5 Alasan Gen Z Sering Feeling Lonely meski Terhubung dengan Media Sosial

Pernahkah kamu menghabiskan waktu untuk scrolling sosmed demi menghilangkan jenuh, tapi justru semakin stres? Alih-alih biar otak rileks, kepala makin penuh sama drama hidup. Tekanan dari berbagai sisi seringkali membuat Gen Z merasa burnout berkepanjangan.
Meskipun Gen Z dikenal sebagai generasi yang paling banyak terkoneksi dengan media sosial, faktanya tidak semua merasakan kenyamanan. Bahkan, Gen Z sering merasakan lonely di tengah hiruk pikuknya dunia maya. Lalu, apa saja yang membuat mereka merasa sendiri meskipun terhubung dengan media sosial? Berikut 5 alasannya!
1. Terjebak FOMO terus menerus

Fear of Missing Out merupakan sebuah perasaan yang menuntut seseorang untuk selalu update dengan semua hal di media sosial. Tidak mengikuti trend dianggap ketinggalan zaman. Padahal, hal seperti inilah yang justru bikin kamu merasa kurang dengan semuanya.
Media sosial sekarang, seolah jadi panggung bagi orang-orang hebat. Sedangkan kamu, hanya melihatnya di layar kaca handphone dengan dalih 'merasa tertinggal'. Padahal, kamu pun sedang menjalani hidupmu sendiri dengan jalan yang berbeda. Jika terus menerus mengikuti FOMO, yang ada akan membuatmu lelah mental dan hanya akan menjadi penonton hidup orang lain.
2. Ketergantungan pada validasi eksternal di media sosial

Kebanyakan Gen Z tumbuh di lingkungan dengan sistem penghargaan digital. Mereka hebat dan keren hanya didasarkan pada jumlah like, viewers, dan followers. Perlahan, semua hal ini hanya akan memunculkan rasa puas sesaat.
Maka, tidak heran jika suatu saat postingan yang mereka unggah tidak seramai biasanya akan timbul rasa kecewa bahkan minder dengan diri sendiri. Sejujurnya, nilai diri tidak bisa diukur hanya berdasarkan feed estetik di media sosial. Sebab, hubungan yang sehat tidak bisa digantikan oleh angka-angka tersebut.
3. Beban ekspektasi yang terlalu tinggi di dunia maya

Kita sering melihat bahwa media sosial seringkali menjadi dunia pencitraan. Tekanan society seringkali menuntut seseorang untuk tampil perfect dan cerita. Hal seperti inilah yang pada akhirnya mengakibatkan banyak orang yang tidak bisa menjadi diri sendiri ketika tampil di dunia maya.
Mirisnya ketika kamu ingin jujur atau bahkan menceritakan problematika yang dihadapi, justru sering dianggap lebay. Perasaan takut seperti ini akhirnya yang membuat seseorang memilih memendam semuanya sendiri. Sebab, mereka tidak mendapatkan rumah aman untuk bercerita.
4. Ketergantungan teknologi dan kurangnya interaksi secara nyata

Di era yang serba cepat ini membuat hampir semua komunikasi teralihkan secara virtual. Banyak orang yang merasa cukup hanya dengan video call ataupun percakapan via chat. Namun, sebenarnya obrolan seperti ini sering menghilangkan konteks dibandingkan komunikasi secara langsung.
Hubungan digital membuat koneksi seseorang menjadi rapuh karena minimnya empati secara langsung. Maka, wajar saja jika merasa kesepian karena hubungan tersebut tidak diimbangi interaksi secara langsung. Sebagai manusia tentunya tetap butuh merasakan tatapan lembut hingga kehadiran fisik yang hangat agar setidaknya seseorang itu hadir di samping kita.
5. Kesan perfect life dari orang lain yang justru bikin minder

Di dunia maya kita sering melihat betapa sempurnanya hidup seseorang. Healing ke luar negeri, kerja di startup bergengsi, bahkan mencapai titik wedding dream seperti yang kamu harapkan. Sedangkan, kamu melihat diri sendiri dengan hidupmu yang biasa saja. Tidak ada yang istimewa atau bahkan pantas dibanggakan.
Lama kelamaan kamu terjebak social comparison. Celah untuk membandingkan hidup nyatamu dengan potongan terbaik dari hidup orang lain akhirnya terjadi. Padahal, kita tidak pernah tahu perjuangan dan luka dibalik kebahagiaan yang mereka tampakkan. Inilah yang membuat diri menjadi mudah minder, cemas, bahkan menjauhkanmu dari rasa syukur.
Feeling lonely bukan berarti tanda kamu lemah. Tanpa disadari, ini adalah alarm bahwa kamu memang butuh ruang untuk terkoneksi dengan lebih jujur. Mungkin butuh menikmati sendiri tanpa gangguan notifikasi atau kamu butuh quality time dengan keluarga layaknya mengobrol dengan teman dekat.