4 Tips Menyesuaikan Gaya Parenting dengan Karakter Anak

- Pahami tipe kepribadian anak melalui observasi harian
- Gunakan metode komunikasi yang sesuai dengan karakter anak
- Atur rutinitas dan batasan yang fleksibel agar tetap konsisten
- Sesuaikan strategi pujian dan koreksi berdasarkan motivasi anak
Setiap anak terlahir dengan karakter unik yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan juga lingkungan, sehingga pendekatan pengasuhan yang diperlakukan pada satu anak belum satu efektif untuk anak lainnya. Mengamati terkait keunikan tersebut sejak dini dapat membantu para orangtua untuk dapat menerapkan strategi parenting yang selaras, sehingga dapat mendukung proses tumbuh kembang anak.
Menyesuaikan gaya parenting bukan berarti memanjakan anak tanpa batas, melainkan berusaha menemukan keseimbangan tersendiri antara kebutuhan emosional dan nilai-nilai yang memang ingin ditanamkan di keluarga. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa tips penting berikut ini untuk menyesuaikan gaya parenting dengan karakter anak agar tetap berjalan dengan harmonis.
1. Pahami tipe kepribadian anak melalui observasi harian

Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan menyesuaikan gaya parenting berdasarkan tipe kepribadian anak, entah itu ekstrovert, introvert, mudah bergaul, atau justru lebih suka belajar secara mandiri. Orangtua dapat melakukan observasi terlebih dahulu terkait kegiatan sehari-hari, seperti bagaimana cara anak bermain, bereaksi pada perubahan, hingga menanggapi instruksi yang ada.
Dari hasil pengamatan tersebut, maka orangtua dapat menyesuaikan pendekatan yang akan dicoba, misalnya anak ekstrovert memerlukan ruang untuk berekspresi lebih luas, sementara anak-anak introvert biasanya akan lebih tenang dalam mengolah emosi. Melalui karakter dasar tersebut, maka interaksi antara orangtua dan anak dapat terjalin dengan lebih natural dan menumbuhkan rasa aman untuk kedua belah pihak.
2. Gunakan metode komunikasi yang sesuai dengan karakter anak

Setiap anak memiliki preferensi komunikasi yang berbeda-beda, sebab ada yang responsif terhadap penjelasan verbal panjang dan ada pula memang baru bisa memahami lewat visual atau pun contoh yang konkret. Orangtua harus menyampaikan pesan dengan cara yang paling mudah dipahami oleh anak, sehingga tidak sampai menimbulkan kesalahpahaman.
Jika anak terkesan cuek ketika diajak bicara, maka orangtua dapat mencoba untuk menurunkan nada suara, melakukan kontak mata dengan lembut, hingga menanyakan pendapat anak terlebih dahulu agar ia tetap merasa dilibatkan. Penyesuaian terkait metode komunikasi ini dapat membuat pesan tersebut tersampaikan tanpa adanya paksaan, sekaligus berusaha membangun kebiasaan diskusi yang sehat di antara keluarga.
3. Atur rutinitas dan batasan yang fleksibel agar tetap konsisten

Anak dengan karakter aktif dan spontan pada umumnya memerlukan jadwal yang lebih terstruktur agar energi tersebut dapat disalurkan secara positif, sedangkan untuk anak yang analitis bisa memerlukan waktu lebih lama untuk bisa memproses perintah yang diperoleh. Orangtua dapat menyusun rutinitas harian tersebut dengan jelas, namun tetap harus memberikan celah fleksibel untuk menyesuaikan dengan kecepatan dari masing-masing anak.
Konsistensi aturan tetap harus dipegang, yaitu dengan memberikan pilihan waktu untuk menyelesaikan tugas atau menawarkan sistem imbalan yang sesuai dengan minat anak. Rutinitas secara konsisten, namun tetap fleksibel dapat mengajarkan tanggung jawab tanpa harus menekan secara berlebihan, sehingga anak dapat belajar bagaimana caranya disiplin dan tetap merasa dihargai.
4. Sesuaikan strategi pujian dan koreksi berdasarkan motivasi anak

Ada anak yang mungkin termotivasi oleh pujian verbal sederhana, sementara ada pula yang bersemangat jika diberi tantangan atau target tertentu. Setidaknya dengan mengenali sumber motivasi, maka orangtua dapat terus memberikan apresiasi dan umpan balik dengan cara yang paling efektif untuk mendukung segala perilaku positif pada anak.
Saat memberi koreksi sebaiknya orangtua dapat menggunakan bahasa yang lebih berfokus pada proses dan juga usaha, sehingga tidak hanya berorientasi pada hasil semata, terutama untuk anak-anak yang memang cukup sensitif dengan kritikan. Melalui penyesuaian yang tepat, maka anak akan merasa didukung pada saat berhasil dan dipandu ketika melakukan kesalahan.
Menyesuaikan gaya parenting dengan karakter anak memang memerlukan kesabaran, kepekaan, dan kemauan belajar. Dengan memahami kepribadian dan menyesuaikan gaya parenting yang ada, maka dapat membangun hubungan keluarga yang lebih hangat, serta komunikasi yang lebih terbuka. Orangtua juga perlu membantu anak untuk tetap tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkarakter kuat!