Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Lebih Baik Tak Kejar Passion Kalau Kamu Sandwich Generation

Ilustrasi karyawan bekerja efisien (freepik.com/tirachardz)
Ilustrasi karyawan bekerja efisien (freepik.com/tirachardz)
Intinya sih...
  • Realitas finansial harus diutamakan, karena passion tidak selalu menghasilkan uang dalam waktu cepat.
  • Passion butuh waktu, sementara kamu harus gerak cepat dengan tanggung jawab finansial yang besar.
  • Stabilitas emosional keluarga bergantung padamu, menjaga kestabilan orang-orang yang kamu cintai lebih penting.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Istilah kejar passion sering terdengar di seminar motivasi atau quote inspiratif di media sosial. Tapi kenyataannya, tidak semua orang punya ruang dan privilege untuk langsung memilih jalan hidup ideal sesuai kata hati. Apalagi kalau kamu adalah bagian dari sandwich generation alias orang yang harus menanggung kebutuhan orang tua dan anak atau adik-adik secara bersamaan.

Buat kamu yang berada di posisi ini, mengejar passion bisa jadi bukan prioritas utama, setidaknya untuk saat ini. Bukan karena kamu tidak punya mimpi, tapi karena kenyataan hidup menuntutmu untuk lebih strategis. Berikut ini lima alasan kenapa lebih baik tak mengejar passion kalau kamu sandwich generation. Let's check it out!

1. Realitas finansial harus diutamakan

ilustrasi seorang perempuan memegang uang (freepik.com/freepik)
ilustrasi seorang perempuan memegang uang (freepik.com/freepik)

Passion memang penting, tapi sayangnya tidak selalu menghasilkan uang dalam waktu cepat. Di sisi lain, sebagai sandwich generation, kamu punya tanggung jawab finansial yang besar yaitu membayar kebutuhan rumah tangga, pendidikan adik atau anak, serta biaya orang tua yang mungkin sudah tidak produktif lagi.

Keputusan untuk bertahan di pekerjaan yang bukan passion tapi stabil secara finansial bukan berarti kamu menyerah, tapi justru bentuk keberanian menghadapi realitas. Mengamankan kondisi ekonomi keluarga bisa menjadi pondasi agar suatu saat kamu bisa mengejar passion tanpa rasa bersalah atau tekanan berlebihan.

2. Passion butuh waktu, sementara kamu harus gerak cepat

ilustrasi stres bekerja (freepik.com/yanalya)
ilustrasi stres bekerja (freepik.com/yanalya)

Mengejar passion sering kali butuh proses panjang seperti belajar dari nol, membangun portofolio, merintis karier dari bawah. Tapi bagi sandwich generation, waktu adalah komoditas langka. Dengan tanggung jawab menumpuk dari berbagai sisi, kamu mungkin tidak punya kemewahan waktu untuk mencoba mengejar passion.

Fokus pada pekerjaan yang langsung memberi penghasilan bisa jadi pilihan yang lebih masuk akal dalam jangka pendek. Di sela waktu, kamu tetap bisa pelan-pelan menyiapkan passion sebagai cadangan, tapi tidak menjadikannya prioritas utama dulu. Karena dalam kondisi tertentu, bertahan adalah bentuk perjuangan paling berani.

3. Stabilitas emosional keluarga bergantung padamu

ilustrasi berbicara dengan orang tua (freepik.com/freepik)
ilustrasi berbicara dengan orang tua (freepik.com/freepik)

Ketika kamu jadi tiang utama dalam keluarga, pilihan dan tindakanmu punya efek domino. Keputusan impulsif untuk meninggalkan pekerjaan demi passion bisa berdampak besar pada stabilitas emosional semua anggota keluarga yang bergantung padamu. Orang tua bisa khawatir, anak atau adik bisa ikut stres.

Terkadang, menunda mimpi pribadi bukan karena kamu tidak berani, tapi karena kamu sadar bahwa menjaga kestabilan orang-orang yang kamu cintai lebih penting. Dan itu adalah bentuk kedewasaan yang seringkali luput dipuji.

4. Keseimbangan hidup lebih sulit dicapai saat prioritas ganda

ilustrasi keluarga sedang piknik di alam bebas (freepik.com/freepic.diller)
ilustrasi keluarga sedang piknik di alam bebas (freepik.com/freepic.diller)

Mengejar passion bisa menyenangkan, tapi juga menyita energi fisik dan mental. Sebagai sandwich generation, kamu mungkin sudah kelelahan dengan multitasking yaitu kerja, urus keluarga, kejar target hidup. Menambahkan beban baru demi mengejar passion bisa membuatmu burnout lebih cepat.

Dalam kondisi seperti ini, memilih untuk tetap menjalani hidup dengan prioritas realistis bukan berarti kamu mengabaikan kebahagiaan. Justru kamu sedang menyusun ulang energi agar tetap waras, produktif, dan bisa hadir untuk diri sendiri dan orang-orang yang kamu sayangi.

5. Tidak mengejar passion hari ini, bukan berarti selamanya

ilustrasi bayangan seorang perempuan (freepik.com/jcomp)
ilustrasi bayangan seorang perempuan (freepik.com/jcomp)

Kesalahpahaman terbesar adalah mengira bahwa kalau tidak mengejar passion sekarang, maka segalanya terlambat. Padahal hidup tidak selalu berjalan lurus. Kadang, kamu memang perlu berhenti sebentar, menata beban, lalu melanjutkan perjalanan ketika jalannya lebih aman.

Banyak orang menemukan passion-nya di usia 30, 40, bahkan 50 tahun ke atas. Jadi, tidak ada yang salah dengan menunda. Yang penting, kamu tetap menjaga api kecil itu tetap menyala, meski belum bisa kamu kejar habis-habisan hari ini.

Menjadi sandwich generation adalah bentuk perjuangan yang seringkali tidak terlihat glamor, tapi sangat berarti. Tidak mengejar passion bukan berarti kamu kalah, tapi kamu sedang menang di medan hidup yang jauh lebih rumit. Tetap jaga mimpimu, tapi jangan merasa bersalah jika harus memprioritaskan tanggung jawab dulu. Percayalah kalau waktumu akan segera tiba untuk bersinar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us