Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Cuma Dagang, Indonesia-Uni Eropa Kini Bicara Kemitraan Strategis

IMG_7672.jpeg
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden RI Prabowo Subianto. (Youtube Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Uni Eropa dan Indonesia memperkuat kolaborasi dengan Kemitraan Strategis
  • Komitmen bersama terhadap perdamaian dan tatanan dunia berbasis aturan
  • Peran strategis Indonesia di Indo-Pasifik dan Eropa di panggung global
  • Memperluas cakupan kerja sama di luar perdagangan

Jakarta, IDN Times - Di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, Indonesia dan Uni Eropa menunjukkan arah berbeda dengan memperkuat kolaborasi. Dalam pertemuan resmi pertamanya dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Brussels, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menekankan pentingnya menjalin Kemitraan Strategis antara kedua pihak.

“Ketika ketidakpastian ekonomi bertemu dengan gejolak geopolitik, mitra seperti kita harus semakin mendekat,” ujar von der Leyen.

Hubungan bilateral RI–Uni Eropa sudah lama terjalin, termasuk dalam kerangka ASEAN–EU. Namun, von der Leyen menilai kini waktunya membawa relasi ini ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih strategis.

1. Komitmen bersama terhadap perdamaian dan tatanan dunia berbasis aturan

IMG_7674.jpeg
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. (Youtube Sekretariat Presiden)

Uni Eropa dan Indonesia sama-sama menempatkan stabilitas, hukum internasional, dan multilateralisme sebagai fondasi utama kebijakan luar negerinya. Bagi von der Leyen, kesamaan prinsip ini adalah dasar ideal untuk membangun kemitraan strategis jangka panjang.

“Eropa dan Indonesia berbagi komitmen mendalam terhadap perdamaian, stabilitas, dan tatanan internasional berbasis aturan,” tegasnya.

Di tengah meningkatnya unilateralisme dan konflik bersenjata di berbagai kawasan, kemitraan ini bisa menjadi jangkar nilai-nilai demokrasi dan kerja sama multilateral di panggung global.

2. Peran strategis Indonesia di Indo-Pasifik dan Eropa di panggung global

IMG_7665.jpeg
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. (Youtube Sekretariat Presiden)

Dengan populasi lebih dari 287 juta jiwa dan posisi geografis yang strategis, Indonesia merupakan kunci dalam arsitektur kawasan Indo-Pasifik. Di sisi lain, Uni Eropa adalah kekuatan ekonomi dan politik global yang berpengaruh dalam isu-isu keamanan, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.

Kolaborasi keduanya diyakini mampu membentuk kerangka kerja baru dalam menghadapi tantangan global, mulai dari perubahan iklim hingga stabilitas geopolitik di Laut China Selatan, Timur Tengah, dan Ukraina.

“Kemitraan ini akan melengkapi kerja sama erat yang sudah dibangun melalui relasi ASEAN–Uni Eropa,” kata von der Leyen.

3. Memperluas cakupan kerja sama di luar perdagangan

IMG_20250713_195007.jpg
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen (Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Kemitraan strategis tidak hanya fokus pada ekonomi dan perdagangan, tetapi juga mencakup kerja sama keamanan, diplomasi, perubahan iklim, pendidikan, serta ketahanan siber dan energi.

Ursula von der Leyen menyampaikan harapan agar diskusi ini bisa segera mencapai kesepakatan konkret yang mendefinisikan ulang hubungan Indonesia–Uni Eropa secara menyeluruh.

“Ini akan menjadi komitmen jangka panjang berbasis saling percaya, timbal balik, dan manfaat bersama,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us