Perkuat Sinergi, Bea Cukai Gencarkan Perang Lawan Narkoba

- Bea Cukai berhasil tindak 679 kasus narkotika, dengan total barang bukti mencapai 6,46 ton.
- Sabu paling banyak diamankan, diikuti ganja, ekstasi, biji ganja, dan MDMB Inaca.
Jakarta, IDN Times - Bea Cukai menegaskan komitmennya memerangi peredaran narkotika melalui peran strategisnya dalam mengawasi lalu lintas barang di wilayah pabean.
Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 menjadi momentum untuk menegaskan kembali peran krusial Bea Cukai dalam memutus rantai pasok narkotika lintas negara demi melindungi masyarakat dan generasi muda dari dampaknya yang merusak.
1. Bea cukai berhasil tindak 679 kasus narkotika

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo mengatakan sepanjang Januari hingga Mei 2025, Bea Cukai berhasil menindak 679 kasus narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP), dengan total barang bukti mencapai 6,46 ton.
"Jumlah ini hampir menyamai capaian sepanjang tahun 2024 yang mencapai 7,48 ton menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi target utama jaringan narkotika internasional," ujarnya, Rabu (25/6/2025).
2. Sabu paling banyak diamankan
Lebih rinci, sabu merupakan jenis narkotika yang paling banyak diamankan, mencapai 4 ton. Disusul ganja sebanyak 2 ton, ekstasi (MDMA) seberat 187 kilogram, biji ganja 23 kilogram, dan MDMB Inaca narkotika sintetis sebanyak 22 kilogram.
“Dengan penindakan ini, diperkirakan lebih dari 21 juta jiwa berhasil diselamatkan,” ujar Budi.
3. Modus yang digunakan untuk selundupkan sabu

Tiga modus utama yang digunakan dalam penyelundupan antara lain barang bawaan penumpang sebanyak 290 kasus, jalur barang kiriman 281 kasus, serta sarana pengangkut seperti kapal atau kendaraan dengan 43 kasus.
Untuk memperkuat pemberantasan, Bea Cukai terus menjalin sinergi dengan BNN, Kepolisian, BPOM, dan instansi penegak hukum lainnya.
Operasi gabungan dan pertukaran data intelijen menjadi bentuk konkret kerja sama antarlembaga dalam menghadapi jaringan narkotika yang semakin kompleks.
Budi juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam upaya ini.
"Partisipasi dan kesadaran kolektif dari seluruh elemen, termasuk masyarakat, merupakan benteng utama dalam mencegah masuknya barang terlarang ke Indonesia;" tuturnya.