5 Inovasi Anak Muda Wujudkan Harmoni Sosial dan Alam Lewat Teknologi

Anak muda dikenal sebagai penggerak perubahan masa depan dan penerus perjuangan bangsa yang menginspirasi. Ide segar dari mereka dibutuhkan untuk menciptakan harmoni yang indah, baik di bidang sosial maupun lingkungan. Melalui inovasi, anak muda diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang adil dengan toleransi dan keseimbangan alam.
Inovasi-inovasi ini mereka gunakan untuk menjembatani keadilan sosial dan keseimbangan alam agar tercipta keberlanjutan yang ideal. Beberapa anak muda ada yang berusaha mewujudkan keharmonisan sosial dengan alam melalui inovasi teknologi. Lalu, apa saja sih inovasi yang sudah dibuat anak muda Indonesia untuk mewujudkannya? Kali ini IDN Times bakal bahas lho, agar bisa menjadi inspirasi untuk kamu. Jadi, simak baik-baik kisahnya di bawah ini, ya!
1. Pelajar SMA di Surabaya buat aplikasi pengelola sampah Track Eco untuk permudah penyaluran ke bank sampah

Pengelolaan sampah masih menjadi masalah di Indonesia. Kesadaran untuk memilah dan menyalurkan sampah ke pengolahan seperti bank sampah, masih belum semua orang melakukannya. Padahal keharmonisan antara sosial dan alam bisa terwujud saat masyarakatnya mampu mengelola sampah dengan baik. Sekelompok pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surabaya berinovasi untuk memecahkan masalah ini melalui teknologi.
Melalui aplikasi bernama Track Eco, masyarakat menjadi terbantu dalam penyaluran sampah plastik yang bisa didaur ulang ke bank sampah agar dikelola dengan benar. Tak hanya itu, Track Eco juga memiliki jaringan dari restoran, mal, hingga sekolah untuk mengelola sampah dengan jumlah yang lebih besar. Inovasi ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah masyarakat yang masih kesulitan menyalurkan sampah ke pengolahan untuk didaur ulang untuk alam yang lebih baik.
2. Mahasiswa ITS memanfaatkan IoT untuk budidaya Maggot agar lebih maksimal

Black Soldier Fly (BSF) atau larva lalat tentara hitam yang biasa disebut maggot memang tengah hangat dimanfaatkan orang untuk mengurai sampah organik. Namun, sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) melakukan inovasi menarik dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dalam budi daya maggot. Tentunya selain pakan yang tepat, lingkungan hidup yang tepat untuk maggot perlu diusahakan agar pertumbuhannya maksimal.
Sekelompok mahasiswa ITS ini membuat sistem monitoring siklus hidup maggot dengan sensor untuk menyesuaikan suhu dan kelembapan kandang. Dengan bantuan IoT, suhu dan kelembapan lingkungan maggot bisa diatur dari jarak jauh melalui aplikasi ponsel. Hanya dengan satu klik di aplikasinya, komponen-komponen yang dipasang di kandang maggot dapat menyesuaikan suhu dan kelembapan yang ideal. Sehingga dengan bantuan teknologi ini, semakin memudahkan masyarakat membudi daya maggot sebagai pengurai sampah secara lebih optimal.
3. Budi daya melon dengan bantuan IoT sehingga hasil panen lebih banyak melalui Agroobot

Agroobot merupakan perusahan startup berbasis teknologi yang bergerak di bidang pertanian, terutama budi daya melon. Wijayandaru Wisnutomo, pemilik sekaligus Chief Executive Officer (CEO) perusahaan ini merupakan anak muda penuh inovasi. Agroobot memanfaatkan IoT dalam budi daya melon. Kegunaannya untuk pemantauan kelembapan tanah, suhu, kualitas udara, hingga cuaca yang kemudian dihubungkan ke sistem irigasi otomatis untuk penyiraman yang lebih efisien sesuai kebutuhan.
Selain itu, Agroobot juga memanfaatkan drone dan citra satelit untuk pemantauan lahan pertanian. Semuanya bisa dilakukan secara real time melalui smartphone. Sehingga pengolahan lahan pertanian menjadi lebih presisi.
Agroobot juga menggandeng anak muda untuk bertani karena unsur teknologi yang diterapkan memudahkan mengolah lahan pertanian. Hasil panen pun meningkat, dan bisa menekan pemborosan penggunaan air, pupuk, maupun pestisida, sehingga lebih ramah lingkungan. Ini merupakan bentuk harmonisasi antara sosial dan alam, apalagi melibatkan anak muda yang penuh passion.
4. Memanfaatkan teknologi untuk pengelolaan sampah dengan lebih mudah, bahkan bisa diuangkan melalui aplikasi Gringgo

Gringgo merupakan startup dari Bali yang sudah berdiri sejak 2014. Startup ini berfokus pada pengelolaan sampah. Didirikan oleh Olivier Pouillon dan Febriadi Pratama, Gringgo memanfaatkan artificial intelligence (AI), IoT, dan blockchain untuk memantau, melacak, mengumpulkan, dan memroses data lingkungan secara real time, khususnya untuk masalah sampah melalui smartphone. Sehingga penggunanya mampu membuat keputusan yang tepat saat akan mengelola limbah dan sampah hanya melalui aplikasi smartphone.
Aplikasinya mampu mengidentifikasi jenis sampah dan cara penanganannya. Sehingga masyarakat bisa lebih paham tentang cara mengolah sampah sesuai jenisnya. Tak hanya itu, melalui aplikasinya, pengguna juga bisa terhubung langsung ke bank sampah. Sehingga petugas bank sampah akan menjemput sampah di rumah yang sudah dikumpulkan, dan penggunanya akan mendapat uang dari sampah yang diserahkan ke bank sampah. Gringgo membentuk keharmonisan antara masyarakat dan lingkungan berkat kemudahan dalam pengelolaan sampah.
Sumber:
https://gringgo.co/services
https://www.instagram.com/p/DMEpTLcScet/
https://www.instagram.com/gringgo_id/p/DB0fMRjTJjL/
5. Memanfaatkan teknologi untuk pertanian presisi oleh mahasiswa UGM

Penggunaan pestisida untuk pengendalian hama dan pupuk pertanian perlu diatur dengan presisi agar tidak berlebihan dan tidak mencemari lingkungan. Sehingga, pertanian yang presisi perlu diusahakan agar tercipta harmoni antara manusia dengan alam. Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) berkolaborasi dengan Hokkaido University, Jepang, memanfaatkan teknologi demi menerapkan pertanian presisi.
Pertanian presisi diusahakan dengan menggunakan platform yang terhubung dengan perangkat teknologi untuk pengumpulan informasi pertanian langsung dari lahan, melalui perangkat pengukur dan sensor yang ditanam. Olahan data yang didapat, digunakan untuk mengatur dosis penggunaan pestisida dan pupuk sesuai kebutuhan. Sehingga tidak ada pupuk dan pestisida yang berlebihan maupun kekurangan, agar bisa menjaga kelestarian tanah, serta biaya yang dikeluarkan pun lebih efisien.
Pertanian presisi ini memanfaatkan teknologi seperti citra satelit, Unmannad Aerial Vehicle (UAV), aplikasi smartphone, robot, IoT, AI, serta machine learning. Tak hanya menjaga lingkungan, teknologi pertanian presisi ini mampu mewujudkan keadilan sosial bagi petani, karena bantuan teknologi yang memudahkan mereka mengatur pestisida dan pupuk. Serta sosialisasi teknologi ini menjadi bagian toleransi sosial, karena dilakukan lintas generasi dan lintas kelompok, yakni dari mahasiswa ke petani langsung.
Teknologi dan sains ternyata memegang peran penting dalam membangun keseimbangan sosial dan alam secara harmonis. Melalui anak muda yang kreatif, menunjukkan bahwa inovasi teknologi yang dikembangkan bisa menjadi sarana untuk memperkuat toleransi sosial sekaligus menjaga keberlangsungan alam. Sehingga ketika teknologi dipakai untuk memberdayakan masyarakat, dan merawat lingkungan secara seimbang, maka terciptalah harmoni yang sejati antara manusa dengan alam. Usaha anak-anak muda ini layak dijadikan inspirasi untuk menciptakan keseimbangan yang baik dengan alam.