Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Tuduh Trump Kobarkan Api di Konflik Iran-Israel

ilustrasi bendera China (unsplash.com/Dominic Kurniawan Suryaputra)
Intinya sih...
  • China meminta warganya segera meninggalkan Iran dan Israel.
  • Amerika Serikat-Israel tegaskan tidak ingin Iran memiliki senjata nuklir.
  • China tidak memiliki keinginan untuk terlibat langsung dalam konflik Iran-Israel,

Jakarta, IDN Times - China menuduh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menuangkan minyak pada konflik yang meningkat antara Iran dan Israel. Pernyataan itu diungkap pada Selasa (17/6/2025), setelah Trump memperingatkan penduduk negara Timur Tengah itu untuk segera mengungsi.

"Mengobarkan api, menuangkan minyak, membuat ancaman, dan meningkatkan tekanan tidak akan membantu mendorong de-eskalasi situasi, tetapi hanya akan mengintensifkan dan memperluas konflik," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dilansir The Straits Times.

"Pihak China menyerukan kepada semua pihak terkait, terutama negara-negara dengan pengaruh khusus terhadap Israel, untuk memikul tanggung jawab mereka, mengambil tindakan segera untuk meredakan ketegangan, dan mencegah konflik meluas dan menyebar," tambahnya.

1. China serukan warganya segera tinggalkan Iran dan Israel

Kedutaan Besar China di Iran dan Israel juga mendesak warganya untuk meninggalkan kedua negara tersebut sesegera mungkin, setelah keduanya kembali terlibat saling serang. Pihaknya menyarankan penyeberangan perbatasan dengan Turki, Armenia, dan Turkmenistan sebagai kemungkinan rute keluar.

"Kedutaan Besar China di Iran telah berkoordinasi dengan pihak Iran untuk memfasilitasi perjalanan keluar dan mengingatkan warga negara China yang saat ini berada di Iran untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin," bunyi pernyataan kedutaan besar di Teheran.

Sementara itu, Kedutaan Besar China di Israel mendesak warga negaranya untuk pergi ke arah Yordania dan memperingatkan bahwa konflik terus meningkat. Beijing menyebut banyak infrastruktur sipil telah rusak, korban sipil meningkat, sehingga situasi keamanan menjadi lebih serius.

2. AS-Israel tegaskan tak ingin Iran memiliki senjata nuklir

ilustrasi bendera AS (pexels.com/Brett Sayles)

Trump mengatakan bahwa dirinya menginginkan akhir yang nyata, bukan sekadar gencatan senjata. Pemimpin AS itu menegaskan kembali pendiriannya bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Terkait seruan evakuasinya, Trump berkata ingin agar orang-orang tetap aman.

"Saya tidak menghubungi Iran untuk perundingan damai dengan cara, bentuk, atau rupa apa pun. Jika mereka ingin berbicara, mereka tahu cara menghubungi saya. Mereka seharusnya menerima kesepakatan yang ada di atas meja. Itu akan menyelamatkan banyak nyawa!" ujar Trump, mengutip Al Jazeera.

Iran telah menolak proposal yang diajukan AS untuk menghentikan pengayaan uranium dan dijadwalkan untuk menawarkan proposal balasan dalam upaya memajukan negosiasi. Israel mengatakan serangannya terhadap negara Timur Tengah itu diperlukan untuk mencegahnya semakin dekat untuk membangun senjata nuklir.

3. China tidak memiliki keinginan untuk melibatkan diri dalam konflik Iran-Israel

ilustrasi bendera China (unsplash.com/ran liwen)

Pakar hubungan internasional yang berfokus pada hubungan China-Timur Tengah di Universitas Groningen, William Figueroa, mengatakan bahwa Beijing terus menekankan hak Iran untuk membalas dan membela diri, khususnya dalam menanggapi serangan Israel. Hal itu utamanya dilatarbelakangi oleh masalah kedaulatan.

Menurutnya, China juga tidak melihat konflik Iran-Israel sebagai arena di mana negara itu dapat menggunakan pengaruhnya. Beijing tidak memiliki kemampuan untuk memproyeksikan kekuatan di kawasan tersebut dan bukan pemain kunci dalam pengertian keamanan tradisional.

Dia menambahkan bahwa China tidak memiliki keinginan untuk melibatkan diri secara langsung dalam konflik kedua negara Timur Tengah itu, meskipun memiliki kapasitas untuk melakukannya.

Mengutip Deutsche Welle, William mengatakan China akan mempertahankan pendekatannya untuk tetap terbuka terhadap upaya yang diprakarsai secara regional. Negeri Tirai Bambu itu lebih suka bertindak sebagai fasilitator untuk negosiasi yang dihasilkan dari dalam kawasan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us