Serangan Israel di Iran Tewaskan 639 Orang, Mayoritas Warga Sipil

Jakarta, IDN Times - Serangan Israel di Iran telah menewaskan sedikitnya 639 orang dan melukai lebih dari 1.300 lainnya sejak 13 Juni 2025. Petugas medis mengatakan bahwa 90 persen korban adalah warga sipil.
“Ada berbagai jenis luka. Anak-anak, remaja, orang dewasa, lansia dan jumlahnya terus bertambah setiap hari," kata Kevyan, seorang perawat di rumah sakit di Teheran, dilansir dari Middle East Eye.
Ia mengungkapkan bahwa rumah sakit kini berada dalam kondisi kacau, sementara ledakan terus mengguncang ibu kota hampir setiap jam.
“Kami belum kekurangan tenaga medis, dan kami masih memiliki persediaan serta peralatan medis, tetapi rasa tekanan psikologis di antara tim medis maupun masyarakat semakin meningkat. Semua orang cemas tentang apa yang akan terjadi selanjutnya," ujarnya.
1. Khawatir Iran bernasib sama seperti Gaza
Keyvan mengatakan bahwa dirinya khawatir Israel akan menggempur Iran habisan-habisan sebagaimana yang telah terjadi di Gaza, yang menyebabkan kehancuran total pada sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut. Dalam hal ini, ia merujuk pada serangan terhadap Rumah Sakit Farabi di Kermanshah pada Senin (16/6/2025).
“Israel telah berulang kali menunjukkan bahwa mereka bersedia melakukan kejahatan apa pun, lalu membungkusnya dengan narasi yang rapi untuk memanipulasi opini publik. Apa yang kami saksikan di Gaza — penderitaan para dokter dan perawat — adalah tragedi bagi kita semua. Kami adalah rekan seprofesi di seluruh dunia," ungkapnya.
Ia pun menyerukan kepada dunia agar tidak melupakan para tenaga medis seperti dirinya.
“Saya menyerukan kepada para dokter dan perawat di mana pun untuk menempatkan diri mereka pada posisi kami dan bersuara, sehingga Israel tidak dapat membawa bencana yang sama seperti yang menimpa staf medis Gaza kepada kita di Iran,” desaknya.
2. Warga Teheran berbondong-bondong meninggalkan kota
Sejak Sabtu (14/6/2025), ketika serangan Israel terhadap area sipil semakin meningkat, mayoritas penduduk Teheran memutuskan untuk meninggalkan kota tersebut. Hal ini menyebabkan kemacetan besar dan antrian panjang di SPBU.
Mahsa dan suaminya, Mehdi, memutuskan untuk pergi ke Pardis, sebuah kota kecil dekat Teheran, pada Selasa (17/6/2025).
“Orang tua saya tinggal di sana. Jadi kami memutuskan untuk tinggal bersama mereka. Tapi kami butuh waktu 6 jam untuk berkendara sejauh 48 kilometer. Lalu lintas sangat buruk, sejujurnya kami ingin memarkir mobil di jalan raya dan hanya tidur di sana," kata Mahsa.
Sementara itu, seorang warga Teheran bernama Ali, menuding Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berbohong dengan mengklaim bahwa Tel Aviv hanya menargetkan pejabat rezim Iran.
“Tapi yang saya lihat sekarang justru gedung-gedung tempat tinggal, perkantoran, dan rumah sakit yang dihantam. Rasanya seperti kami telah dibohongi. Dia ingin menjadikan kami seperti Beirut, seperti Gaza,” ujarnya.
3. Sekitar 25 orang tewas akibat serangan Israel di Iran
Serangan Israel telah mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan. Tel Aviv melaporkan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan rudal Iran.
Dilansir dari Al Jazeera, Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengambil keputusan dalam dua pekan ke depan apakah Washington akan terlibat dalam konflik Israel-Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dijadwalkan bertemu dengan mitranya dari Prancis, Jerman, dan Inggris di Jenewa pada Jumat (20/6/2025) untuk membahas program nuklir Iran serta upaya mengakhiri perang.