Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Helm Safety dan Sertifikasinya, Cek Sebelum Beli!

ilustrasi pria dengan helm safety (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Helm tipe I, perlindungan dari atas (SNI, ANSI Z89.1) - Perlindungan kepala dari benturan vertikal - Sertifikasi SNI dan ANSI Z89.1 penting untuk proyek konstruksi
  • Helm tipe II, perlindungan dari atas dan samping (ANSI Z89.1) - Memberikan perlindungan tambahan dari samping - Cocok untuk pekerja tambang atau operator alat berat
  • Helm safety dengan sertifikasi EN 397 - Standar utama di industri Eropa - Melindungi dari kejatuhan benda dan suhu ekstrem

Pekerjaan di lapangan, pabrik, atau proyek konstruksi gak lepas dari risiko cedera kepala. Helm safety jadi pelindung utama yang gak boleh asal pilih, karena setiap jenisnya punya fungsi dan tingkat perlindungan yang berbeda. Sayangnya, masih banyak yang belum tahu bahwa helm keselamatan juga punya standar sertifikasi resmi. Sertifikasi inilah yang jadi penanda kalau helm sudah melalui pengujian ketat dan layak digunakan sesuai kebutuhan di lapangan.

Memahami jenis helm safety beserta sertifikasinya bisa membuat lebih waspada dalam memilih. Jangan hanya tergiur harga murah atau bentuk yang menarik, padahal belum tentu sesuai standar. Jenis pekerjaan dan lingkungan kerja sangat memengaruhi tipe helm yang tepat digunakan. Untuk itu, yuk kenali lima jenis helm safety yang umum dipakai serta sertifikasi yang harus dicek sebelum membeli.

1. Helm Tipe I, perlindungan dari atas (SNI, ANSI Z89.1)

ilustrasi helm tipe I (freepik.com/wirestock)

Helm tipe I dirancang khusus untuk melindungi kepala dari benturan yang datang dari arah vertikal alias atas. Helm ini paling banyak digunakan di proyek konstruksi dan lingkungan industri karena rentan kejatuhan benda dari ketinggian. Biasanya bagian atas helm dilengkapi dengan cangkang keras dan suspensi internal yang bisa menyerap energi benturan. Helm tipe ini punya bentuk klasik dengan pelindung terbatas di bagian samping kepala.

Sertifikasi yang harus diperhatikan adalah SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ANSI Z89.1 (American National Standards Institute). SNI jadi acuan utama untuk pasar lokal, sedangkan ANSI Z89.1 jadi referensi internasional untuk helm keselamatan. Dalam standar ANSI, helm tipe I diuji menggunakan objek berat yang dijatuhkan dari atas. Pastikan label sertifikasi tercantum jelas di dalam helm sebelum dipakai ke proyek.

2. Helm Tipe II, perlindungan dari atas dan samping (ANSI Z89.1)

ilustrasi helm tipe II (pipglobal.com)

Berbeda dari tipe I, helm tipe II memberikan perlindungan tambahan dari samping. Helm ini sangat direkomendasikan untuk pekerjaan yang berisiko tinggi terhadap benturan dari berbagai arah, seperti pekerja tambang atau operator alat berat. Desainnya lebih kokoh dengan fitur busa tambahan di bagian samping dan belakang. Selain itu, banyak helm tipe II yang sudah dilengkapi slot tambahan untuk aksesori seperti pelindung wajah atau earmuff.

Sertifikasi ANSI Z89.1 juga mencakup helm tipe II, tapi dengan pengujian yang lebih kompleks. Helm diuji terhadap benturan dari samping dan atas untuk memastikan distribusi energi yang aman bagi kepala. Standar ini juga menilai efisiensi sistem suspensi dalam mengurangi gaya benturan. Jika ingin helm yang lebih serbaguna dan aman untuk berbagai kondisi kerja, tipe II bisa jadi pilihan utama.

3. Helm safety dengan sertifikasi EN 397

ilustrasi helm sertifikasi EN 397 (uvex-safety.co.id)

Helm dengan sertifikasi EN 397 banyak digunakan di Eropa dan jadi standar utama di industri konstruksi, manufaktur, dan teknik. Helm ini dirancang untuk melindungi dari kejatuhan benda, paparan suhu ekstrem, hingga percikan logam panas. Beberapa helm EN 397 juga punya kemampuan dielektrik untuk menahan arus listrik tegangan rendah. Cangkangnya sering kali dibuat dari material ABS atau HDPE yang ringan tapi kuat.

Sertifikasi EN 397 mencakup pengujian benturan, daya tahan tali dagu, serta resistansi terhadap api dan suhu ekstrem. Helm juga harus lolos uji penetrasi dari objek tajam agar bisa dinyatakan layak. Kalau bekerja di industri yang berhubungan dengan suhu tinggi, helm dengan sertifikasi ini sangat direkomendasikan. Sertifikasi ini bisa jadi nilai plus saat mencari helm yang multifungsi dan sesuai regulasi global.

4. Helm dielektrik, perlindungan listrik (ANSI Z89.1 Class E)

ilustrasi helm dielektrik (kong.it)

Helm ini dirancang khusus untuk melindungi pekerja dari sengatan listrik dan biasanya digunakan oleh teknisi kelistrikan atau pekerja jaringan tegangan tinggi. Helm dielektrik gak boleh punya bagian logam yang bisa menghantarkan listrik. Tipe helm ini mampu menahan arus listrik hingga 20.000 volt dalam kondisi pengujian. Bahan helm biasanya terbuat dari resin atau polikarbonat yang sudah diformulasikan secara khusus.

Dalam standar ANSI Z89.1, helm ini masuk ke dalam Class E (Electrical). Helm diuji dengan tegangan tinggi untuk membuktikan ketahanan terhadap arus listrik. Selain itu, helm Class E juga harus tetap ringan agar nyaman dipakai dalam waktu lama. Kalau banyak beraktivitas di dekat kabel listrik terbuka atau gardu, helm ini wajib dipakai sebagai perlindungan utama.

5. Helm full brim, perlindungan maksimal dari cuaca (SNI dan ANSI)

ilustrasi helm full brim (us.pipglobal.com)

Helm full brim memiliki desain dengan pinggiran menyeluruh yang melindungi seluruh bagian kepala dari panas, hujan, dan serpihan. Helm ini cocok untuk pekerja outdoor seperti pengawas proyek, surveyor, atau teknisi jalan raya. Pinggiran yang lebar juga membantu melindungi wajah dan leher dari sinar matahari langsung. Desainnya sering dianggap lebih nyaman dan aman untuk pemakaian luar ruangan.

Helm full brim biasanya tetap mengacu pada standar SNI dan ANSI, tergantung negara produksinya. Meski bentuknya berbeda dari helm biasa, aspek perlindungan dan uji benturan tetap harus dipenuhi. Helm ini seringkali juga dilengkapi fitur ventilasi tambahan agar kepala tetap sejuk saat digunakan berjam-jam. Kalau sering bekerja di bawah cuaca ekstrem, model ini bisa jadi opsi terbaik.

Memilih helm safety gak bisa dilakukan asal-asalan, apalagi buat pekerjaan yang penuh risiko. Jenis helm dan sertifikasinya harus disesuaikan dengan kondisi kerja supaya kepala tetap terlindungi secara optimal. Cek label sertifikasi sebelum membeli, dan pastikan helm masih dalam masa pakai yang aman.

Helm bukan cuma pelengkap seragam kerja, tapi jadi pelindung utama dari cedera serius. Makin paham jenis dan standarnya, makin mudah menentukan helm yang tepat. Jangan kompromi soal keselamatan, karena kepala cuma satu dan wajib dijaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us