Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: Iran Bisa Lanjutkan Program Nuklir dalam Hitungan Bulan

Dierektur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi. (wikimedia.org/IAEA Imagebank)
Intinya sih...
  • Kapasitas nuklir Iran tidak bisa dihancurkan total.
  • Ada misteri keberadaan stok uranium Iran.
  • Masalah nuklir Iran harus diselesaikan lewat diplomasi.

Jakarta, IDN Times- Badan pengawas nuklir PBB (IAEA) mengungkapkan bahwa Iran kemungkinan dapat kembali memproduksi uranium yang diperkaya hanya dalam hitungan bulan. Penilaian tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, menyusul serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran pekan lalu.

Pendapat Grossi ini berbeda dengan klaim yang dilontarkan AS, yang menyebut program nuklir Iran telah mundur beberapa dekade. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengakui kerusakan yang dialami negaranya tergolong serius, namun tidak merinci lebih jauh, dilansir The Guardian pada Sabtu (28/6/2025).

1. Kapasitas nuklir Iran tidak bisa dihancurkan total

Grossi menjelaskan bahwa kerusakan fisik tidak serta-merta melenyapkan kapasitas nuklir Iran. Ia menyebut pengetahuan, kemampuan industri, serta teknologi nuklir sebuah negara tidak dapat dihancurkan oleh serangan militer. Sebagian dari fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan dilaporkan masih berdiri.

Untuk memulai kembali programnya, Iran tidak perlu membangun ulang semuanya dari awal. Negara itu dinilai hanya perlu mengaktifkan kembali sebagian kecil perangkat sentrifugal yang tersisa untuk dapat kembali berproduksi.

"Dalam hitungan bulan, saya yakin mereka bisa mengoperasikan beberapa deret sentrifugal untuk memproduksi uranium yang diperkaya, atau bahkan lebih cepat dari itu. Tapi, sejujurnya, kami tidak bisa mengklaim bahwa semuanya sudah musnah dan tidak ada apa-apa lagi di sana," tutur Grossi, dilansir dari CBS News, pada Sabtu (28/6/2025).

Iran sendiri secara konsisten membantah bahwa program nuklirnya bertujuan untuk mengembangkan senjata. Namun, Grossi menyatakan, bahkan sebelum serangan terjadi, IAEA sudah tidak dapat sepenuhnya memverifikasi klaim damai tersebut. Hal ini dikarenakan Teheran gagal menjawab beberapa kecurigaan IAEA.

2. Misteri keberadaan stok uranium Iran

Salah satu ketidakpastian terbesar saat ini adalah nasib sekitar 408,6 kilogram stok uranium Iran yang telah diperkaya hingga kemurnian 60 persen. IAEA mengaku tidak lagi mengetahui di mana material tersebut berada setelah serangan terjadi. Material tersebut menjadi perhatian, karena jika dimurnikan lebih lanjut dapat dipakai untuk membuat lebih dari sembilan bom nuklir.

"Sebagian bisa saja hancur akibat serangan, tetapi sebagian lain bisa saja telah dipindahkan. Jadi harus ada klarifikasi pada suatu saat nanti," kata Grossi, seperti dikutip Times of Israel.

Situasi menjadi lebih rumit setelah parlemen Iran memutuskan untuk menangguhkan kerja sama dengan para inspektur IAEA. Tidak hanya itu, Teheran juga menolak permintaan kunjungan dari Grossi untuk memeriksa langsung lokasi-lokasi yang rusak.

3. Masalah nuklir Iran harus diselesaikan lewat diplomasi

misil Iran. (unsplash.com/Moslem Danesh)

Grossi berpendapat bahwa IAEA perlu diberi akses untuk memeriksa fasilitas nuklir Iran. IAEA harus mengonfirmasi material apa yang tersisa, di mana lokasinya, dan apa yang sebenarnya telah terjadi di berbagai fasilitas nuklir Iran.

Menanggapi langkah parlemen Iran, Grossi mengingatkan bahwa Iran tidak bisa menghindari kewajiban internasionalnya dengan mengeluarkan undang-undang baru. Ia merujuk pada kewajiban Iran sebagai salah satu negara penanda tangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Menurut Grossi, masalah program nuklir Iran tidak akan bisa diselesaikan dengan solusi militer. Satu-satunya jalan keluar yang permanen adalah melalui sebuah kesepakatan yang dapat diawasi dan diverifikasi oleh komunitas internasional.

"Kita memerlukan sebuah perjanjian. Kita membutuhkan sistem pengawasan yang akan memberikan jaminan kepada semua orang, semua orang di kawasan ini dan di tempat lain, bahwa kita benar-benar bisa membuka lembaran baru," ujar Grosi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us