Cerita Warga Kampung Melayu yang Sudah Berteman dengan Banjir

- Banjir di RT 05/RW 07, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur mencapai 1 meter, disebabkan oleh curah hujan tinggi dan banjir kiriman dari Bogor.
- Ketinggian air mencapai 70 cm masih dianggap lumrah oleh warga setempat, asal masih di bawah pintu.
- Pantau informasi curah air hujan sebagai solusi, warga setempat selalu memprakirakan intensitas hujan secara berkala untuk evakuasi jika diperlukan.
Jakarta, IDN Times - Hujan deras yang beberapa hari terakhir mengguyur kawasan Jabodetabek membuat sebagian besar wilayah terendam banjir, terutama Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Salah satu warga Kampung Melayu RT 05 RW 07, Sukana, mengaku sudah terbiasa menghadapi banjir setelah 30 tahun tinggal di kawasan rawan banjir ini.
"Udah 30 tahunan saya di sini. Bujangan di sini. Setiap tahun, jadi saya sudah gak kaget kan, ya," ujar pria 57 tahun itu, Selasa (8/7/2025).
1. Banjir kiriman dari Bogor

Meski genangan air di RW 7 tidak separah RW lainnya, kondisi banjir tertinggi di tempat tinggal Sukana mencapai satu meter.
"Banjir sejak kemarin malam, sekitar jam 4 subuh, sempat surut, tapi tadi pagi sekitar jam 6, datang lagi dari Ciliwung, kiriman dari Bogor," ujar pria yang akrab disapa Kana.
Sukana menyebut curah hujan tinggi Bogor lebih berpotensi banjir di Jakarta dibanding hujan di kawasan Ibu Kota.
"Kalau hujannya di Jakarta, juga banjir. Paling yang banjir tuh di jalan rayanya, ya. Kalau di sini, ya banjir kalau ujan sehari juga. Sehari gitu, hujan gak berhenti-berhenti, ya banjir. Mungkin di Jakarta hujan, di Bogor hujan, dampak dari Bogor ke sini," kata dia.
2. Ketinggian muka air di bawah pintu air dianggap normal

Sukana mengakui lebih nyaman berada di rumahnya dari pada mengungsi ke kelurahan atau sekolah, yang menjadi pusat lokasi pengungsian. Banjir yang saat ini melanda hingga ketinggian 70 sentimeter menurut Sukana masih normal.
"Kalau masih di bawah pintu sih gak ya. Kalau udah di atas pintu mungkin ya anak-anak sama istri saya ajak keluar, cuman saya tetap di sini," ujarnya.
3. Pantau informasi curah hujan sebagai solusi
Banjir di permukiman kawasan Kelurahan Kampung Melayu tidak bisa dicegah. Sukana dan warga lainnya sudah paham betul bagaimana upaya mitigasi jika banjir cukup parah.
"Intinya, lihat info. Kalau di sana seumpama udah dilepas lagi airnya, kan jaraknya bisa 4 apa 5 jam, nih, kalau dari Depok. Jadi saya keluarin istri saya, suruh ke atas atau ke saudaranya," ujar Sukana.