Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mendorong Kesetaraan Gender untuk Indonesia yang Lebih Baik

ilustrasi perempuan
ilustrasi perempuan (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Budaya patriarki memengaruhi kehidupan perempuan
  • Perempuan masih mengalami ketidakadilan di sekolah
  • Raden Ajeng Kartini memperjuangkan kesetaraan gender sejak 1800-an
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kesetaraan gender merupakan prinsip dasar bahwa segala individu, terlepas jenis kelamin, memiliki hak yang sama dalam semua aspek kehidupan. Sayangnya, dunia belum sepenuhnya memperjuangkan kesetaraan itu. Namun, di Indonesia, hal itu terus diusahakan.

Meski Indonesia telah melakukan reformasi nasional, permasalahan kesetaraan gender masih mengalami kendala. Bahkan, permasalahan itu terjadi pada tingkat daerah. Upaya mendorong kesetaraan gender pun mesti dilakukan lebih jauh.

1. Dalam kesetaraan gender, ada isu budaya patriarki yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan perempuan, seperti kepemimpinan

ilustrasi perempuan
ilustrasi perempuan (pexels.com/Jill Wellington)

Patriarki merupakan sistem sosial dan budaya yang menekankan dominasi, kendali, dan keunggulan laki-laki atas perempuan dalam segala hal. Dalam kondisi kesetaraan gender, budaya patriarki masih berlanjut dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan perempuan. Dalam kepemimpinan, misalnya, mereka sering disebut kurang mampu memimpin karena terlalu emosional atau tidak tegas.

Dilansir Modern Diplomacy, Hari Perempuan Internasional adalah momen penting untuk merefleksikan perjuangan perempuan dalam menghadapi budaya patriarki yang menghambat kesetaraan gender. Meski ada kemajuan dalam isu itu, tantangan besar juga masih tampak. Mengingat, penting untuk membebaskan perempuan dari peran terbatas dan stereotipe dalam masyarakat demi harmoni sosial dan lingkungan.

2. Meski konsisten berupaya menutup kesenjangan gender, perempuan masih mengalami ketidakadilan di sekolah

ilustrasi perempuan Indonesia
ilustrasi perempuan Indonesia (pexels.com/Elina Sazonova)

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam reformasi hukum yang bertujuan mengurangi ketidaksetaraan gender dalam masyarakat. Pasal 9 Undang-Undang Nasional No. 23/2002 menetapkan bahwa seluruh anak Indonesia harus memiliki akses terhadap pendidikan. Sementara, Undang-Undang Nasional No. 20/2003 menetapkan penghapusan diskriminasi gender dalam pendidikan.

Meski Indonesia konsisten berupaya menghapus ketidaksetaraan gender dalam pendidikan, pandangan patriarkal masih ada di mana-mana. Kondisi itu terutama terjadi di daerah yang lebih konservatif. Oleh karena itu, perempuan menjadi tidak diuntungkan di sekolah. Namun, Indonesia terus berusaha untuk mengentaskan semuanya.

3. Indonesia mengingat Raden Ajeng Kartini yang tekun memperjuangkan kesetaraan gender sejak pengujung 1800-an

Tugu Kartini di Jepara, Jawa Tengah (commons.wikimedia.org/Anton Nur Ahadi)
Tugu Kartini di Jepara, Jawa Tengah (commons.wikimedia.org/Anton Nur Ahadi)

Raden Ajeng Kartini, perempuan kelahiran Jepara (Jawa Tengah) pada 1879, merupakan pejuang kesetaraan gender yang menginspirasi gerakan emansipasi perempuan di Indonesia. Meski pendidikan bagi perempuan pada masa itu masih sangat terbatas, dirinya memiliki minat dan bakat dalam belajar sejak kecil. Lewat tulisannya, dia memperjuangkan pentingnya pendidikan dan hak yang seharusnya diperoleh perempuan.

Menurut Raden Ajeng Kartini, perempuan dengan pendidikan yang baik bisa lebih mandiri dan memiliki kesempatan yang sama seperti laki-laki untuk berkembang. Oleh karena itu, dia aktif memperjuangkan hak perempuan dalam pendidikan. Meski meninggal pada usia muda, Kartini masih memberikan semangat perjuangan yang hidup dalam gerakan perempuan modern melawan ketidaksetaraan gender.

4. Dalam memperkuat kesetaraan gender, penting untuk melibatkan generasi muda sejak berusia dini, terutama anak laki-laki

ilustrasi perempuan
ilustrasi perempuan (pexels.com/Chu Chup Hinh)

Dilansir UN Women, hak perempuan saat ini terancam. Tidak hanya di Indonesia, perjuangan kesetaraan gender di seluruh dunia terkendala tantangan baru yang muncul tiap hari. Untungnya, generasi muda saat ini tidak menunggu perubahan, tetapi memimpin perubahan.

Dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan menegakkan hak asasi manusia secara penuh, pendidikan merupakan komponen kunci untuk melibatkan laki-laki. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan generasi muda sejak berusia dini, terutama laki-laki. Hasilnya, mereka bisa mengadvokasi kepemimpinan yang tidak menjatuhkan perempuan.

Pada akhirnya, mengatasi kesenjangan gender adalah keharusan, apalagi menyangkut harmoni sosial dan lingkungan. Secara daerah dan komunitas lokal, diperlukan peningkatan kesadaran terhadap tujuan nasional terkait kesetaraan gender. Selain itu, reformasi sistemis juga masih diperlukan untuk mengatur kewenangan yang sejalan dengan tujuan perjuangan kesetaraan gender nasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us