AS Sanksi Rapper Meksiko yang Dituduh Cuci Uang Kartel Narkoba

- El Makabelico dituduh mencuci uang CDN melalui konsernya dan memberikan 50% royalti kepada kartel.
- Tiga pentolan CDN masuk daftar sanksi, termasuk mantan polisi yang menjadi buronan kejam.
- CDN merupakan pecahan dari kartel brutal Los Zetas, beroperasi di kedua sisi perbatasan AS-Meksiko.
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap rapper populer Meksiko, Ricardo Hernandez Medrano atau "El Makabelico" pada Rabu (6/8/2025). Selain sang rapper, sanksi yang diumumkan Kementerian Keuangan AS juga menargetkan tiga anggota Cartel del Noreste (CDN).
El Makabelico dituduh melakukan pencucian uang untuk CDN, sebuah organisasi yang oleh AS telah ditetapkan sebagai teroris. Sanksi bertujuan membekukan aset dan memutus akses finansial mereka yang terlibat dalam perdagangan narkoba, pemerasan, dan penyelundupan manusia.
1. El Makabelico dituduh mencuci uang CDN melalui konsernya
El Makabelico yang memiliki jutaan pengikut di media sosial, dituduh memanfaatkan popularitasnya untuk kepentingan kartel. Menurut Kementerian Keuangan AS, konser dan acara musik yang digelarnya menjadi sarana untuk mencuci uang hasil kejahatan CDN.
AS menuding, hingga 50 persen dari royalti yang diterima El Makabelico melalui berbagai platform streaming musik diserahkan langsung kepada kartel. Dana ini menjadi sumber pendapatan alternatif yang signifikan bagi organisasi kriminal tersebut untuk mendanai operasional mereka.
El Makabelico sendiri dikenal dengan citranya yang khas, kerap tampil mengenakan topeng ski hitam saat membawakan lagu-lagunya. Liriknya sering kali bertema kehidupan jalanan dan realitas keras di daerah yang dikuasai kartel, sebuah genre kontroversial yang dikenal sebagai "narco-corridos".
"CDN bergantung pada aliran pendapatan alternatif dan metode pencucian uang ini untuk mendorong perusahaan kriminal mereka, mendiversifikasi pendapatan mereka di luar aktivitas kriminal seperti perdagangan narkoba, penyelundupan manusia, dan pemerasan," tulis Kementerian Keuangan AS.
2. Tiga pentolan CDN masuk daftar sanksi
Sanksi ini tidak hanya menyasar sang rapper, tetapi juga tiga sosok yang dianggap sebagai pentolan Cartel del Noreste. Mereka adalah Abdon Federico Rodriguez Garcia alias "Cucho", Antonio Romero Sanchez alias "Romeo", dan Francisco Daniel Esqueda Nieto alias "Franky Esqueda".
Rodriguez diidentifikasi sebagai orang kedua di komando CDN yang terlibat langsung dalam perdagangan narkoba, pemerasan, dan pencurian bahan bakar. Ia merupakan anggota lama kelompok tersebut sejak masih bernama Los Zetas dan pernah ditangkap pada 2013 bersama pemimpin kartel legendaris "Z-40".
Sementara itu, Romero adalah mantan polisi yang menjadi buronan kejam dan dicari oleh otoritas Tamaulipas. Ia dihubungkan dengan berbagai kasus eksekusi, pemenggalan kepala, serta percobaan pembunuhan terhadap seorang pejabat pemerintah pada tahun ini.
Nama terakhir, Esqueda, menangani operasi taktis kartel di kota perbatasan Nuevo Laredo. Ia bertanggung jawab atas serangan terhadap seorang tentara Meksiko dan memimpin serangan terhadap helikopter pemerintah saat perburuan seorang pemimpin kartel lain.
"Kementerian Keuangan, dalam koordinasi erat dengan mitra penegak hukum kami, berkomitmen untuk melakukan serangan frontal terhadap kartel, menargetkan kepemimpinan dan aliran pendapatan yang memungkinkan kejahatan mengerikan mereka," kata Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dikutip dari Al Jazeera.
3. Jangkauan CDN dan dampak sanksi AS

CDN merupakan pecahan dari kartel brutal Los Zetas dan telah ditetapkan oleh AS sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO) pada Februari 2025. Jaringan mereka beroperasi di kedua sisi perbatasan AS-Meksiko, dengan pusat distribusi narkoba di Texas, Oklahoma, dan Georgia.
Akibat sanksi ini, semua aset dan properti para tersanksi yang berada di wilayah AS akan dibekukan. Selain itu, warga dan lembaga keuangan AS dilarang melakukan transaksi apa pun dengan mereka, dengan risiko sanksi sekunder bagi yang melanggar.
Sanksi ini bukan yang pertama dari AS untuk pelaku budaya musik "narco". Dilansir CBS News, dalam beberapa bulan terakhir pemerintahan Donald Trump telah mencabut visa sejumlah artis dan grup musik Meksiko yang terkait dengan genre tersebut.
Posisi musisi di Meksiko sendiri seringkali berbahaya, terjebak di antara tekanan kelompok kriminal dan penegak hukum. Beberapa insiden kekerasan, termasuk penculikan dan pembunuhan, pernah menimpa para musisi yang diduga terkait dengan persaingan antargeng kartel.