Netanyahu Klaim Gaza Akan Jatuh ke Tangan Israel dalam Waktu Dekat

- Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana menduduki Kota Gaza sepenuhnya, termasuk pelucutan senjata Hamas dan pembentukan zona penyangga di perbatasan.
- Krisis kemanusiaan memburuk di Gaza dengan Israel menutup perlintasan dan memblokir konvoi bantuan, menyebabkan kelaparan dan keputusasaan bagi penduduk setempat.
- Pemerintah Israel mendapat kecaman internasional atas dugaan genosida terhadap masyarakat Palestina, dengan ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, pasukannya akan segera menduduki Kota Gaza sepenuhnya. Ia mengklaim rencana itu bertujuan membentuk administrasi sipil di Jalur Gaza, meski menuai kecaman internasional.
“Batas waktu yang kami tetapkan untuk aksi ini adalah dalam waktu dekat,” kata Netanyahu dalam konferensi pers, dikutip dari Anadolu, Senin (11/8/2025).
Ia mengungkapkan sekitar 70–75 persen wilayah Gaza telah berada di bawah kendali Israel, menyisakan dua titik yang disebut sebagai kubu pertahanan terakhir Hamas, yakni Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di Al-Mawasi, Gaza selatan.
1. Sudah disetujui Kabinet Keamanan Israel

Pada Jumat (8/8), Kabinet Keamanan Israel telah menyetujui rencana Netanyahu untuk menduduki Kota Gaza sepenuhnya. Rencana tersebut mencakup pelucutan senjata Hamas, pembebasan semua sandera Israel, demiliterisasi Jalur Gaza, pembentukan zona penyangga di perbatasan Israel–Gaza, dan pendirian administrasi sipil non-Israel yang dikelola pihak ketiga.
Netanyahu menegaskan pihak yang akan memimpin administrasi sipil itu bukan Hamas maupun Otoritas Palestina, namun ia tidak menjelaskan detailnya.
2. Krisis kemanusiaan memburuk

Sejak 2 Maret, Israel menutup seluruh perlintasan Gaza dan memblokir konvoi bantuan kemanusiaan, meski ratusan truk telah menunggu di perbatasan. Hanya sedikit bantuan yang diizinkan masuk, jauh di bawah kebutuhan untuk mencegah kelaparan.
Program Pangan Dunia (WFP) menyebut sepertiga penduduk Gaza telah beberapa hari tanpa makan, menggambarkan situasi sebagai belum pernah terjadi sebelumnya dalam tingkat kelaparan dan keputusasaan. PBB memperkirakan ratusan truk bantuan harus masuk setiap hari untuk menghentikan kelaparan akibat blokade dan perang.
3. Kecaman dan proses hukum internasional

Sejak serangan militer Israel dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 61.400 warga Gaza tewas, dan wilayah itu kini berada di ambang kelaparan total.
Bulan lalu, lembaga HAM Israel, B’Tselem dan Physicians for Human Rights-Israel, menuduh pemerintah melakukan genosida melalui penghancuran sistematis masyarakat Palestina dan pembongkaran layanan kesehatan di Gaza.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).