Sakelar Bahan Bakar Air India Sempat Mati Sebelum Jatuh
.jpg)
Jakarta, IDN Times - Penyebab jatuhnya pesawat Air India AI171 mulai terungkap setelah laporan investigasi awal dirilis Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) pada Sabtu (12/7/2025). Laporan itu menyatakan sakelar bahan bakar dipindahkan ke posisi cutoff atau mati sesaat setelah pesawat lepas landas.
Kecelakaan pada 12 Juni itu menewaskan 260 orang, terdiri dari 241 penumpang dan kru, serta 19 orang di darat. Tragedi ini menjadi salah satu kecelakaan udara paling mematikan dalam satu dekade terakhir, dilansir Al Jazeera.
1. Kotak hitam ungkap detik-detik terakhir sebelum kecelakaan
Data dari kotak hitam menunjukkan kedua sakelar bahan bakar digerakkan ke posisi cutoff secara bergantian dengan jeda hanya satu detik. Akibatnya, pesawat Boeing 787 Dreamliner itu langsung kehilangan daya dorong dan mulai turun ketinggian.
Rekaman suara kokpit juga menangkap percakapan singkat namun krusial di antara pilot. Salah satu pilot bertanya kepada rekannya mengapa ia memutus aliran bahan bakar, yang kemudian dibantah oleh pilot lainnya, dilansir CNN.
Meskipun ada upaya untuk mengembalikan sakelar ke posisi semula dan menyalakan mesin kembali, pesawat tidak dapat diselamatkan. Panggilan darurat "Mayday, Mayday, Mayday" terdengar sesaat sebelum pesawat menabrak daratan dan meledak.
Satu-satunya penumpang yang selamat, Vishwashkumar Ramesh, sempat menceritakan detik-detik mengerikan yang dialaminya.
"Pesawat terasa seperti tersangkut di udara sesaat setelah lepas landas sebelum lampu mulai berkedip-kedip. Tiba-tiba pesawat itu menabrak sebuah gedung dan meledak. Saya tidak percaya bagaimana saya bisa keluar hidup-hidup," ujar Ramesh, dilansir The Guardian.
2. Sakelar bahan bakar tidak dapat berpindah dengan mudah
Pergerakan sakelar tersebut masih menjadi misteri dalam investigasi ini. Komponen itu dirancang dengan mekanisme pengunci khusus untuk mencegah perpindahan posisi yang tidak disengaja selama penerbangan.
Penggunaan sakelar ini normalnya hanya saat pesawat berada di darat untuk mematikan mesin. Sakelar ini diaktifkan dalam penerbangan hanya untuk kondisi darurat seperti kebakaran mesin, yang tidak ditemukan dalam laporan awal.
Pilot yang bertugas merupakan penerbang berpengalaman. Kapten pilot Sumeet Sabharwal memiliki lebih dari 15.600 jam terbang, sementara co-pilot Clive Kunder memiliki lebih dari 3.400 jam terbang.
"Sakelar tersebut tidak bisa bergerak hanya karena disenggol. Jika sakelar digerakkan pilot, untuk apa?" ujar pakar keselamatan penerbangan, John Cox.
3. Penyelidikan masih berlanjut
Pesawat nahas itu jatuh di kawasan pemukiman padat penduduk di Ahmedabad. Puing pesawat menimpa sebuah asrama mahasiswa kedokteran yang saat itu sedang ramai.
Laporan awal ini tidak menimpakan kesalahan kepada pihak manapun, baik maskapai maupun pabrikan pesawat. AAIB menyatakan investigasi masih berlanjut dan akan memakan waktu berbulan-bulan.
Investigasi ini turut melibatkan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat. Keterlibatan NTSB diperlukan karena pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini merupakan buatan Boeing, perusahaan asal AS.
Pihak Air India mengonfirmasi telah menerima laporan awal ini dan berjanji akan terus bekerja sama dengan otoritas.
"Air India berdiri dalam solidaritas dengan keluarga dan mereka yang terdampak oleh kecelakaan AI171. Kami terus berduka atas kehilangan ini dan berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan selama masa sulit ini," tulis perusahaan tersebut, dilansir NBC.