Wamenaker: Pengibaran Bendera One Piece karena Rakyat Ingin Perubahan

- Anak muda Indonesia tumbuh dalam budaya populer yang sarat simbol dan cerita fiksi, seperti One Piece.
- Pengibaran bendera One Piece adalah tanda keresahan yang perlu didengar, bukan untuk menyaingi simbol negara.
- Negara harus mendengar dan merangkul, bukan hanya menegur, karena pengibaran bendera One Piece adalah bentuk keresahan yang ingin didengar.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, menilai fenomena pengibaran bendera One Piece tidak merusak kesakralan Merah Putih. Menurut dia, anak muda yang mengibarkan bendera One Piece hormat terhadap Merah Putih dan tidak antinegara, melainkan kecewa terhadap pemerintahan saat ini.
"Itu wajar. Justru karena cinta itulah mereka ingin perubahan,” kata Wamenaker, Immanuel Ebenezer.
Diketahui, pengibaran bendera One Piece yang viral jelang peringatan HUT ke‑80 RI menimbulkan polemik di kalangan masyarakat.
1. Anak muda Indonesia tumbuh dalam budaya populer

Immanuel menyampaikan, anak muda Indonesia tumbuh dalam budaya populer yang sarat simbol dan cerita fiksi.
“Anak-anak ini hidup di dunia yang penuh simbol dan cerita seperti One Piece. Mereka menyukai semangat kebebasan, persahabatan, dan perlawanan terhadap ketidakadilan yang digambarkan di sana,” kata Wamenaker, Immanuel Ebenezer.
2. Pengibaran bendera One Piece adalah tanda keresahan yang perlu didengar

Aksi yang dilakukan oleh generasi muda ini, dinilai bukan sebagai upaya untuk menyaingi simbol negara, melainkan tanda keresahan yang perlu didengar. Menurut Immanuel, bendera Merah Putih tetap menjadi lambang negara yang tidak bisa digantikan.
“Ketika mereka pakai simbol itu, bukan berarti mereka benci Indonesia. Mereka hanya mencari cara menyampaikan perasaan mereka," kata dia.
3. Negara harus mendengar dan merangkul, bukan hanya menegur

Sementara, Immanuel menyampaikan tugas negara bukan hanya menegur, tapi juga mendengar dan merangkul. Menurut dia, pengibaran bendera One Piece bukan sebuah pemberontakan, tapi bentuk keresahan yang ingin didengar.
"Sama seperti di One Piece, banyak karakter memberontak bukan karena benci, tapi karena kecewa dan ingin perubahan,” kata dia.