Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Makin Brutal, Hamas Minta Jaminan Damai

Bendera Palestina (unsplash.com/chris robert)
Bendera Palestina (unsplash.com/chris robert)
Intinya sih...
  • Hamas menuntut jaminan akhir perang.
  • Serangan udara Israel terus berlanjut, menewaskan 59 orang di Gaza.
  • Peluang gencatan senjata meningkat, Israel optimistis mencapai kesepakatan.

Jakarta, IDN Times - Hamas menyatakan sedang mempelajari proposal gencatan senjata baru untuk Gaza yang diajukan Amerika Serikat (AS) pada Kamis (3/7/2025). Kelompok ini menuntut jaminan bahwa kesepakatan akan mengakhiri perang secara permanen, di tengah laporan kematian puluhan warga akibat serangan Israel.

Pada hari yang sama, otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 59 orang tewas akibat serangan udara dan tembakan Israel di berbagai wilayah Gaza. Meski peluang gencatan senjata meningkat, eskalasi kekerasan di lapangan terus memakan korban jiwa.

1. Hamas tuntut jaminan akhir perang

Sumber dekat Hamas mengungkapkan bahwa kelompok tersebut tengah melakukan konsultasi nasional untuk mengevaluasi proposal gencatan senjata AS. Hamas menegaskan bahwa kesepakatan harus mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan penghentian total permusuhan.

“Kami membutuhkan jaminan kuat bahwa perang akan berakhir, bukan sekadar jeda sementara,” kata seorang pejabat Hamas.

Delegasi Hamas dijadwalkan bertemu dengan mediator dari Mesir dan Qatar di Kairo untuk membahas detail proposal. Fokus utama adalah memastikan bahwa rencana 60 hari gencatan senjata akan membuka jalan bagi perdamaian permanen, termasuk pembebasan 10 sandera yang masih hidup dan pengembalian jenazah 18 sandera lainnya.

2. Serangan Israel terus berlanjut

Serangan udara Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 59 orang, termasuk empat anak-anak dan tujuh perempuan. Salah satu serangan menargetkan sebuah sekolah yang menjadi tempat perlindungan warga terlantar di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan delapan orang, termasuk tiga anak.

“Serangan ini menunjukkan bahwa Israel tidak menghormati nyawa warga sipil,” kata seorang pejabat rumah sakit Al-Awda, dilansir The Straits Times.

Militer Israel memerintahkan evakuasi baru di wilayah utara dan selatan Gaza, dengan alasan operasi untuk menargetkan militan Hamas. Namun, serangan di daerah padat penduduk, termasuk dekat rumah sakit, memicu kecaman atas tingginya korban sipil. Militer Israel menyatakan sedang menyelidiki laporan korban sipil tersebut.

3. Peluang gencatan senjata meningkat

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyatakan optimismenya terhadap peluang tercapainya kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Israel telah menyetujui proposal AS untuk gencatan senjata selama 60 hari, yang mencakup pembebasan sandera dan tahanan Palestina.

“Kami serius ingin mencapai kesepakatan, dan bola sekarang ada di pihak Hamas,” ujar Saar, dilansir NBC News.

Momentum gencatan senjata meningkat setelah AS berhasil memediasi gencatan senjata dalam konflik udara 12 hari antara Israel dan Iran. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Hamas harus dibubarkan sebagai bagian dari kesepakatan. Pernyataan ini memicu kekhawatiran bahwa perbedaan visi tentang masa depan Gaza dapat menggagalkan negosiasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us