Eks TNI AL di Rusia Minta Jadi WNI, Istana Akan Cari Solusi

- Istana koordinasi dengan lintas kementerian hingga Panglima TNI
- Kemhan tunggu arahan Prabowo soal eks TNI AL di Rusia minta jadi WNI lagi
- Eks Marinir Serda Satria minta dikembalikan dari Rusia
Jakarta, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memastikan, saat ini pihaknya sedang mencari solusi terkait kasus mantan prajurit TNI AL sekaligus tentara relawan Rusia, Serda Satria Arta Kumbara yang ingin kembali menjadi warga negara Indonesia (WNI). Satria sendiri menjadi tentara relawan membantu Rusia berperang melawan Ukraina.
"Sedang kita cari jalan keluar yang terbaik," kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (25/7/2025).
1. Istana koordinasi dengan lintas kementerian hingga Panglima TNI

Selain itu, Istana juga sedang berkoordinasi dengan lintas kementerian terkait dan Panglima TNI untuk membahas solusi terhadap kasus ini.
"Sedang kita koordinasikan dengan seluruh jajaran baik Kemlu kemudian di Kementerian Imigrasi, kemudian di Kementerian Hukum, jg kita berkoordinasi dengan Panglima TNI dan KASAL untuk mencari jalan keluar terbaik," ujar Prasetyo.
2. Kemhan tunggu arahan Prabowo soal eks TNI AL di Rusia minta jadi WNI lagi

Sebelumnya, Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang mengatakan, pihaknya menunggu arahan dari presiden untuk tindak lanjut hal tersebut. Ia memastikan akan berkoordinasi dengan lintas kementerian.
”Tentunya kita ikut arahan presiden, yang pertama. Kemudian kan kalau kemarin disampaikan statusnya karena sudah dicabut kita menyerahkan kepada Kementerian Luar Negeri nanti yang mengkomunikasikan,” katanya saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat Selasa (22/7).
Lebih lanjut, Frega juga mengimbau kepada masyarakat agar waspada apabila menerima tawaran dari luar negeri semacam itu. Mengingat, warga negara tersebut akan mendapat konsekuensi hukum jika bergabung menjadi relawan militer negara lain.
“Iya tentunya kita berharap ya untuk seluruh masyarakat agar lebih berhati-hati ya ketika memang ada tawaran-tawaran untuk bergabung karena ada konsekuensi-konsekuensi hukum juga secara administratif,” ucap dia.
3. Eks Marinir Serda Satria minta dikembalikan dari Rusia

Pernyataan Serda Satria beredar luas melalui berbagai platform media sosial seperti X dan TikTok baru-baru ini. Satria yang tengah berpakaian seragam tentara Rusia itu menyatakan penyesalannya.
"Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto, yang terhormat Bapak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Luar Negeri Bapak Sugiono. Mohon izin Bapak, saya ingin menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya apabila ketidaktahuan saya, saya menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia yang mengakibatkan dicabutnya kewarganegaraan saya," ujar Satria, mengawali pernyataannya di video yang berdurasi hampir 3 menit itu.
Serda Satria mengklaim pergi ke Rusia semata hanya untuk mencari nafkah. Dia bahkan bersumpah demi Allah subhanallahuwataala.
"Mohon izin Bapak, saya tidak mengkhianati negara sama sekali. Karena saya niatkan untuk datang ke sini hanya untuk mencari nafkah. Wakafa billahi syahida, dan cukuplah Allah sebagai saksi," kata dia.
"Saya pamit dengan ibu, saya cuci kaki, saya mohon doa restu, dan saya berangkat ke sini," sambungnya.
Serda Satria pun memohon kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Luar Negebri Sugiono agar membantu mengakhiri kontraknya dengan Kementerian Pertahanan Rusia, serta mengembalikan hak kewarganegaraannya.
"Dengan adanya hal tersebut, dicabutnya kewarganegaraan saya, itu tidak sebanding dengan apa yang saya dapatkan, mohon izin Bapak. Dengan ini saya mohon kebesaran hati Bapak Prabowo Subianto, Bapak Gibran, Bapak Sugiono, mohon kebesaran hati Bapak untuk mengakhiri kontrak saya tersebut, dan dikembalikan hak kewarganegaraan saya untuk kembali ke Indonesia," kata dia.
"Mohon izin untuk saat ini yang bisa mengakhiri kontrak saya tersebut hanya Bapak Prabowo di Kementerian Pertahanan Rusia kepada Bapak Vladimir Putin," imbuh Satria.