Presiden Tunisia Tunjukkan Foto Anak Gaza yang Kelaparan ke Utusan AS

Jakarta, IDN Times- Presiden Tunisia Kais Saied bertemu utusan senior Amerika Serikat (AS) Massad Boulos di Istana Carthage, Tunis, pada Selasa (22/7/2025). Dalam pertemuan tersebut, Saied menunjukkan sejumlah foto memilukan anak-anak yang kelaparan di Gaza.
Saied menyatakan, ini adalah waktunya bagi dunia untuk bangkit dan menghentikan kejahatan terhadap rakyat Palestina. Pertemuan ini berlangsung di tengah memburuknya krisis kemanusiaan dan meningkatnya tekanan internasional terhadap situasi di Gaza.
1. Saeid tunjukkan bukti kelaparan di Gaza
Pertemuan diawali Saied dengan menunjukkan foto seorang anak kecil yang mencoba memakan pasir.
"Saya yakin Anda tahu betul foto-foto ini. Seorang anak menangis, memakan pasir di wilayah Palestina yang diduduki, karena dia tidak menemukan apa pun untuk dimakan," tutur Saied, dikutip dari France24.
Saied juga menunjukkan foto seorang anak yang sangat kurus hingga tulangnya terlihat jelas. Ia menyebut anak itu berada di ambang kematian karena tidak ada makanan atau air yang bisa ditemukan.
Foto lain yang ditunjukkan adalah gambar pria Palestina yang menggotong jenazah anak-anak berbalut kain kafan. Selama presentasi hampir enam menit itu, Boulos dilaporkan hanya berdiri diam dan mengangguk.
2. Total 101 warga Gaza meninggal dunia akibat kelaparan
Protes Saied muncul di saat lebih dari 100 organisasi kemanusiaan mengeluarkan peringatan serius terkait situasi di Gaza. Mereka melaporkan adanya ancaman kelaparan massal yang sedang menyebar di seluruh Jalur Gaza.
Dilansir Anadolu Agency, 101 orang, termasuk 80 anak-anak, dilaporkan meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi. Profesor Alex de Waal, seorang pakar isu kelaparan, menuduh Israel sengaja menciptakan kelaparan di Gaza.
"Sebenarnya relatif mudah bagi pelaku (Israel) untuk menutup akses ke informasi penting, lalu kemudian mengklaim tidak ada yang mendeklarasikan adanya bencana kelaparan," ujar de Waal kepada Middle East Eye.
Krisis pangan ini dipicu oleh blokade bantuan kemanusiaan yang kembali diberlakukan Israel sejak awal Maret. Di sisi lain, pihak Israel menuduh Hamas memanfaatkan penderitaan warga dengan mencuri pasokan bantuan untuk dijual kembali.
3. Tunisia dukung kedaulatan Palestina

Dalam perbincangan itu, Saied melontarkan kritik terhadap tatanan hukum global saat ini.
"Apakah ini yang disebut legitimasi internasional? Legitimasi itu runtuh dari hari ke hari dan tidak ada artinya ketika kita melihat tragedi yang dialami rakyat Palestina setiap jam," kata Saied.
Ia menegaskan kembali posisi politik negaranya mengenai konflik di Gaza. Saied menyebut seluruh tanah Palestina, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, adalah hak milik rakyat Palestina.
Israel sendiri sedang menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) dan surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk para pemimpinnya. Sementara, situasi di Gaza semakin memprihatinkan, di mana lebih dari 1.000 warga Palestina dilaporkan tewas saat mencari bantuan.
Kunjungan Boulos ke Tunisia merupakan bagian dari agenda lawatan regionalnya. Setelah dari Tunis, ia terbang menuju Tripoli, Libya, untuk melanjutkan tugas diplomatiknya, dilansir The New Arab.