Jakarta Dikepung Banjir, Pramono: Kerja Tim di Luar Nalar

- Banjir terjadi secara bersamaan karena hujan kiriman, curah hujan, dan permukaan air laut naik
- 600 pompa diaktifkan setelah permukaan air laut Jakarta turun jam 22.30 WIB
- Sebanyak 100 RT dan 3 ruas jalan terendam banjir, wilayah terdampak tersebar di lima kota administrasi
Jakarta, IDN Times – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut banjir yang mengepung Jakarta sejak Minggu (7/7/2025) sebagai salah satu yang paling berat selama ia menjabat empat bulan terakhir.
Menurutnya, banjir kali ini terjadi akibat kombinasi tiga faktor sekaligus: hujan lokal, hujan kiriman dari hulu, dan pasang air laut atau rob. Ia mengapresiasi kerja keras jajaran Dinas Sumber Daya Air yang terus berjibaku menangani banjir sejak malam hingga pagi.
“Pengalaman dari semalam itu menunjukkan bahwa sebenarnya kerjanya sudah apa ya, Ibu Ika (Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum) tadi bilang di luar nalar lah gitu,” ucap Pramono saat meninjau pengerukan Kali Irigasi Tengah, Cakung, Jakarta Timur, Senin (7/7/2025).
1. Banjir terjadi secara bersamaan

Menurutnya, banjir kali ini terjadi bersamaan, yakni karena hujan kiriman, curah hujan, dan permukakaan air Laut Jakarta naik.
"Inilah banjir yang terjadi bersamaan, pertama adalah banjir kiriman, kedua adalah banjir karena curah hujan yang ada di tempat di Jakarta, ketiga bersamaan rob atau permukaan air lautnya naik," ujarnya.
2. Sebanyak 600 pompa diaktifkan

Pramono menjelaskan, permukaan air laut Jakarta baru turun jam 22.30 WIB sehingga baru bisa mengaktifkan ratusan pompa yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta.
"Sehingga baru saat itulah kemudian kita menggunakan pompa yang dimiliki oleh pemerintah Jakarta, kurang lebih 600," katanya.

3. Sebanyak 100 RT terendam banjir

Diketahui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 100 RT dan tiga ruas jalan terendam banjir hingga Senin (7/7/2025) pukul 08.00 WIB. Banjir dipicu oleh curah hujan tinggi sejak akhir pekan lalu yang diperparah oleh luapan sungai dan peringatan dini banjir rob di wilayah pesisir.
Berdasarkan data BPBD, wilayah terdampak tersebar di lima kota administrasi, dengan ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 150 sentimeter. Jakarta Timur menjadi wilayah paling terdampak dengan 42 RT tergenang, disusul Jakarta Selatan (27 RT), Jakarta Pusat (17 RT), Jakarta Barat (14 RT), sementara Jakarta Utara dilaporkan nihil genangan hingga saat ini.