Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gibran Dinilai Sadar Nasib di 2029 Tergantung Prabowo, Bukan Ayahnya

WhatsApp Image 2025-07-14 at 17.01.54 (1).jpeg
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka saat memberikan pembekalan kepada 100 Peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) XXV dan 110 Peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII, di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025) (Dok. Setwapres)

Jakarta, IDN Times - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menyoroti perubahan sikap Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut Hendri, Gibran kini tampak lebih berhati-hati dalam bersikap dan berpenampilan, menunjukkan kesadaran masa depan politiknya pada Pemilu 2028 lebih bergantung pada Presiden Prabowo Subianto ketimbang ayahnya, Presiden ke-7 RI, Joko "Jokowi" Widodo.

“Gibran menyadari posisi dia menjadi cawapres atau tidak nanti di 2029 itu semua akan tergantung dari Prabowo, bukan bapaknya,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).

1. Terlihat dari cara berpakaian dan gaya komunikasi Gibran

IMG_7827.jpeg
Wapres Gibran Rakabuming Raka. (IDN Times/Larasati Rey)

Hendri menilai, perubahan sikap Gibran terlihat jelas dari beberapa aspek, salah satunya dari cara berpakaian yang kini lebih rapi dan formal dibandingkan sebelumnya.

“Yang paling kentara adalah dari pakaian Gibran saat menghadiri acara, terlihat lebih rapi dibandingkan sebelumnya, yang cenderung bebas dan kurang formal,” kata dia.

Selain itu, Gibran juga mulai menyesuaikan gaya komunikasinya agar selaras dengan citra Prabowo sebagai pemimpin. Hal ini terlihat dari pernyataannya di Muktamar PP Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) di Pekanbaru, Riau, pada 28 Juli 2025. Saat itu, ia memuji Prabowo sebagai pemimpin yang mampu merangkul pendahulunya.

Hendri melihat pernyataan ini sebagai langkah Gibran untuk membangun kedekatan dengan Prabowo. Menurutnya, Gibran sedang berusaha menunjukkan ia bukan sekadar “putra Jokowi”, melainkan bagian dari kabinet Prabowo yang siap mendukung visi Presiden Prabowo.

“Gibran sedang berusaha membuktikan bahwa ia punya nilai tambah di mata Prabowo. Ini langkah politik dari Gibran untuk memperkuat posisinya sebagai wakil presiden, baik sekarang atau nanti,” katanya.

2. Makna Gibran siap ditempatkan di mana saja sesuai perintah Prabowo

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka saat berkunjung ke Blitar. IDN Times/istimewa
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka saat berkunjung ke Blitar. IDN Times/istimewa

Selain itu, Hendri menyoroti sikap Gibran saat menanggapi usulan untuk berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) atau Papua. Dalam kunjungan kerja di Riau pada 28 Juli 2025, Gibran menyatakan siap ditempatkan di mana saja sesuai perintah Prabowo.

Sikap Gibran tersebut dinilai menunjukkan ingin terlihat sebagai wakil presiden yang patuh dan fleksibel, sekaligus menjauhkan diri dari persepsi ia hanya mengandalkan nama besar sang ayah, Jokowi.

“Omongan Gibran yang siap ditempatkan di mana saja menunjukkan dia mulai paham dinamika kekuasaan. Ini cara dia membangun persepsi sebagai wapres yang loyal dan tidak sekadar ‘warisan’ Jokowi, tapi tetap harus dibuktikan dengan kerja nyata dan menuruti perintah atasan,” ujar Hendri.

Hendri juga mencermati kehadiran Gibran mendampingi Prabowo di beberapa acara partai politik, terkini saat ia menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo pada 20 Juli 2025.

Menurut Hendri, kehadiran Gibran di acara tersebut menegaskan upayanya untuk membangun hubungan erat dengan basis pendukung presiden, termasuk partai-partai pendukung seperti PSI.

“Gibran tahu betul bahwa dukungan politik ke depan bergantung pada seberapa dekat ia dengan Prabowo dan koalisinya. Ini strategi komunikasi untuk memperkuat citra sebagai mitra setia,” tutur Hendri.

3. Gibran harus buktikan kinerja pada generasi muda

WhatsApp Image 2025-07-04 at 12.08.27.jpeg
Grafis pemakzulan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka (IDN Times/Aditya Pratama)

Namun, Hendri menekankan, perubahan Gibran sekarang ini juga harus diimbangi dengan pembuktian kinerja, terutama di mata generasi muda.

Ia menilai, Gibran harus menunjukkan hasil nyata agar tidak kehilangan kepercayaan publik, khususnya anak muda yang menjadi basis politiknya. Jika gagal, Gibran berisiko kehilangan legitimasi sebagai pemimpin muda yang diharapkan membawa perubahan.

“Sekali lagi ya, saya garis bawahi, pembuktian seorang Gibran itu bukan ke generasi yang lebih tua, tapi ke anak-anak muda. Karena kalau tidak bisa membuktikan kinerjanya, bisa marah-marah anak muda, karena tak akan dipercaya untuk mengemban kepercayaan yang sama dengan Gibran,” imbuh Hendri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us