Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Gen Z Lebih Jago Menjaga Batasan daripada Generasi Sebelumnya

ilustrasi Gen Z (pexels.com/Ivan Samkov)
Intinya sih...
  • Gen Z paham arti kesehatan mental dan pentingnya menjaga batasan untuk kewarasan dan kesejahteraan diri sendiri.
  • Mereka terbiasa menolak tanpa rasa bersalah, memilih kejujuran daripada mengorbankan kenyamanan pribadi demi menghindari konflik.
  • Gen Z tahu bahwa batasan digital itu penting, dan mereka berani mengutamakan diri sendiri serta terbuka bicara soal batasan.

Di tengah dunia yang makin sibuk dan saling tumpang tindih antara kehidupan pribadi dan sosial, Gen Z muncul sebagai generasi yang paling tegas dalam menjaga batasan. Mereka berani bilang “tidak”, tahu kapan harus istirahat, dan tak merasa bersalah saat memilih diri sendiri. Bagi Gen Z, batasan bukan penghalang hubungan, melainkan penopang agar hidup tetap seimbang dan sehat.

Hal ini tentu terasa berbeda dengan pola pikir generasi sebelumnya, yang sering kali menganggap batasan sebagai bentuk penolakan atau sikap tidak sopan. Gen Z melihat batasan sebagai bentuk penghargaan bukan hanya kepada diri sendiri, tapi juga kepada orang lain. Berikut alasan Gen Z tidak takut kehilangan koneksi demi menjaga kewarasan dan hubungan yang sehat.

1. Mereka paham arti kesehatan mental

ilustrasi orang mengobrol (pexels.com/SHVETS Production)

Gen Z tumbuh di era di mana pembicaraan soal kesehatan mental lebih terbuka dan tidak lagi dianggap tabu. Mereka tahu bahwa menjaga batasan bukan cuma soal kebanyakan drama atau merasa lemah, tapi bagian penting dari menjaga kewarasan dan kesejahteraan diri sendiri.

Berbeda dari generasi sebelumnya yang cenderung menormalisasi kelelahan dan kerja tanpa henti, Gen Z tahu kapan harus berhenti. Mereka lebih berani bilang "tidak", karena bagi mereka, merawat diri bukan bentuk kemewahan melainkan juga sebuah kebutuhan.

2. Mereka terbiasa menolak tanpa rasa bersalah

ilustrasi Gen Z (pexels.com/nappy)

Gen Z tidak merasa harus menyenangkan semua orang. Mereka lebih memilih kejujuran daripada mengorbankan kenyamanan pribadi demi menghindari konflik. Ini membuat mereka lebih tegas saat menetapkan batasan.

Generasi sebelumnya sering menganggap bahwa menolak ajakan atau permintaan sebagai sikap tidak sopan. Gen Z justru melihatnya sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan waktu yang dimiliki. Bagi mereka, menjaga batasan juga berarti menjaga harga diri.

3. Mereka tahu batasan digital itu penting

ilustrasi Gen Z (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagai generasi yang lahir dan tumbuh bersama teknologi, Gen Z sangat sadar bahwa dunia digital pun perlu batas. Mereka tahu kapan harus offline, kapan harus jaga privasi, dan kapan harus memblokir orang demi kesehatan mental.

Berbeda dari generasi yang menganggap internet sebagai pelarian atau tempat wajib eksis, Gen Z lebih kritis terhadap dampak media sosial. Mereka tidak takut mengatur siapa yang boleh mengakses hidup mereka, bahkan di dunia maya sekalipun.

4. Mereka berani mengutamakan diri sendiri

ilustrasi Gen Z (pexels.com/Anastasiya Shuraeva)

Gen Z tahu bahwa mengutamakan diri sendiri bukan berarti egois. Mereka tumbuh dengan pesan-pesan self-love dan self-respect yang kuat. Hal tersebut membuat mereka lebih sadar kapan harus mundur dari situasi yang merugikan.

Generasi sebelumnya sering merasa bersalah saat memilih dirinya sendiri, apalagi jika harus mengecewakan orang lain. Gen Z justru menjadikan hal itu sebagai bagian dari pertumbuhan pribadi. Mereka telah belajar bahwa tidak semua orang harus disenangkan.

5. Mereka terbuka bicara soal batasan

ilustrasi Gen Z (pexels.com/Antoni Skhraba))

Gen Z lebih berani dan terbuka membicarakan apa yang mereka inginkan dan tidak inginkan dalam hubungan, kerja, atau lingkungan sosial. Mereka tidak menunggu sampai keadaan jadi buruk untuk angkat suara.

Kemampuan komunikasi ini membuat batasan mereka lebih jelas dan tidak multitafsir. Mereka tahu bahwa bersikap tegas bukan berarti kasar. Justru hal tersebut menjadi cara paling sehat untuk membangun hubungan yang saling menghargai.

Batasan bukan sekadar pertahanan diri, tapi bentuk cinta kepada diri sendiri. Gen Z telah membuktikan bahwa menjaga jarak bukan berarti menjauhkan diri dari dunia, melainkan cara bijak untuk tetap waras di tengah tuntutan zaman. Jadi, apa kamu sudah berani menjaga batasanmu sendiri?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us