saja kemampuan anak menaiki sepeda kadang belum dibarengi dengan pengetahuan akan cara berkendara yang baik.
Anak bersepeda di lingkungan kompleks saja bisa gak berhati-hati. Apalagi kalau ia sampai meluncur ke jalan raya. Meski di jalan kompleks lebih sepi, bila anak bersepeda di tengah-tengah atau membelok tiba-tiba dapat celaka.
Tunggui anak ketika bermain sepeda di luar rumah. Penggunaan helm khusus lebih baik untuk mencegah cedera kepala andai anak terjatuh. Anak juga sebaiknya gak diizinkan mengendarai motor atau mobil mini di luar pagar rumah.
3. Main gadget

Memang sulit untuk sama sekali tidak memperkenalkan anak pada gadget. Terlebih jika anak sudah menggunakannya untuk keperluan sekolah. Namun, pengawasan orangtua wajib tetap dilakukan.
Ini meliputi waktu bermain dan apa yang dimainkannya. Pilihkan permainan yang masih ada sisi edukasinya. Orangtua juga gak boleh memandang diamnya anak saat bermain gawai sebagai kesempatan emas untuk melakukan hal-hal lain.
Nanti anak sudah lama bermain smartphone, dirimu membiarkannya. Tetaplah melaksanakan kesepakatan. Seperti anak bermain gawai maksimal 2 jam per hari selama libur sekolah. Durasi ini dapat dipecah menjadi masing-masing 30 menit di pagi, siang, sore, dan malam.
4. Bermain bola

Makin keras dan besar bola yang digunakan, makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal di luar harapan. Seperti anak menendang atau melempar bola keras-keras dan menghantam kaca. Rusaknya kaca jendela rumah atau mobil siapa pun jangan dianggap sepele.
Bahkan bila kaca rumahmu sendiri yang hancur kena bola, tentu lebih baik ini tidak terjadi. Pilih permainan yang memakai bola lebih kecil seperti badminton, tenis meja, atau bekel. Kalau anak hendak bermain sepak bola, basket, atau voli mesti di tempat yang seharusnya.
5. Bermain di berbagai wahana permainan

Saat kamu sekeluarga bisa pergi ke wahana bermain, anak pasti senang sekali. Anak yang rasa penasarannya tinggi dan pemberani ingin mencoba sebanyak mungkin wahana. Orangtua gak boleh lengah.
Perhatikan dulu keamanan wahana permainan dan situasi di sekitar. Di musim libur sekolah, pengunjung berbagai tempat bermain outdoor maupun indoor biasanya membeludak. Petugas yang terbatas dapat kurang fokus.
Sementara alat-alat bermain belum tentu dirawat dengan baik. Bahkan antrean buat menaikinya saja luar biasa panjang. Jangan ragu untuk melarang anak daripada terjadi bahaya. Alihkan perhatiannya pada hal-hal lain. Kalaupun anak bisa naik wahana permainan jangan meninggalkannya ke toilet, beli jajan, dan sebagainya. Tunggu dan perhatikan hingga anak selesai.
6. Berkejaran

Sama seperti aktivitas bersepeda, berkejaran dengan teman sebaya juga sekalian anak berolahraga. Tapi ketika anak mengejar atau dikejar, kehati-hatiannya sangat menurun. Dia cuma ingin berlari secepatnya. Ini dapat berujung bahaya.
Anak bisa terjatuh, menabrak sesuatu, dan mengalami cedera. Apalagi tempat mereka berkejaran cukup ramai dan banyak benda keras seperti bangku taman. Segera minta anak berhenti berkejaran dengan kawannya dan jelaskan bahayanya. Ini mungkin terulang beberapa kali. Kamu tak boleh capek memperingatkannya.
7. Menerbangkan drone

Anak yang mengerti teknologi terkini dan kamu memfasilitasinya mungkin tak lagi melakukan enam aktivitas di atas. Minatnya tercurah pada drone. Menerbangkan drone terasa jauh lebih asyik daripada layang-layang.
Apalagi ada kamera yang membuat anak bisa melihat berbagai tempat sampai detail. Sama seperti gadget, tidak ada salahnya orangtua memperkenalkan teknologi pada anak. Namun, pastikan ia tidak sembarangan menerbangkan drone.
Beri tahu anak bahwa drone tak boleh diterbangkan di sekitar rumah orang. Nanti privasi penghuninya terganggu. Salah-salah malah mereka berusaha merusak drone anak yang terbang rendah. Terbangkan drone di tempat terbuka yang umum saja seperti taman bermain.
Ketika libur sekolah, tugas orangtua bertambah. Selama anak belum bisa bermain dengan aman, kamu dan pasangan wajib mengawasinya. Usahakan anak lebih banyak bermain di dalam rumah apabila dirimu atau pasangan gak selalu dapat menemaninya bermain di luar.