Prabowo Pimpin Rapat bareng Luhut dan DEN di Hambalang, Bahas Apa?

- Situasi global penuh ketidakpastian, menuntut kewaspadaan dan langkah antisipatif.
- Prabowo tekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah tantangan global.
- Negosiasi Indonesia-Amerika dan deregulasi jadi sorotan untuk mendorong ekspor dan investasi pada sektor padat karya.
Jakarta, IDN Times - Presiden RI, Prabowo Subianto memimpin rapat bersama jajaran Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Dalam rapat tersebut, tampak turut hadir Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan.
Rapat digelar di kediaman pribadi Prabowo di Hambalang pada Kamis (31/7/2025). Rapat tersebut membahas kondisi perekonomian nasional dan arah kebijakan strategis ke depan
1. Situasi global sedang tidak pasti

Dalam akun Instagram Sekretariat Kabinet (sekretariat.kabinet) disebutkan, DEN menyampaikan beberapa hal dalam rapat. Termasuk soal konidis global yang kini penuh dengan ketidakpastian.
“Dunia saat ini tengah menghadapi kondisi global yang penuh ketidakpastian bahkan tertinggi dalam sejarah. Situasi ini menuntut kewaspadaan dan kesiapan dalam mengambil langkah-langkah antisipatif,” demikian pernyataan DEN yang disampaikan Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya mengutip laman resmi Sekretariat Kabinet RI.
2. Tetap jaga daya tahan dan tingkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

Seskab Teddy mengatakan, Presiden RI, Prabowo Subianto menegaskan pentingnya antisipasi dan strategi konkret untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan global. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap berada di tingakt tinggi.
“Kepala Negara pun memberikan arahan agar di tengah ketidakpastian ekonomi global, kita harus tetap waspada dan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk menjaga daya tahan serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Seskab Teddy.
3. Negosiasi Indonesia-Amerika dan deregulasi jadi sorotan

Selain itu, negosiasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika juga tak luput dari pembahasan dalam rapat bersama DAN. Hasil negosiasi itu dianggap menjadi peluang strategis untuk mendorong ekspor dan investasi pada sektor padat karya yang berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja.
Meski demikian, deregulasi tetap ditekankan sebagai faktor kunci percepatan ekonomi. “Penyederhanaan regulasi akan menjadi katalis untuk percepatan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Seskab Teddy.