Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Netanyahu Marah Rudal Iran Hantam RS di Israel

Serangan rudal. (X.com/@IranMilitary)
Serangan rudal. (X.com/@IranMilitary)
Intinya sih...
  • 71 orang terluka dalam serangan Iran ke Rumah Sakit Israel, sebagian besar luka ringan atau serangan panik
  • Rumah sakit mulai memindahkan pasien sebagai tindakan pencegahan darurat
  • Tak menyangka serangan langsung ke rumah sakit, tentara menyisir gedung hancur

Jakarta, IDN Times - Pecahan kaca dan tumpukan puing berserakan di lantai Pusat Medis Soroka pada Kamis (19/6/2025). Rudal Iran menghantam rumah sakit di selatan Israel dan melukai puluhan orang.

Rumah sakit umum besar, yang melayani sekitar satu juta orang di Israel selatan itu mengalami kerusakan parah akibat serangan. Beberapa bangsal hancur total, dengan puing-puing berserakan di tempat parkir dan jalan setapak di sekitarnya.

"Kami tahu dari suara, itu tidak seperti apa pun yang biasa kami lihat sebelumnya,” kata Nissim Huri, yang bekerja di dapur dan berlindung di tempat perlindungan beton selama serangan.

Huri menggambarkan pemandangan saat keluar dari tempat perlindungan itu sebagai kehancuran total.

Israel melancarkan perang udara terhadap Iran pada Jumat (20/6/2025), menyebutnya sebagai serangan pendahuluan yang dirancang sebagai langkah pencegahan mengembangkan senjata nuklir. Iran telah membantah rencana untuk mengembangkan senjata semacam itu dan membalas dengan melancarkan serangan balik terhadap Israel.

Staf rumah sakit mengatakan ledakan itu sangat kuat sehingga membuat mereka terhuyung mundur. Pada Kamis sore, mereka duduk di halaman rumah sakit sambil menonton ulang video yang memperlihatkan kepulan asap yang membumbung tinggi.

1. 71 Orang terluka dalam serangan

Kementerian Kesehatan Israel mengatakan, 71 orang terluka dalam serangan itu. Sebagian besar korban menderita luka ringan atau serangan panik saat bergegas mencari tempat berlindung. Staf rumah sakit mengevakuasi pasien dan menutup area yang rusak.

Pengawal Revolusi Iran mengatakan telah menargetkan markas besar militer dan intelijen Israel di dekat rumah sakit. Seorang pejabat militer Israel membantah ada target militer di dekatnya.

Rumah sakit mulai memindahkan pasien dari beberapa gedung dalam beberapa hari terakhir sebagai bagian dari tindakan pencegahan darurat dalam menanggapi serangan Iran. Sejak itu, rumah sakit membatasi penerimaan pasien hanya untuk kasus yang mengancam jiwa.

"Pasien di gedung yang rusak dibawa ke fasilitas bawah tanah beberapa jam sebelum serangan," begitu pernyataan Kementerian Kesehatan Israel, dilansir AsiaOne.

2. Tak menyangka serangan langsung ke rumah sakit

Pengangkut medis Yogev Vizman, yang dipanggil ke tempat kejadian tepat setelah ledakan, menyaksikan kehancuran total ketika tiba.

"Seluruh gedung itu terbakar semuanya runtuh. Saya sedih, ini seperti rumah saya. Mereka menghancurkan rumah kami. Saya tidak pernah menyangka akan ada serangan langsung ke rumah sakit," ujarnya.

Tentara dari unit pencarian dan penyelamatan militer Israel menyisir gedung-gedung yang hancur untuk memastikan tidak ada yang terjebak di dalamnya.

Seorang tentara Israel mengatakan, yang dilihatnya pada awalnya hanyalah asap hitam tebal, lalu memeriksa setiap lantai untuk mencari korban.

"Sudah menjadi kehendak Tuhan, tempat ini dievakuasi dari warga sipil tadi malam," katanya, yang berbicara dengan syarat anonim.

Netanyahu marah

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, marah besar dengan serangan Iran ke rumah sakit. Ia mengancam jika Teheran akan membayar serangan tersebut.

"Perdana Menteri dan saya telah menginstruksikan IDF untuk meningkatkan intensitas serangan terhadap target-target strategis di Iran dan terhadap target-target pemerintah di Teheran untuk menghilangkan ancaman terhadap Negara Israel dan melemahkan rezim Ayatollah," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengacu pada Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Sementara itu, Israel menyerang reaktor air berat Arak milik Iran pada Kamis pagi. Air berat yang digunakan di Arak membantu mendinginkan reaktor nuklir tetapi juga menghasilkan plutonium sebagai produk sampingan, yang dapat digunakan untuk memproduksi senjata nuklir.

Berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 yang sekarang dibatalkan, Iran setuju untuk mendesain ulang fasilitas tersebut guna meredakan kekhawatiran proliferasi.

Menurut media pemerintah Iran, tidak ada bahaya radiasi apa pun dan fasilitas tersebut telah dievakuasi sebelum serangan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us