Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kongres AS Tolak Keinginan Trump untuk Perang Lawan Iran

Gedung Capitol/Kongres AS. (commons.wikimedia.org/U.S. House of Representatives)
Intinya sih...
  • Penentangan terhadap keinginan Trump untuk perang melawan Iran muncul dari dalam kongres AS.
  • Tokoh-tokoh penting dalam gerakan America First yang berpihak pada MAGA juga menolak keterlibatan AS dalam konflik Israel-Iran.

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, tampaknya mulai menyatakan keinginannya untuk ikut berperang melawan Iran. Sayangnya, langkah itu mendapat penentangan keras dari dalam kongres AS.

Sekelompok anggota parlemen bipartisan yang terdiri dari puluhan anggota berusaha menghalangi tindakan sepihak Trump. Mereka telah memperkenalkan Resolusi Kekuasaan Perang baru yang bertujuan untuk mewajibkan persetujuan kongres sebelum AS dapat memasuki konflik tersebut.

"Warga Amerika tidak menginginkan perang abadi lagi," ungkap Senator Tim Kaine, yang merupakan salah satu pendukung resolusi tersebut, dilansir dari TRT World, Rabu (18/6/2025).

Kaine tak sendiri. Senator Bernie Sanders, Elizabeth Warren, Chris Murphy, dan Rand Paul termasuk di antara nama-nama besar yang turut menyuarakan penolakannya terhadap prospek AS bergabung dalam perang melawan Iran.

"Konstitusi sangat jelas. Kongreslah yang menentukan apakah kita akan berperang, bukan Presiden. Trump tidak boleh mengambil tindakan militer ilegal terhadap Iran,” kata Sanders.

1. Penentangan juga muncul dari kubu Trump

Seorang pria pendukung Donald Trump dengan mengenakan topi MAGA. (commons.wikimedia.org/James McNellis, free license)

Penentangan juga datang dari basis politik Trump sendiri. Tokoh-tokoh penting dalam gerakan America First yang berpihak pada MAGA, termasuk Tucker Carlson, Charlie Kirk, Steve Bannon, dan Perwakilan Marjorie Taylor Greene, telah memperingatkan tentang keterlibatan AS.

"Tidak akan terlibat dalam perang asing lagi. Perang, intervensi asing, perubahan rezim menempatkan AS di urutan terakhir, membunuh orang-orang tak berdosa, membuat kita bangkrut, dan pada akhirnya akan membawa pada kehancuran kita," kata Greene, pendukung vokal Trump. 


Jajak pendapat Economist/YouGov yang dilakukan pada 15-17 Juni juga menggarisbawahi adanya risiko politik. Hanya 16 persen warga AS yang mendukung keterlibatan negaranya dalam konflik Israel-Iran.

Mayoritas, yakni 60 persen, menentangnya. Bahkan di kalangan Partai Republik, hanya 23 persen yang mendukung intervensi. Jauh lebih banyak warga AS yang mengatakan harus terlibat dalam negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya (56 persen). Proporsi serupa dari Demokrat (58 persen) dan Republik (61 persen) mengatakan AS harus terlibat dalam negosiasi.

2. Trump tak mau pilih jalan diplomasi untuk hadapi Iran

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore, free license)

Sementara itu, dari kubu lain, dukungan atas aksi AS di Timur Tengah tampaknya cukup signifikan. Kaum konservatif isolasionis yang membantunya kembali ke tampuk kekuasaan berusaha mendorong peran AS dalam menargetkan situs nuklir Iran, terutama fasilitas Fordow.

Di antara mereka, terdapat kaum garis keras pro-Israel, termasuk Senator Lindsey Graham dan Ted Cruz. Trump dipahami cenderung menggunakan aset militer AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Ia disebut tidak menyukai gagasan solusi diplomatik untuk mengakhiri eskalasi konflik Teheran dengan Israel.

3. AS mulai kerahkan armada militer ke Timur Tengah

Kapal Perang AS melintas di Selat Hormuz. (commons.wikimedia.org/Petty Officer 2nd Class Matthew Riggs/U.S. Navy)

Seruan kongres tampaknya tak dihiraukan oleh Trump. Pada Selasa, BBC News mengungkap bahwa setidaknya 30 pesawat militer AS telah dipindahkan dari pangkalan di AS ke Eropa selama tiga hari terakhir.

Justin Bronk, Analis Senior Di Lembaga Pemikir Royal United Services Institute (Rusi), mengatakan bahwa pengerahan pasukan tersebut tampaknya menunjukkan bahwa AS tengah menyiapkan rencana darurat untuk mendukung operasi tempur intensif di kawasan tersebut dalam beberapa minggu mendatang.

Tujuh pesawat yang dilacak oleh BBC Verify telah melanjutkan perjalanan dan menurut data pelacakan penerbangan dapat terlihat terbang di sebelah timur Sisilia pada Selasa sore. Enam pesawat tidak memiliki tujuan yang jelas, satu mendarat di Pulau Kreta, Yunani.

Kapal induk AS, USS Nimitz, juga mulai bergerak dari Laut Cina Selatan ke Timur Tengah. Nimitz membawa kontingen jet tempur dan dikawal oleh beberapa kapal perusak berpeluru kendali.

Sementara itu, Iran telah mengancam serangan balasan terhadap siapapun yang terlibat membantu Israel. Peringatan itu ditujukan langsung kepada AS, Inggris, dan Prancis sejak Senin. Iran mengancam akan menyerang pangkalan militer negara tersebut jika terbukti membantu Israel, dikutip dari Times of Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us