Berkunjung ke China, Megawati: Merasa Pergi ke Rumah Saya Lagi
- Megawati merasa pulang ke rumah saat berada di China karena sering diajak ayahnya, Presiden pertama RI Sukarno ke Beijing.
- Megawati mengaku banyak mengenal China dari Sukarno sehingga merasa nyaman saat berada di sana.
Jakarta, IDN Times - Presiden ke-5 RI juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, bertemu dengan Menteri Departemen Hubungan Internasional Komite Sentral Partai Komunis China (IDCPC), Liu Jianchao di Kantor IDCPC, Beijing, Rabu (9/7/2025). Dalam kunjungan itu, Megawati terlihat mengenakan tenun ikat.
Dalam keterangan tertulis yang dibagikan DPP PDI Perjuangan, Megawati juga menikmati sejumlah penampilan seni. Di akhir pertunjukan, Megawati diberi lukisan bunga mawar.
Pada kesempatan tersebut, Megawati memberi pujian kepada Liu yang mengenakan batik. Menurut dia, dengan memakai batik, wajah Liu semakin tampan.
"Tadi dari mobil saya lihat, saya tertawa sendiri. Saya sangat ingat di rumah saya, dan Anda sekarang memakai batik. Lalu saya bilang pada diri saya, ternyata Bapak lebih ganteng kalau pakai batik," ujar Megawati sambil tertawa.
1. Megawati merasa pulang ke rumah saat berada di China
Megawati mengaku, ketika berada di China, merasa pulang ke rumah. Sebab, Megawati semasa kecil kerap diajak ayahnya, Presiden pertama RI Sukarno ke Beijing.
"Saya mengatakan, kalau saya pergi ke Tiongkok saya merasa pergi ke rumah saya lagi," kata dia.
2. Megawati mengaku banyak mengenal China dari Sukarno
Megawati juga mengaku, banyak mengenal China dari Sukarno. Oleh karena itu, Megawati merasa nyaman saat berada di China.
"Saya banyak sekali mengenal Tiongkok itu dari bapak saya, Bung Karno," kata dia.
3. Megawati harap hubungan Indonesia dan China terus ditingkatkan
Lebih lanjut, Megawati berharap, hubungan Indonesia dan China terus ditingkatkan. Tujuannya untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan.
"Makanya jalinan hubungan ini, menurut saya selalu harus diteruskan. Maksud saya tak hanya dari dulu sampai sekarang, tapi harus diteruskan dalam rangka peradaban yang akan terus menerus juga dialami oleh generasi antara Tiongkok dan Indonesia," kata dia.
