Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

221 Anggota Parlemen Inggris Desak PM Starmer Akui Negara Palestina

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer. (Arlington National Cemetery, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer. (Arlington National Cemetery, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Sekitar 221 anggota parlemen Inggris mendesak Perdana Menteri Keir Starmer agar mengakui negara Palestina. Desakan ini disampaikan melalui surat terbuka pada Jumat (25/7/2025), saat krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk.

Seruan ini muncul sehari setelah Prancis mengumumkan rencana serupa untuk mengakui Palestina. Pengumuman dari Paris telah menambah tekanan bagi London untuk ikut mengambil sikap.

"Kami paham bahwa Inggris tidak memiliki kekuatan untuk mewujudkan Palestina yang merdeka dan bebas, tetapi pengakuan dari Inggris akan sangat berarti mengingat hubungan historis dan keanggotaannya di Dewan Keamanan PBB, jadi kami mendesak Anda untuk mengambil langkah ini," bunyi surat tersebut, dilansir The Guardian.

1. Pengakuan Inggris dinilai akan sangat berarti

Inisiatif surat ini datang dari Sarah Champion, politisi Partai Buruh yang mengetuai Komite Pembangunan Internasional. Penanda tangan berargumen pengakuan Inggris akan sangat berdampak bagi realisasi solusi dua negara.

Dukungan datang dari berbagai faksi politik, termasuk 131 anggota parlemen dari Partai Buruh. Pemimpin Liberal Demokrat, Sir Ed Davey, dan beberapa politisi Partai Konservatif juga ikut menandatangani.

Melansir The Guardian, tekanan juga datang dari lingkaran dalam kabinet. Wakil PM Angela Rayner dan Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper termasuk di antara menteri senior yang mendukung pengakuan Palestina.

"Pengakuan akan mengirimkan pesan simbolis yang kuat bahwa kami mendukung hak-hak rakyat Palestina, bahwa mereka tidak sendirian dan mereka perlu menjaga harapan bahwa ada jalan yang mengarah pada perdamaian dan keamanan abadi bagi rakyat Israel dan Palestina," tulis Sarah Champion dalam pernyataannya, dilansir BBC.

2. Respons PM Starmer atas desakan

PM Starmer menggambarkan situasi di Gaza sebagai pemandangan yang mengerikan dan tidak boleh dibiarkan. Ia turut mengkritik eskalasi militer Israel yang tidak proporsional serta kekerasan oleh pemukim ekstremis.

Namun, Starmer tidak langsung menyetujui pengakuan segera. Menurutnya, langkah itu harus menjadi bagian dari sebuah rencana perdamaian yang lebih besar dan terstruktur.

"Pengakuan negara Palestina harus menjadi salah satu dari langkah-langkah itu. Saya tegas tentang itu, tetapi itu harus menjadi bagian dari rencana yang lebih luas yang pada akhirnya menghasilkan solusi dua negara dan keamanan abadi bagi warga Palestina dan Israel," kata Starmer, dilansir Al Jazeera.

Saat ini, pemerintah Inggris sedang bekerja sama dengan Yordania untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

3. Tekanan meningkat seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza

Sebelumnya, Prancis mengumumkan akan mengakui Palestina pada September mendatang. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengecam keputusan ini dan menyebutnya sebagai hadiah bagi terorisme.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tampak tidak terkesan. Ia menilai langkah Macron tidak berbobot dan penting, dilansir Sky News.

Desakan ini muncul di tengah laporan lebih dari 59 ribu warga Palestina telah tewas sejak perang dimulai. Organisasi Dokter Tanpa Batas bahkan melaporkan kasus malnutrisi parah pada anak-anak di Kota Gaza telah melonjak tiga kali lipat.

Kantor HAM PBB mencatat lebih dari 1.000 warga Palestina tewas saat mencoba mendapatkan bantuan makanan. Israel selalu membantah telah sengaja menembaki warga sipil dan menuding Hamas mempersulit distribusi bantuan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us