5 Alat Masak Berbahan Batu yang Masih Dipakai Sampai Sekarang, Unik!

Meski zaman sudah modern dan teknologi dapur makin canggih, ternyata banyak alat masak tradisional yang masih tetap eksis. Salah satunya adalah alat masak berbahan batu. Walau terlihat kuno, alat masak dari batu punya daya tahan tinggi, karakter alami, dan bahkan keunggulan dalam menyimpan panas. Tak heran kalau banyak orang, terutama yang hobi masak tradisional, masih setia menggunakannya.
Selain kuat dan fungsional, alat masak dari batu juga punya nilai estetik dan nuansa etnik yang bikin dapur jadi lebih menarik. Bukan hanya sekadar pajangan, alat-alat ini benar-benar masih dipakai untuk aktivitas memasak sehari-hari. Bahkan, beberapa jenis masakan justru lebih lezat jika diolah dengan alat berbahan batu. Yuk, intip lima alat masak berbahan batu yang masih dipakai sampai sekarang. Ternyata bukan sekadar nostalgia, lho!
1. Cobek dan ulekan

Cobek dan ulekan adalah pasangan sejati dalam dapur tradisional Indonesia. Biasanya terbuat dari batu kali yang keras, alat ini digunakan untuk menghaluskan bumbu dengan cara ditumbuk manual. Hasilnya jauh lebih wangi dan segar dibanding bumbu yang dihaluskan pakai blender. Tekstur kasar dari permukaan batu membantu menghancurkan bahan secara merata, sehingga rasa bumbu lebih keluar.
Meski terkesan kuno, cobek batu justru sangat awet dan bisa bertahan puluhan tahun. Banyak orang tua bahkan mewariskan cobek mereka ke anak cucu. Perawatannya pun gak sulit, asal gak dicuci pakai sabun, cukup dibilas dan dikeringkan. Kalau kamu penggemar sambal atau masakan bumbu tradisional, cobek batu jelas wajib dimiliki di dapur!
2. Lumpang batu

Lumpang batu punya fungsi mirip seperti cobek, tapi bentuknya lebih dalam dan biasanya dipasangkan dengan alu besar. Alat ini sering digunakan untuk menumbuk bahan yang lebih padat seperti beras, rempah-rempah, atau kacang-kacangan. Di beberapa daerah, lumpang batu juga digunakan untuk membuat adonan tradisional, seperti dalam pembuatan dodol atau jenang.
Karena ukurannya besar dan bobotnya berat, lumpang batu biasanya ditempatkan di sudut dapur atau teras. Meskipun demikian, penggunaannya masih sering dijumpai di rumah-rumah pedesaan atau dapur tradisional. Sensasi menumbuk di lumpang batu memberikan hasil yang berbeda dibanding blender atau food processor. Gak hanya lebih aromatik, hasilnya juga punya tekstur yang khas.
3. Batu panggang (stone grill)

Alat satu ini semakin populer di dunia kuliner modern karena mampu memberikan pengalaman memasak yang unik. Batu panggang biasanya berupa lempengan batu alam yang dipanaskan terlebih dahulu, lalu digunakan untuk memanggang daging, ikan, atau sayuran. Karena batu menyimpan panas dengan stabil, makanan matang secara merata dan tetap juicy.
Stone grill sering digunakan di restoran Korea atau Jepang, tapi banyak juga yang mulai memakainya di rumah untuk keperluan BBQ. Selain tampilannya estetik, batu panggang juga minim asap dan gak butuh minyak banyak. Ini membuat metode memasak jadi lebih sehat. Satu hal penting: batu panggang harus dipanaskan secara perlahan agar gak retak karena perubahan suhu ekstrem.
4. Kukusan batu tradisional

Di beberapa daerah, khususnya di Indonesia Timur dan wilayah pegunungan, masih ada yang menggunakan kukusan berbahan batu untuk mengukus makanan. Bentuknya seperti bejana besar dari batu yang diberi lubang di bagian bawah untuk uap masuk. Kukusan ini biasa digunakan untuk mengukus umbi-umbian, jagung, atau kue tradisional dalam jumlah banyak.
Meskipun berat dan gak mudah dipindahkan, kukusan batu terkenal awet dan bisa menahan panas dalam waktu lama. Karena suhu stabilnya, makanan yang dikukus cenderung lebih lembut dan merata tingkat kematangannya. Kukusan jenis ini juga sering dipakai dalam upacara adat atau acara masak bersama di kampung-kampung. Kesan tradisionalnya masih sangat kuat terasa sampai sekarang.
5. Wajan batu (stone cookware)

Wajan batu adalah alat masak modern yang menggunakan campuran batu granit atau batu alam sebagai pelapisnya. Meskipun gak sepenuhnya dari batu solid, alat ini termasuk dalam kategori peralatan berbahan batu karena karakteristik utamanya terletak pada pelapis tersebut. Wajan ini dikenal anti lengket secara alami dan gak membutuhkan banyak minyak saat memasak.
Selain itu, stone cookware punya tampilan yang elegan dan tahan gores. Banyak produsen memasaknya dengan tambahan fitur tahan panas tinggi, cocok untuk menggoreng, menumis, bahkan memanggang. Beberapa bahkan bisa langsung masuk oven. Walau harganya sedikit lebih mahal dibanding teflon biasa, wajan batu dinilai lebih sehat karena gak mengandung bahan kimia berbahaya. Kalau kamu cari alat masak yang kuat dan stylish, ini bisa jadi pilihan!
Alat masak berbahan batu memang gak lekang oleh waktu. Meski bentuknya sederhana dan berat, mereka terbukti tahan lama, aman, dan bisa menghasilkan masakan yang lebih lezat. Dari cobek sampai wajan batu modern, semua punya keunikan masing-masing yang membuatnya tetap relevan hingga sekarang. Bahkan, beberapa justru semakin dicari karena memberi sentuhan alami dan keaslian rasa.
Kalau kamu suka eksplorasi masakan tradisional atau ingin menghadirkan nuansa rustic di dapur, coba deh pakai salah satu dari alat masak batu ini. Bukan cuma fungsional, tapi juga bisa jadi elemen dekoratif yang mempercantik dapurmu. Masak jadi makin menyenangkan, dan rasa makanan pun terasa lebih ‘asli’. Gak heran kalau alat-alat ini masih bertahan meski zaman terus berubah!