CEK FAKTA: Benarkah Demokrat Dalangi Kasus Ijazah Palsu Jokowi?

- Partai Demokrat membantah terlibat kasus ijazah palsu Jokowi
- Keluarga SBY dan Jokowi memiliki hubungan yang baik
- Partai Demokrat mengklaim isu ini dimainkan untuk mengadu domba SBY dan Jokowi
Jakarta, IDN Times - Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Widodo sempat menyampaikan adanya keterlibatan "tokoh besar" di balik kasus ijazah palsu dan desakan pemakzulan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka.
"Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu-isu ini ijazah palsu, isu pemakzulan,” ujar Jokowi, saat ditemui IDN Times, pada Senin (14/7/2025).
Selain itu, muncul juga narasi di media sosial X yang menyebutkan bahwa kasus ini didalangi partai "berbaju biru". Spekulasi partai berbaju biru itu kemudian dikaitkan dengan Partai Demokrat.
Lantas apakah Partai Demokrat terlibat langsung kasus ijazah palsu Jokowi? Berikut ulasannya.
1. Klarifikasi Demokrat usai dituduh terlibat kasus ijazah palsu Jokowi

Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra membantah, bahwa Partai Demokrat terlibat dalam kasus ijazah palsu Jokowi. Ia menegaskan, tuduhan Partai Demokrat di balik kasus ijazah palsu Jokowi merupakan fitnah yang tidak berdasar.
"Tuduhan tersebut adalah fitnah yang tidak berdasar. Istilah “partai biru” yang diarahkan kepada Partai Demokrat merupakan upaya insinuatif yang menyesatkan dan mencemarkan nama baik kami," kata Herzaky.
Dia juga menegaskan, Roy Suryo yang beropini terkait "dugaan ijazah palsu" sudah bukan bagian Partai Demokrat. Ia mengundurkan diri dari Demokrat sejak tahun 2019.
"Keputusan tersebut diterima (Roy Suryo) karena adanya perbedaan pandangan yang tidak lagi sejalan dengan arah kebijakan partai," kata dia.
2. Keluarga SBY dan Jokowi berlangsung baik

Herzaky menegaskan, hubungan keluarga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarga Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Wiododo sangat baik dan penuh saling hormat.
Putra Sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Ketua Umum PSI, Kaesang Panagrep sempat menghadiri Kongres V Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Selain itu, AHY juga mengutus Sekjen Partai Demokrat Herman Khaeron dan Waketum Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya untuk menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo. AHY tidak hadir karena sedang merawat SBY di RSPAD Gatot Subroto. Herzaky juga memyebutkan, Gibran Rakabuking sempat menjenguk SBY saat dirawat di RSPAD.
"Hubungan ini mencerminkan keharmonisan yang kuat antarkeluarga, dan tidak pantas dijadikan sasaran provokasi," kata Herzaky.
3. Bagian adu domba SBY dan Jokowi

Herzaky mengatakan, pihaknya mencermati ada pihak-pihak yang sengaja mau mengail di air keruh, dengan memanfaatkan isu ini untuk mengadu domba antara Bapak SBY dan Bapak Jokowi.
Ia pun menyayangkan tindakan fitnah pada Partai Demokrat. Menurut dia, tindakan seperti ini sangat tidak etis, berpotensi merusak ruang publik, dan sama sekali tidak mencerminkan semangat demokrasi yang sehat.
"Semoga pernyataan ini dapat memberikan kejelasan kepada masyarakat dan meredam upaya adu domba yang tidak bertanggung jawab," kata dia.
Kesimpulannya, belum ada bukti yang jelas apakah Partai Demokrat sengaja memainkan isu ijazah palsu sebagaimana tudingan yang ramai di media sosial. Demokrat mengklaim, isu ini sengaja dibunyikan untuk mengadu domba SBY dan Jokowi.